
Padang, Scientia.id – Lonjakan kasus narkoba di Sumatera Barat membunyikan alarm keras. Bukan hanya angka yang terus bertambah, tapi juga masa depan generasi muda yang makin terancam. Menyikapi situasi ini, anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Firdaus, angka suara dengan nada garam.
“Ini bukan lagi soal statistik. Ini adalah jeritan masyarakat kita yang terjebak lingkaran gelap narkoba. 436 orang ditangkap, bayangkan berapa keluarga yang hancur karenanya,” ujar Firdaus pada Scientia.id, Rabu (30/4).
Berdasarkan data Polda Sumbar, sejak Januari hingga April 2025, aparat berhasil mengungkap 355 kasus penyalahgunaan narkoba dan menangkap 436 orang. Para pelaku berasal dari berbagai latar belakang mulai dari pengangguran, wiraswasta, mahasiswa bahkan satu anggota Polri.
Firdaus mengatakan bahwa kejahatan narkoba bukan hanya persoalan kriminal, tetapi juga gejala dari masalah sosial dan ekonomi yang lebih luas. Ia menilai banyak pelaku terjerumus karena tekanan hidup dan kurangnya akses terhadap pendidikan atau lapangan pekerjaan.
“Ketika anak-anak muda kehilangan harapan, narkoba jadi jalan pintas yang menyesatkan. Maka solusinya tidak bisa hanya mengandalkan razia dan penangkapan. Kita harus bergerak dari sisi pencegahan dan penyadaran,” jelas Firdaus.
Firdaus mendukung upaya Kampung bebas narkoba yang digagas Polda Sumbar, namun menurutnya langkah itu harus benar-benar menyentuh masyarakat dan dilaksanakan secara berkelanjutan.
“Gerakan ini bagus, tapi jangan berhenti di seremoni. Harus ada pelibatan masyarakat, tokoh agama, dan Pemuda. Kita lawan narkoba dengan gerakan bersama,” kata Firdaus.
Baca Juga: Angka Penyalahgunaan Narkoba di Sumbar Sempat Tempati Posisi Tertinggi, Kapolda : Kita Bakal All Out
Firdaus juga menegaskan bahwa penanggulangan narkoba adalah tanggung jawab lintas sektor, bukan hanya tugas aparat penegak hukum.
“Ini tugas kita semua, legislatif, eksekutif, aparat dan masyarakat. Kalau kita diam, maka kita sedang membiarkan generasi kita hilang pelan-pelan,” tutup Firdaus. (tmi)