Minggu, 18/5/25 | 21:09 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI KREATIKA

Puisi-puisi Feiruzy Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Minggu, 27/4/25 | 16:31 WIB

Puisi-puisi Feiruzy Azzahra

 

Merindu Nagari Nan Jauh

Tiap langkah yang menapak
Meninggalkan rindu yang menjejak
Risau nan gulandah memenuhi diri
Tak kuasa jauh dari nagari

Jauh di sana;
Di antara bukit-bukit yang menjulang
Terdapat rasa yang tak sanggup angin sampaikan
Di antara sayap-sayap yang mengepak
dan lembah Harau yang membisu
Terdapat hati yang berbisik rindu

BACAJUGA

Puisi-puisi Karya Farha Nabila dan Ulasannya Oleh Dara Layl

Puisi-puisi Karya Farha Nabila dan Ulasannya Oleh Dara Layl

Minggu, 11/5/25 | 07:10 WIB
Cerpen “Sejauh Apapun, Kau Akan Selalu Hebat” karya Balqin Adzra dan Ulasannya oleh M. Adioska

Cerpen “Sejauh Apapun, Kau Akan Selalu Hebat” karya Balqin Adzra dan Ulasannya oleh M. Adioska

Minggu, 04/5/25 | 08:40 WIB

Masihkah kau ingat?
Senda gurau kala itu;
Ketika kaki-kaki kecil berlari riang
Mengitari surau hingga sawah yang berjenjang
Ketika saluang merdu bersahutan
Bagai bisikan ibu, tenang dan hening
Menghibur hati, melepas lara

Masihkah kau ingat?
Suasana hari itu;
Ketika kaum tua sibuk menakar nasib
Di dalam lapau, di antara semerbak kopi-kopi
Ketika para gadis sibuk menampi padi
Di tepian ladang, di antara gemericik embun pagi
Ketika sang ibunda menitikkan rindu
Di rumah gadang, di antara asap randang yang menggebu

Biar alam takambang jadi guru
Menegaskan langkah yang kian ragu
Dari jauh kusisipkan rindu
Pada nagari dan anginnya yang syahdu

—Harau, 16 Januari 2025

Senandung Duka

Bagai ombak yang tak lelah memukul pantai
Luka yang tertanam tumbuh dan tertuai
Enggan hilang, datang tuk menerjang
Ialah sang bayang dalam lukisan

Izinkan aku tuk berlari
dan kutukan duniawi
Aku terus tersesat
Di dalam sekat
Yang kian menyayat

Bias cahaya yang remang
Perlahan datang mengusir bayang
Sendu kubisikkan doa-doamu
Semoga yang kelam dan redam

Kutempuh badai, kuterjang ombak
Meski seribu nestapa menjerat
Bait-baitmu tetap terucap
Dalam hati yang berharap

Jalan setapak kulalui
Namun terjalnya kembali menghantui
Berkali-kali banyaknya aku lupa
Bahwa kita hanyalah manusia

Namun aku enggan menyerah
Pada hari yang marah
Kan kudekap duka yang tak terucap
Meski takdir hitam berbisik harap

Kupenggal namamu dalam gelap
Namun hanya hening yang menjawab
Ragu kutanyakan pada waktu
Akankah luka ini berlalu

Namun ini senandung duka;
Sayup debu perkotaan
Klakson kendaraan
Jadi saksi nyata
Pada duka tak sudah

—Harau, 16 Januari 2025

 

Rindu

Takdir telah berganti ditepis waktu
Seperti ragamu yang sirna di bawah semu
Sebab rindu membawa candu
Buat anganku tetap terpaku

Berkali-kali aku berputar
Pada raga yang tak sama
Berkali-kali aku terjerat
Dalam untaian masa yang sama

Sekali lagi tertawa lalu menangis
Untuk hari yang tak akan kembali
Sekali lagi luluh dan runtuh
Pada senyum tak abadi

Hilang tlah hilang dirimu
Tetap kan menetap memoriku
Dunia adalah dunia tapi kau semesta
Kian abadi tapi tidak denganku

—Harau, 16 Januari 2025

 

Tentang Penulis

Fairuzy  Azzahra, merupakan siswa SMA yang sangat suka membaca dan menulis. Ia menjadikan puisi sebagai wadah untuk menyampaikan gagasan untuk dinikmati oleh pembaca.

 

 


Senandung Duka Rindu

Oleh Ragdi F. Daye

(buku kumpulan puisinya Esok yang Selalu Kemarin, 2019)

 

Kutempuh badai, kuterjang ombak

Meski seribu nestapa menjerat

Bait-baitmu tetap terucap

Dalam hati yang berharap

 

Pradopo (2009) mengatakan bahwa penyair hendak mencurahkan perasaan dan isi pikirannya dengan setepat-tepatnya seperti yang dialami batinnya melalui kata-kata yang dipilih untuk mewakili gagasan yang disampaikan atau menggunakan diksi. Diksi adalah pemilihan kata-kata yang memiliki kedudukan sangat penting dalam puisi. Sebagai karya yang bersifat fiktif, karya sastra bisa menjadi media curahan hati yang efektif bagi pengarangnya dalam bentuk tulisan menjadi puisi, cerpen, novel, maupun naskah drama. Karya sastra yang ditulis pengarang tersebut kemudian dibaca dan dipahami oleh pembaca sehingga pembaca dapat mengerti maksud dan pesan yang disampaikan oleh pengarang melalui karyanya tersebut.

Pada edisi kali ini, Kreatika memuat tiga buah puisi karya Feiruzy Azzahra. Ketiga puisi tersebut berjudul “Merindu Nagari Nan Jauh”, “Senandung Duka”, dan “Rindu”. Puisi pertama Puisi menyampaikan kerinduan yang dalam terhadap kampung halaman (nagari). Emosinya mengalir lembut dan menyentuh hati. Diksi lokalitas seperti “surau”, “lapau”, “lembah Harau”, “saluang”, dan “randang” memperkaya puisi dengan budaya Minangkabau, memperkuat identitas budaya dalam puisi yang cenderung bernuansa romantis. Puisi ini juga bernada sentimentil berupa monolog penyair yang sedang berbicara kepada diri sendiri dengan nuansa lirih dan penuh kenangan disebabkan kerinduan mendalam.

Struktur teks puisi ini cukup panjang dengan pengulangan-pengulangan yang dapat memberi efek puitis yang enak dibaca dan menimbulkan keindahan bunyi. Repetisi yang berlebihan tidak hanya menimbulkan efek dramatis namun juga bisa menjemukan. Risiko ini perlu menjadi perhatian penulis meski secara keseluruhan, puisi ini sangat indah mengungkapkan kerinduan mendalam terhadap kampung halaman, khususnya kampung di Minangkabau. Feiruzy dan lembut berhasil mengekspresikan cinta pada budaya, kenangan masa kecil, dan suasana yang tidak bisa tergantikan oleh tempat lain. Penyair juga menyisipkan pesan filosofis ‘alam takambang jadi guru’ supaya pembaca tetap menggali dan mewarisi nilai-nilai tuntunan hidup dari kampung halaman.

Bahasa merupakan salah satu unsur terpenting dalam sebuah karya sastra (Nurgiyantoro, 2010: 272). Bahasa dalam seni sastra tersebut dapat disamakan dengan cat warna. Sebagai salah satu unsur terpenting, maka bahasa sastra. Menggunakan bahasa untuk menyampaikan gagasan dan imajinasi dalamproses penciptaan karya sastra sangat diperlukan oleh setiap pengarang. Hal ini menyiratkan bahwa karya sastra merupakan peristiwa bahasa. Dengan demikian, unsur bahasa merupakan sarana yang penting dandiperhitungkan dalam penyelidikan suatu karya sastra, karena bahasa berfungsi untuk memperjelas makna.

Sayuti (2008: 3) merumuskan bahwa puisi merupakan bentuk pengucapan bahasa yang memperhitungkan aspek bunyi, berisi ungkapan pengalaman imajinatif, emosional, dan intelektual penyair dari kehidupannya. Dengan demikian, puisi harus mampu membangkitkan pengalaman tertentu dalam diri pembaca atau pendengarnya.

Puisi kedua “Senandung Duka” masih mempertahankan gaya berbahasa yang lirih dan lembut serta memperhitungkan aspek bunyi yang membangkitkan emosi. Puisi ini sarat dengan perasaan luka, harap, dan perjuangan yang disampaikan dengan tulus dan penuh jiwa. Nada puisi sangat konsisten mengesankan kesunyian, melankolis, murung, dan kedukaan. Metafora yang digunakan menciptakan atmosfer yang emosional dan mendalam seperti “ombak memukul pantai”, “badai dan ombak”, serta “bias cahaya yang remang” memberi makna ganda yang dalam dan visual yang kuat.

Penggunaan diksi ‘klakson’ yang kontras sedikit mengejutkan, ‘Namun ini senandung duka;/ Sayup debu perkotaan/ Klakson kendaraan/ Jadi saksi nyata/ Pada duka tak sudah.’ Bait ini seperti sentakan yang yang membangkitkan kesadaran kita yang sedang termangu atau terpruk dalam perasaan duka cita yang suram.

Puisi ketiga sepertinya puncak dari melankolisme Feiruzy. Setelah larut dalam kerinduan pada kenangan kampung halaman yang ditinggalkan dan perasaan duka yang tak tertanggungkan, puisi terakhir menyuguhkan antiklimaks atas harapan yang kandas. Feiruzy membuka puisi dengan ‘Takdir telah berganti ditepis waktu/ Seperti ragamu yang sirna di bawah semu/ Sebab rindu membawa candu/ Buat anganku tetap terpaku’.

Perasaan rindu pada sosok yang didambakan memicu persona melakukan tindakan irasional yang kadang terkesan konyol dan memalukan. Orang-orang yang sedang jatuh cinta menampakkan polah tingkah perilaku aneh yang lucu dan juga bisa menjengkelkan. Hingga mereka sampai pada titik bisa kembali berpikir jernih ketika yang mereka hadapi adalah kenyataan yang tidak sama dengan igauan. Realitas patah hati mendatangkan frustrasi, ‘Hilang tlah hilang dirimu/ Tetap kan menetap memoriku/ Dunia adalah dunia tapi kau semesta/ Kian abadi tapi tidak denganku.’ Larik ‘abadi tapi tidak denganmu’ adalah antiklimaks yang tragis dari senandung lirih Feiruzy minggu ini. []

 

Tentang Kreatika

Kolom ini diasuh oleh FLP Sumatera Barat bekerja sama dengan Scientia.id. Kolom ini diperuntukkan untuk pemula agar semakin mencintai dunia sastra (cerpen dan puisi). Adapun kritik dalam kolom ini tidak mutlak merepresentasikan semua pembaca. Kirimkan cerpen atau puisimu ke karyaflpsumbar@gmail.com.

Tags: #Ragdi F. DayeFeiruzy AzzahraFLP SumbarKreatika
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Puisi-puisi Maryatul Kuptiah

Berita Sesudah

Sastra Lisan dalam Keseharian

Berita Terkait

Puisi-puisi Karya Farha Nabila dan Ulasannya Oleh Dara Layl

Puisi-puisi Karya Farha Nabila dan Ulasannya Oleh Dara Layl

Minggu, 11/5/25 | 07:10 WIB

Puisi-puisi Farha Nabila   Kanak-Kanak dalam Diri Tatkala kutemukan diriku dalam relung kesepian Yang disana takkan kutemukan dengungan sumpah serapah...

Cerpen “Sejauh Apapun, Kau Akan Selalu Hebat” karya Balqin Adzra dan Ulasannya oleh M. Adioska

Cerpen “Sejauh Apapun, Kau Akan Selalu Hebat” karya Balqin Adzra dan Ulasannya oleh M. Adioska

Minggu, 04/5/25 | 08:40 WIB

Sejauh Apapun, Kau Akan Selalu Hebat Karya: Balqin Adzra   “Silahkan mampir! Kami mempunyai mochi varian baru!” teriak sang penjual...

Cerpen “Rantau Nan Jauh” Karya Salman Luthfi Al Fayyadh dan Ulasannya Oleh Azwar

Cerpen “Rantau Nan Jauh” Karya Salman Luthfi Al Fayyadh dan Ulasannya Oleh Azwar

Minggu, 20/4/25 | 20:36 WIB

Rantau Nan Jauh Cerpen Karya: Salman Luthfi Al Fayyadh   Kalian tidak akan percaya jika kuceritakan matahari yang mendaki Singgalang...

Puisi-puisi Fatma Hayati dan Ulasannya Oleh Dara Layl

Puisi-puisi Fatma Hayati dan Ulasannya Oleh Dara Layl

Minggu, 13/4/25 | 20:49 WIB

Puisi-puisi Fatma Hayati   Daster Ibu Tiba-tiba terdengar suara Kreeekkk..... "Daster ibu sobek" Aku spontan berteriak ke arah ibu Ibu...

Cerpen “Baganti jo Kain Hitam” Karya Athifaleaa dan Ulasannya oleh M. Adioska

Cerpen “Baganti jo Kain Hitam” Karya Athifaleaa dan Ulasannya oleh M. Adioska

Minggu, 30/3/25 | 17:36 WIB

Baganti jo Kain Hitam Karya: Athifaleaa   Di tengah udara yang hangat, di sebuah desa di Minangkabau, kehidupan terasa penuh...

Puisi-puisi Muhammad Yusuf Husein dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Puisi-puisi Muhammad Yusuf Husein dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Minggu, 23/3/25 | 18:57 WIB

Puisi-puisi Muhammad Yusuf Husein   Santri untuk Negeri   Pemimpin impian Kini waktu telah tiba Terus melangkah sebagai awal permulaan...

Berita Sesudah
Sebagian Tidak Suka Orang yang Banyak Cerita

Sastra Lisan dalam Keseharian

POPULER

  • Kobaran api yang membakar PT Teluk Luas di Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang dari sisi samping pabrik. Minggu, (18/05/2025) [foto : sci:yrp]

    Pabrik Karet, PT Teluk Luas Terbakar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puisi-puisi Karya Farha Nabila dan Ulasannya Oleh Dara Layl

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jumbo, Cermin Estetika Luka Dewasa di Balutan Imaji Anak-Anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Realitas Kekuasaan Budaya Politik Elite di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puisi-puisi Yogi Resya Pratama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Indonesia dalam Korpus Histori Bahasa Inggris

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sumbang 12 untuk Puti Bungsu Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024