Senin, 01/12/25 | 14:50 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI

Salahnya Dimana❓

Sabtu, 02/5/20 | 07:43 WIB

Wizri Yasir

Oleh:
Wizri Yasir

Salahnya dimana, mungkin itu yang ada dalam pikiran dan benak kepala daerah yang sudah berjibaku, pontang panting, sampai kepalapun kadang-kadang harus kebawah untuk memikirkan bagaimana si virus tidak makan banyak korban.

Namun usaha yang berjibaku tadi seolah bak menambah garam ke laut. Lantaran apa yang sudah dilakukan kepala daerah, dianggap angin lalu oleh sebagian warga.

BACAJUGA

Anggota DPRD Sumbar, Donizar.[foto : ist]

Donizar Desak Pemerintah Siapkan Layanan Medis Pasca Banjir

Senin, 01/12/25 | 13:32 WIB
Prabowo Tinjau Lokasi Bencana di Sumbar Hari Ini, Pastikan Penanganan Berjalan Cepat

Prabowo Tinjau Lokasi Bencana di Sumbar Hari Ini, Pastikan Penanganan Berjalan Cepat

Senin, 01/12/25 | 13:22 WIB

“Emang MUI yang menentukan kita masuk surga atau tidak,” celetuk pak Kirin disudut lapau yang lagi asyik main domino ditengah malam Ramadan, hari ketujuh pelaksanaan PSBB.

Tak mau ketinggalan, si Iman yang memang terkenal rajin ke Masjid (untuk mandi dan buang hajat) ikut menimpali.

“ini konspirasi aseng dan asing mah ini. Kita disuruh jauh dari masjid, nanti bisa jatuh setengah kapir kita nanti,” celetuknya.

Sementara di sebelah kiri si Iman, ada Mak Njang yang biasanya memang rajin ke masjid menyahut, “tadi saja kami masih sholat Jumat, walau cuma belasan orang. Kan fiqih nya banyak,,……..,”.

Lain lagi dengan Mak Inggi, yang berlagak ustadz, celotehan nya agak berbau mujtahid dikit.

“Kapir awak ko sadoe mah, kalau lah 3 kali baturuik-turuik ndak jumat. Dima lo Nabi maajaan mode ko. Kalau ka mati, rancaklah mati di musajik ke,” katanys meninggi, setinggi badannya.

“Kafir kita semua, kalau sudah 3 kali berturut-turut tidak sholat Jum’at. Tak ada Nabi mengajarkan yang seperti ini. Kalau mau milih mati, baguslah kalau matinya di masjid,” katanya meninggi setinggi badannya.

Begitu lah gambaran realitas sebagian umat di penjuru negeri yang katanya beragama dan beradat itu.

Tak peduli situasi dalam keadaan darurat, hujatan demi hujatan, cacian demi cacian tetap mengalir bak air pancuran di musim hujan.

Tetiba, dalam hangatnya celoteh Lapau tadi, disudut yang berlawanan, laki laki biasa, menjawab sambil bertanya, “Kalau situasi sudah separah itu, virus sudah tak terkendali, Kita ni mau apa?,”

“Adakah sebenarnya kita ini merujuk kepada Nabi dan Sahabat dalam persoalan wabah ini?,” Ujarnya.

Tak usahlah djawab pertanyaan itu. Sadari saja bahwa kita manusia akhir masa, Iman kita tak sekuat para Sahabat. Kita ini, jangan kan ulama, alim saja belum, Ustadz pun pas-pasan.

Kita ini hanya penceramah liar, sebelum naik mimbar, lihat dulu buku terjemahan, comot satu hadits, ambil ayat sesuai selera, lantas diterjemahkan sesuai nafsu. Trus berani berkoar “Nabi seperti ini, sahabat begini, dan bila, bla…., blaaa..,”

Sadari sajalah, Tak ada Anjuran pemerintah dan fatwa MUI itu yang melarang sholat di Masjid!.

Hanya memindahkan ibadah kerumah masing-masing UNTUK SEMENTARA WAKTU, agar Sebaran Virus itu bisa dibatasi.

Jangan keluar rumah kalau untuk urusan yang tak penting dan selalu pakai masker.

Dalam Al-Qur’an Allah pun berkata, ” Patuhi Allah, Patuhi Rasulullah dan Patuhi Pemimpin diantara Kamu”.

Kalau persoalan susah mencari penghasilan untuk makan, hampir semua golongan menengah ke bawah mengalami itu. Jualan sepi karena tak ada yang beli, Di PHK hingga kembali ke kampung (kalau tak boleh dibilang mudik), dsb.

Mohon bersabar lah agak sebentar lagi, bantuan akan segera datang, pemerintah dari pusat sampai daerah sudah bekerja.

Untuk ukuran negara berkembang (dari segi sikap warga, budaya menghadapi situasi genting, pola Kepemimpinan, dan indikator lainnya) memang tak mudah mencairkan uang negara walaupun itu untuk rakyatnya.

Dinamika masyarakat waktu PSBB.(*)

ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Jangan Menyerah, tapi Ciptakan Solusi

Berita Sesudah

Satu Capaian Saja, Cukup!

Berita Terkait

Puisi-puisi Wulan Darma Putri

Puisi-puisi Wulan Darma Putri

Minggu, 30/11/25 | 15:51 WIB

Sumber: Meta AI Sehangat Kepulan Kopi Oleh Wulan Darma Putri Dalam getaran cinta Kau mengukir hati yang luka Memberiku segala...

Jejak Sastra Melayu Klasik dalam Kehidupan Masyarakat Lampau

Jejak Sastra Melayu Klasik dalam Kehidupan Masyarakat Lampau

Minggu, 30/11/25 | 15:11 WIB

Oleh: Noor Alifah (Mahasiswi Sastra Indonesia dan Anggota Labor Penulisan Kreatif FIB Universitas Andalas)   Salah satu karya sastra tertua...

Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Bahasa Indonesia itu Mudah atau Sulit?

Minggu, 30/11/25 | 12:42 WIB

Oleh: Reno Wulan Sari (Dosen Tamu di Busan University of Foreign Studies Korea Selatan) Apakah bahasa Indonesia itu sulit? Atau...

Lagu yang Tak Selesai-selesai

Hujan yang Merawat Diam

Minggu, 23/11/25 | 19:52 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Hujan selalu punya cara sederhana untuk membuat saya berhenti sejenak. Di antara rintik yang...

Luka Peperangan Musim Gugur pada Cerpen “Tepi Shire” Karya Tawaqal M. Iqbal

Luka Peperangan Musim Gugur pada Cerpen “Tepi Shire” Karya Tawaqal M. Iqbal

Minggu, 23/11/25 | 06:57 WIB

Oleh: Fatin Fashahah (Mahasiswa Prodi Sastra dan Anggota Labor Penulisan Kreatif Universitas Andalas)   Musim gugur biasanya identik dengan keindahan....

Serba-serbi Kritik Sosial Habis Lebaran

Bahasa AI dan Curahan Hati Gen Z

Minggu, 23/11/25 | 06:43 WIB

Dr. Ria Febrina, S.S., M.Hum. (Doktor Linguistik dan Dosen Prodi S2 Linguistik Universitas Andalas)  Ada yang menarik dari kehadiran AI...

Berita Sesudah

Satu Capaian Saja, Cukup!

Discussion about this post

POPULER

  • Kantor PDAM Kota Padang.[foto : net]

    PDAM Padang Kerahkan Mobil Tangki Gratis, Krisis Air Bersih Dipastikan Tetap Terkendali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • DPW PKB Sumbar dan DKW Panji Bangsa Gerak Cepat Salurkan Sembako di Padang Pariaman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Walikota Padang Desak PDAM Percepat Perbaikan IPA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sumbang 12 untuk Puti Bungsu Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jejak Sastra Melayu Klasik dalam Kehidupan Masyarakat Lampau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Kata “bapak” dan “ibu” Harus Ditulis dalam Huruf Kapital ?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jalan Water Front City Amblas 200 Meter di Pariaman Selatan, Tanpa Rambu dan Penerangan: Warga Terancam Nyawa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024