Senin, 02/6/25 | 02:14 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI

Berdamai Setengah Hati

Selasa, 19/5/20 | 06:54 WIB

Wizri Yasir

Oleh:
Wizri Yasir
Ketua Umum DPD BKPRMI Lima Puluh Kota

Sikap rendah hati yang dimiliki warga negara, akan mengurangi sikap pro dan kontra yang berlebihan. Namun tidak menghilangkan sikap kritis untuk perbaikan keadaan.

Beberapa hari menjelang Ramadan berakhir, kita disuguhi pemandangan yang kurang sesuai menurut sebagian orang disaat pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Masyarakat kembali tumpah memadati pasar, mall dan tempat lainnya yang sudah merupakan tradisi turun temurun untuk menyambut lebaran. Padahal semua orang tahu, pandemi Covid-19 mengharuskan masyarakat untuk tidak berkerumun agar penyebaran Coronavirus bisa dihambat.

BACAJUGA

Sehat dengan Manajemen Penggunaan Gadget

Sehat dengan Manajemen Penggunaan Gadget

Jumat, 10/1/25 | 13:18 WIB
Pilkada 2024, Representasi Wajah Demokrasi Indonesia ke Depannya

Pilkada 2024, Representasi Wajah Demokrasi Indonesia ke Depannya

Senin, 09/12/24 | 13:11 WIB

Banyak orang khawatir dengan keadaan ini, terutama para tenaga medis dan tim gugus tugas penanganan Covid-19 yang sudah berjibaku berjuang memutus penyebaran virus. Perjuangan mereka seakan tak berarti dengan kembalinya masyarakat berkerumun di pasar yang ditenggarai menjadi tempat penyebaran virus paling cepat.

Bahkan di jagad percuitan, hastag #TerserahIndonesia menjadi trending topik. Para tenaga medis, masyarakat dan tim gugus tugas serasa pasrah dengan keadaan. Mereka kecewa, kesal bercampur aduk dengan kesedihan. Tapi apa daya, dengan alasan menyambut tradisi yang sudah mendarah daging, semua aturan, semua anjuran di abaikan.

Jaga jarak, cuci tangan, pakai masker saat keluar rumah seakan hanya tinggal anjuran. Pakaian baru, perlengkapan rumah yang baru menjadi alasan sebagian masyarakat untuk kembali berkerumun di pasar dan mall.

Apakah ini yang disebut berdamai dengan Coronavirus 2019? Membiarkan masyarakat saling menularkan ditengah kerumunan, menerima masyarakat yang pulang kampung dari daerah terjangkit bebas berkeliaran, Wallahu ‘alam.

Apakah membiarkan diri terjangkit, kemudian meninggal (pilihan jika tak sembuh) atau herd imunity akan menjadi pilihan menjelang akhir perjuangan? Tentu semua kembali kepada diri kita masing-masing.

Pada tulisan sebelumnya saya sudah mengabarkan bagaimana kita bisa belajar dari Taiwan dalam menangani Covid-19 ini. Kunci utama mereka adalah kepatuhan masing-masing pribadi. Karena yang menjadi garda terdepan dalam mencegah penyebaran Covid-19 bukanlah tenaga medis melainkan masyarakat.

https://scientia.id/2020/05/06/belajar-dari-taiwan/

Taiwan negara yang paling sedikit terjangkit Coronavirus di dunia, Pasar tetap buka, mall juga begitu, denyut ekonomi terus bergerak, bahkan pertandingan olahraga pun mereka selenggarakan.

Kuncinya, masyarakatnya patuh, jaga jarak aman, saling membantu untuk pakai masker satu sama lain. Dan mereka berhasil sehingga dijuluki Covid-19 Hero. Mereka juga sudah membantu negara lain dalam penanganan covid-19.

Kembali kepada kita, bisa jadi iya bisa jadi tidak. Mungkin saja berdamai dengan Coronavirus seperti yang disampaikan pejabat negeri ini adalah meniru Taiwan. Kita tetap melaksanakan kegiatan dan aktivitas seperti biasa, namun tetap dalam koridor protap kesehatan sesuai anjuran yang ada.

Sepertinya kata berdamai yang disampai pejabat negeri ini, ditangkap dan diterjemahkan sebagian masyarakat dengan kembali ke kehidupan normal seperti biasa. Beraktivitas seperti biasa.

Sejatinya bukan begitu. Sebagai garda terdepan dalam mencegah penyebaran Covid-19, kita tetap harus melaksanakan anjuran pemerintah untuk selalu menjaga jarak, rajin cuci tangan dan memakai masker jika berada di luar rumah, sampai wabah ini benar-benar reda.

Menjelang akhir Ramadan ini mari kita tingkatkan kualitas dan kuantitas ibadah. Jangan sampai perjuangan kita hanya mendapatkan haus dan lapar diakhirnya, karena dipenuhi dengan mencaci dan mengumpat keadaan. Dan itu tak akan membuat kita lebih baik.

Bergembira lah dalam ujian, karena ketakutan berlebihan membuat imun tubuh menurun dan diri mudah terserang virus. Bergembiralah, karena sesungguhnya kualitas iman kita sebagi umat Muhammad SAW, saat ini sedang diuji dengan hadirnya Covid-19. Kepatuhan diri kita untuk tidak menjerumuskan diri kedalam kebinasaan adalah seruan Yang Maha Tahu apa yang ada dalam hati kita.

Mungkin saja ini ujian kita semua untuk berdamai dengan alam sepenuh hati bukan setengah hati.

Tulisan ini bukan untuk menggurui para pejuang Covid-19. Namun memperbanyak sudut pandang terhadap sebuah persoalan yang sedang melanda dunia. Semoga wabah ini cepat berlalu dan kita hidup kembali normal dan berdampingan.

Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadan.
26 Ramadan 1441 H menjelang Syuruq.(*)

Tags: Berdamai Setengah HatiOpiniWizri Yasir Tan Marajo
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Mengugah Kesadaran, Sebuah Refleksi

Berita Sesudah

Bonus Demografi dan Peranan Pemuda dalam Pendidikan

Berita Terkait

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Cerita dari Balik Busa dan Bilasan

Minggu, 01/6/25 | 16:05 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Ada satu kebiasaan yang tak pernah absen menemani masa-masa kuliah saya dulu, menumpuk cucian....

Epigram 60: Perayaan Ulang Tahun Terakhir Joko Pinurbo

Epigram 60: Perayaan Ulang Tahun Terakhir Joko Pinurbo

Minggu, 01/6/25 | 11:46 WIB

Oleh: Ghina Rufa’uda (Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia dan Bergiat di Labor Penulisan Kreatif FIB Universitas Andalas)   Rekeningku hanya tempat...

Pesan Moral dalam Cerpen “Robohnya Surau Kami”

Pesan Moral dalam Cerpen “Robohnya Surau Kami”

Minggu, 01/6/25 | 11:18 WIB

Oleh: Sufrika Sari (Mahasiswi Prodi Sejarah dan Bergiat di Labor Penulisan Kreatif FIB Universitas Andalas) Kesalehan lahiriah bukanlah jaminan seseorang...

Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Perbedaan Kata “Agak”, “Sedikit”, “Cukup”, dan “Lumayan”

Minggu, 01/6/25 | 11:00 WIB

Oleh: Reno Wulan Sari (Dosen Tamu Busan University of Foreign Studies, Korea Selatan) Edisi Klinik Bahasa Scientia kali ini akan...

Puisi-puisi Yogi Resya Pratama

Puisi-puisi Yogi Resya Pratama

Minggu, 01/6/25 | 10:01 WIB

Ilustrasi: Meta AI Malamku Berisik Oleh: Yogi Resya Pratama Mengusik dan berderik Akar-akar akal pun tak luput mancari siasat Merayu...

Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Minggu, 01/6/25 | 06:46 WIB

Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra Gambar Diri Ini gambar diri. Aku yang berjalan tak selalu lurus, kadang tersandung bayangan sendiri, cerobohku...

Berita Sesudah

Bonus Demografi dan Peranan Pemuda dalam Pendidikan

Discussion about this post

POPULER

  • Kualitas Aspal Jalan di Kecamatan IV Koto Agam Dipertanyakan

    Kualitas Aspal Jalan di Kecamatan IV Koto Agam Dipertanyakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Libur Panjang 29 Mei – 1 Juni 2025, Ini Rekomendasi Wisata Seru di Kota Padang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Zalmadi Sesalkan RS Rasidin Tolak Pasien Hingga Meninggal : Itu Tidak Manusiawi!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pesan Moral dalam Cerpen “Robohnya Surau Kami”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Epigram 60: Perayaan Ulang Tahun Terakhir Joko Pinurbo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Klarifikasi Wali Nagari Koto Gadang, Lahan Sawit yang Dipinjamkan ke Petani Akan Diremajakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024