Pembahasan kebahasaan yang ditulis dalam kolom klinik bahasa Scientia.id setiap minggu adalah berkaitan dengan fungsi bahasa dan pemakaiannya dalam kehidupan sosial. Artikel-artikel singkat yang ditulis oleh pengisi kolom, yaitu Bu Reno Wulan Sari, Bu Ria Febrina, dan saya sendiri bertujuan untuk menjelaskan fungsi bahasa dalam kehidupan sosial. Artikel-artikel tersebut menjelaskan fungsi bahasa dalam pemakaian sehari-hari, fungsi bahasa dalam tulis-menulis (menulis ilmiah, menulis populer, dan menulis fiksi), fungsi bahasa dalam pengajaran, fungsi bahasa dalam public speaking, ataupun fungsi bahasa dalam kegiatan literasi lainnya. Hampir semua kegiatan pengembangan literasi berkaitan erat dengan fungsi bahasa dalam kehidupan sosial karena pengembangan literasi melibatkan manusia sebagai makhluk sosial dan melibatkan bahasa sebagai media.
Terkait dengan fungsi bahasa, bertahun-tahun lalu para ahli telah merumuskannya. Salah satu ahli bahasa yang merumuskan fungsi bahasa adalah Michael Alexander Kirkwood Halliday atau M.A.K. Halliday. Ia dikenal dengan ahli linguistik sistemik fungsional yang menjelaskan bahasa sebagai suatu sistem yang fungsional atau jelas fungsi masing-masingnya.
Dalam konteks yang lebih luas, Halliday (Aminuddin, 2002) merumuskan fungsi bahasa atas tujuh, yaitu fungsi instrumental, fungsi regulatori, fungsi interaksional, fungsi personal, fungsi heuristik, fungsi imajinatif, dan fungsi informatif. Semua fungsi bahasa tersebut menjadi bagian yang mendukung kehidupan sosial penutur bahasa.
Pertama, fungsi instrumental adalah fungsi bahasa yang dapat digunakan untuk memenuhi keperluan materi tertentu. Fungsi instrumental menjadikan bahasa sebagai instrumen (alat) untuk memenuhi keinginan atau harapan dari seorang penutur bahasa. Fungsi instumental dapat dilihat pada contoh-contoh di bawah ini.
- Saya ingin minum kopi.
- Saya ingin makan rendang di hari raya.
- Saya ingin memakai baju baru di hari raya Idulfitri.
- Saya mau mengirim pesan untuk sepupu dari pihak ayah.
- Saya mau bersilaturahmi ke rumah bibi setelah Lebaran.
Kata “ingin” dan “mau” pada kalimat-kalimat di atas merupakan penanda fungsi instrumental (alat) bahwa bahasa digunakan sebagai alat untuk mewujudkan keinginan atau harapan penutur bahasa.
Kedua, fungsi regulatori adalah fungsi bahasa yang mengatur hubungan seseorang dengan orang lain atau satu kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat yang lainnya dalam sebuah institusi sosial. Fungsi regulatori dapat dilihat pada norma-norma yang berlaku dalam masyarakat ataupun dalam peraturan perundangan-undangan tertulis yang disebut dengan wacana hukum (legal discourse). Contoh fungsi regulatori dapat dilihat dalam Peraturan Daerah Provinsi Sumatra Barat Nomor 6 Tahun 2008 tentang Tanah Ulayat dan Pemanfaatannya atau fungsi bahasa dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).
Fungsi regulatori dapat dilihat dalam Pasal 9 Ayat 1 Peraturan Daerah Provinsi Sumatra Barat Nomor 6 Tahun 2008 berikut.
“Pemanfaatan Tanah Ulayat oleh anggota masyarakat adat dapat dilakukan atas sepengetahuan dan seizin penguasa ulayat yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan dan tata cara hukum adat yang berlaku .“
Dalam kutipan pasal Perda Nomor 6 Tahun 2008 tersebut dijelaskan tentang aturan siapa yang dapat memanfaatkan Tanah Ulayat dan bagaimana prosedur pemanfaatannya.
Fungsi regulatori juga dapat dilihat dalam Pasal 12 Ayat 3 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE.
“Setiap orang yang melakukan pelanggaran ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), bertanggung jawab atas segala kerugian dan konsekuensi hukum yang timbul.”
Fungsi regulatori dalam Pasal 12 Ayat 3 UU ITE di atas menjelaskan bahwa setiap orang yang melakukan pelanggaran terhadap pasal (1) tersebut disebutkan harus bertanggung jawab atas segala kerugian dan konsekuensi hukumnya. Bahasa dalam hal ini berfungsi mengatur tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan manusia lain agar tidak saling merugikan dan melakukan pelanggaran.
Ketiga, fungsi interaksional adalah fungsi bahasa untuk menjalin hubungan di antara seseorang/sekelompok orang dalam bentuk hubungan sosial, misalnya ‘saya dan kamu’. Saya dan kamu saling beinteraksi dalam sebuah komunitas sosial ataupun dalam sebuah perkumpulan/paguyuban tertentu. Contohnya dapat dilihat pada kalimat-kalimat di bawah ini.
a. “Besok kita akan berkunjung ke perusahaan cabang,” ujar seorang manajer pada bawahannya.
b. “Kita saat ini sedang tolong-menolong dalam kebaikan,” ujar seseorang pada sahabatnya.
Kata ganti “kita” pada contoh di atas mewakili “saya” dan “kamu”. Hubungan keduanya sebagai penutur dan lawan tutur adalah hubungan yang sudah dekat secara emosional. Fungsi interaksional biasanya berlansung antara seseorang dengan orang yang lain yang memiliki hubungan yang sudah dekat dan satu frekuensi, sepemikiran, setara pandangan dan level pengetahuan saat berbahasa. Fungsi interaksional dapat dilihat dari interaksi antara dosen dan mahasiswa di dalam kelas, interaksi manajer dan karyawan dalam sebuah perusahaan, dan interaksi antara pimpinan dan pegawai dalam sebuah institusi pemerintahan.
Keempat, fungsi personal adalah fungsi bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan diri atau menyampaikan sesuatu yang ada di dalam hati seseorang yang sifatnya personal (pribadi). Contoh fungsi personal dapat dilihat pada contoh-contoh di bawah ini.
- Ini saya datang.
- Itu buku saya.
- Saya sangat lapar.
- Saya suka pemandangan.
- Saya sangat bahagia.
Contoh nomor (1) sampai (5) di atas merupakan ekspresi personal dari diri seseorang saat berkomunikasi dengan orang lain. Semua contoh kalimat tersebut menunjukkan perasaan pribadi dan keadaan diri seseorang saat bertutur/berbahasa. Dalam ruang lingkup yang lebih luas, fungsi personal dapat dilihat dalam bentuk karya-karya yang ditulis seseorang untuk mengekspresikan dirinya, seperti puisi, cerpen, novel, dan lagu-lagu yang ditulis oleh para musisi.
Kelima, fungsi heuristik adalah fungsi bahasa untuk mengeksplorasi dunia kehidupan, misalnya ‘ceritakan kepadaku mengapa, apa yang terjadi’. Fungsi heuristik merupakan fungsi bahasa yang berkaitan dengan upaya untuk mengevaluasi keadaan dan masalah yang ada pada diri seseorang untuk dicarikan solusinya.
a. Ceritakanlah kepadaku apa masalah yang sedang kau hadapi.
b. Sampaikanlah kepada saya apa kendala yang dihadapi dalam proses belajar selama masa pandemi covid-19.
c. Jelaskanlah padaku apa yang kamu rasakan agar hatimu menjadi tenang.
Contoh-contoh di atas merupakan kalimat yang memiliki fungsi heuristik karena berusaha mencarikan solusi atas persoalan-persoalan yang dihadapi manusia dalam kehidupan. Kata-kata ceritakanlah, sampaikanlah, jelaskanlah merupakan kata-kata yang dapat mengeksplorasi berbagai persoalan yang dihadapi dalam kehidupan. Dari kata-kata tersebut, dicarikan solusi atau jalan keluar untuk permasalahan yang sedang dihadapi tersebut.
Keenam, fungsi imajinatif adalah fungsi untuk mengkreasikan dunia kehidupan secara imajinatif sebagaimana penafsiran seseorang, misalnya ‘mari kita pura-pura’. Fungsi imajinatif dapat dilihat dalam karya-karya imajinasi atau karya yang sifatnya hayalan serta hanya ada dalam alam pikiran manusia. Dunia hayalan yang tidak mungkin ada dalam realita atau kenyataan. Contohnya adalah bahasa digunakan untuk membuat skenario film Spiderman, Batman, Superman dan tokoh-tokoh superhero lainnya yang bersifat imajinatif atau tidak ada dalam realita.
Ketujuh, fungsi informatif adalah fungsi bahasa untuk mengemukakan dan mengkomunikasikan informasi baru dari penutur kepada pihak lain/lawan tutur. Fungsi informasi dapat mendukung sebuah pekerjaan atau sebuah kegiatan agar berjalan dengan efektif dan efisien. Fungsi informatif pada hakikatnya menstranfer pengetahuan baru pada pihak lawan tutur. Fungsi informatif juga dapat dilihat dalam kinerja sebuah lembaga. Jika sebuah Lembaga dinilai sukses dan berprestasi, berarti fungsi bahasa sebagai penyampai informasi yang telah berjalan dengan tepat, efektif, dan efisien. Sebuah pencapaian tidak mungkin diraih jika tidak ada transfer informasi baru dan transfer pengetahuan (knowledge) di antara individu yang ada di dalam sebuah institusi. Contoh fungsi informatif di antaranya fungsi informatif yang ada pada sebuah pemberitaan media massa. Fungsi informatif yang ada pada sebuah surat tugas dari pimpinan kepada bawahan untuk melaksanakan kegiatan tertentu, dan lain-lain.
Demikian penjelasan tentang fungsi bahasa dalam kehidupan sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan manusia lain dalam kehidupan. Hubungan saling membutuhkan antara satu manusia dengan manusia lain termanifestasi melalui fungsi bahasa dalam kehidupan sosial. Hal ini sesuai dengan pernyataan Halliday yang menyatakan bahwa selain berkaitan dengan pengalaman penutur, bahasa merupakan representasi dari faktor sosial budaya yang disebut dengan semiotika sosial.
Discussion about this post