Salman Herbowo
(Kolumnis Rubrik Renyah Scientia.id)
Kacamata bagi saya mejadi benda yang amat penting dalam menunjang aktivitas harian. Jika ada benda yang pertama kali saya cari saat bangun tidur, benda itu adalah kacamata. Dalam hal ini adalah kacamata lensa minus. Bila dilepaskan, kacamata selalu diletakan tidak jauh dari jangkauan tangan saya. Tentu dengan tujuan agar mudah untuk diambil kembali. Menimbang begitu pentingnya peran kacamata, saya pun memilikinya lebih dari satu sebagai cadangan bila yang digunakan mengalami gangguan atau hilang. Paling tidak ada dua yang selalu siaga yang sedang digunakan dan yang tersimpan di dalam tas.
Setiap kacamata memiliki kisah tersendiri dibalik proses mendapatkannya. Saya masih ingat saat pertama kali harus menggunakan kacamata minus, tepatnya di bangku sekolah menengah. Dan sejak saat itu hingga sekarang, sudah beberapa kali kacamata minus saya selalu berganti baik lensa maupun model frame. Setiap pergantian frame selalu diiringi dengan penambahan jumlah minus lensa, sungguh menyedihkan.
Bagi saya selain sebagai kebutuhan primer, kacamata juga merupakan bagian dari fesyen penunjang penampilan. Beragam pula macam tujuan di balik penggunaan kacamata. Dengan lensa photochromic, si pengguna akan terlihat keren saat berada di luar ruangan. Lensa itu secara otomatis akan berubah menjadi gelap karena pancaran sinar matahari. Manfaat membantu penglihatan terasa, kerennya juga dapat, setidak begitu yang saya rasakan.
Selain lensa, frame kacamata juga berbagai macam pula jenisnya, ada yang unik dan ada juga yang klasik. semuaNya tentu mempunyai penggemar tersendiri. Ada pula menggunakan frame kacamata terbuat dari kayu tentu ini menjadi bentuk yang unik. Tidak jarang pula model frame yang begitu memiliki harga yang mahal. Mungkin karena bahan dan cara membuatnya yang handmade menambah kesan ekslusif bagi penggunanya.
Bercerita perihal kacamata tidak ada habisnya, baik mengenai bentuk frame, maupun jenis lensanya. Benda yang satu ini juga dapat digunakan dalam penunjang penampilan. Bagi yang suka bepergian untuk keperluan traveling misalnya, kacamata hitam merupakan suatu hal yang penting dan harus dibawa, baik di saat ke pantai atau pun ke gunung. Selain sebagai fesyen, fungsi dari kacamata hitam itu tentu untuk melindungi mata dari teriknya paparan sinar matahari. Fungsi lain dari kacamata hitam adalah sebagai alat penyamaran. Ketika menonton film-film detektif atau action, akan ada adegan penyamaran yang dilakukan dengan menggunakan kacamata hitam disertai topi dan setelan jas hitam. Bahkan tanpa kacamata hitamnya, penyamaran si agen itu pun akan ketahuan. Kira-kira begitu salah satu adegan penyamaran yang pernah saya saksikan. Tentu saja, kacamata menjadi poin utamanya.
Sebelum mengakhiri tulisan ini, saya teringat lawakan dari Mongol pada sebuah acara Stand Up Comedy. Ia menceritakan seseorang yang bertanya mengenai gayanya yang selalu memakai kacamata di kepala, bukan pada tempat yang semestinya. Ia pun menjelaskan bahwa yang minus pada dirinya bukanlah mata, melainkan isi kepalanya. Tentu ini menjadi sisi lain dari pengguna kacamata. Adakah dari pembaca yang serupa dengan Mogol dalam hal penggunaan kacamata?
Discussion about this post