Kamis, 17/7/25 | 23:05 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI ARTIKEL

Pelanggaran Prinsip Kesantunan Bahasa Dibalik Kontoversi Lolly

Minggu, 03/11/24 | 13:59 WIB

Oleh: Shilva Lioni
(Dosen Prodi Sastra Inggris Universitas Andalas)

Dunia tanah air dalam beberapa waktu belakangan dihebohkan oleh  kasus perseteruan seorang artis kawakan tanah air berinisial NM dengan anaknya, Lolly. Sontak dalam beberapa waktu terakhir media sosial sempat dipenuhi dengan berbagai ulasan terkait dengan kasus perseteruan ibu dan anak tersebut hingga banyak video dan pihak memparodikan gerak, mimik, gestur, dan tuturan sang anak terhadap sang ibu.

BACAJUGA

Manfaat Buku bagi Anak di Bawah Usia Tiga Tahun

Devaluasi makna “Perwakilan”

Senin, 09/9/24 | 01:29 WIB
Manfaat Buku bagi Anak di Bawah Usia Tiga Tahun

Interaksi Bahasa dalam Media Jelang Pilkada

Minggu, 21/7/24 | 08:00 WIB

Luapan emosi sang anak yang menggebu-gebu menjadi viral dan menuai banyak komen pro dan kontra dari masyarakat. Tuturan Lolly disinyalir sebagai luapan emosi kemarahan dan kekesalannya dinilai tidak sopan dan kurang beretika untuk diucapkan. Sebagian masyarakat menilai  hal itu tidak elok untuk dipertontonkan secara terus-menerus. Beberapa komen netizen menghujat Lolly sebagai seorang anak durhaka. Terkait dengan ini tidak ada salahnya untuk mengurai tuturan bahasa Lolly dalam sudut pandang linguistik atau ilmu bahasa.

Linguistik adalah sebuah cabang ilmu yang mengkaji bahasa dan fenomena bahasa secara mendalam. Sebagai sebuah ilmu pengetahuan, linguistik menggunakan bahasa sebagai data utama untuk mengurai berbagai fenomena kehidupan, seperti identitas pelaku bahasa, regulasi, kultural, etnik, ideologi, dan bahkan dalam menilai kesantunan dan ketidak-santunan.

Konsep kesantunan dalam ilmu linguistik berada di bawah payung kajian pragmatik. Berbeda dengan konsep kesantunan secara umum, kesantunan berbahasa dalam ilmu linguistik yakni terjadi ketika sebuah tuturan atau ekspresi bahasa mampu memenuhi beberapa prinsip maksim kesantunan diantaranya seperti maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim pujian, maksim kerendah hatian, maksim kesetujuan, maksim simpati (Leech dalam Rahardi, 2005).

Prinsip kesantunan menurut Leech adalah enam maksim yang mengatur penggunaan bahasa, tindakan, dan interpretasi terhadap lawan bicara. Prinsip kesantunan berbahasa ini merupakan bagian dari kajian pragmatik yang didasarkan pada prinsip kesopanan dan kerja sama.

Terkait dengan hal tersebut, dalam berbagai ekspresi tuturan yang disampaikan Lolly dalam video yang diunggahnya di media sosial, kita dapat mencermati bahwa terjadi banyak pelanggaran terhadap maksim kesantunan yang ditampilkan, di antaranya tidak ditemukan kehadiran maksim kebijaksanaan, yakni meminimalkan kerugian orang lain dan maksimalkan keuntungan orang lain, tidak ditemukan kehadiran maksim kedermawanan yakni meminimalkan keuntungan diri sendiri dan maksimalkan kerugian diri sendiri, tidak ditemukan kehadiran maksim pujian yakni meminimalkan cacian kepada orang lain dan maksimalkan pujian kepada orang lain, tidak ditemuinya kehadiran maksim kerendahan hati yakni meminimalkan pujian kepada diri sendiri dan maksimalkan cacian kepada diri sendiri, tidak ditemukan kehadiran maksim kesetujuan yakni meminimalkan ketidaksetujuan dengan orang lain dan maksimalkan kesetujuan dengan orang lain, dan tidak ditemukan kehadiran maksim simpati meminimalkan antipati kepada orang lain dan maksimalkan simpati kepada orang lain.

Ungkapan ekspresi bahasa dan tuturan Lolly justru diwarnai oleh tuturan-tuturan yang memaksimalkan kerugian orang lain, memaksimalkan keuntungan diri sendiri, penuh dengan cacian kepada orang lain, dan menyombongkan diri dengan pujian-pujian terhadap diri sendiri. Sebagai ilustrasi hal ini dapat kita saksikan dalam contoh tuturan seperti, “Gue dibilang kabur, ngapain gua kabur. Lu bilang gua kabur, ngapain gua kabur. Ngapain lu kesini pas orangnya gak ada”.

“Gua gak habis pikir ya kenapa ya dia begitu ya. Udah sakit ya otak lu ya. Gila lu. Orang gak salah apa-apa lu tuduh lu fitnah. Udah kelewatan banget fitnah lu. Lu maksa masuk ngapain. Sampai grebek-grebek gitu ngapain.”

“Disini gua gk takut, gue gak takut sama elu. Disini gua megang kebenaran, fakta, gak ada gua takut sama elu”

“Licik lu. Otak jelek, otak licik lu gue paham. Lu ngehalalin semua cara biar kebenaran gak diungkap. Biar semua orang anggap lu ibu yang baik. Ibu yang perhatian. Aduuh.”

“Gampang buat gue beli lagi, emang berapa sih itu. Gila emang dipikir gua gak bisa beli sendiri. Ini Hp. Gue beli dari siapa. Gua beli sendiri, uang gua sendiri. Gua yang cari. Gila. Ini apartemen siapa yang bayar, gua. Kerja keras gua. Bukan dari lo. Gila kelewatan banget lo, udah sakit ya otak lo. Cuma laptop sama Ipad doang sampe segitunya. Dari awal lo gk ush kasih, gua bisa beli sendiri kok. Gua juga ga butuh.”

Apabila ditelaah dari sudut pandang pragmatik, tentu jelas tuturan-tuturan diatas yakni  tuturan-tuturan yang memaksimalkan kerugian orang lain, memaksimalkan keuntungan diri sendiri, penuh dengan cacian kepada orang lain, dan menyombongkan diri dengan pujian-pujian terhadap diri sendiri. Tuturan-tuturan ini jelas melanggar prinsip kesantunan bahasa yakni terutama maksim kedermawanan, maksim kebijaksanaan, maksim pujian, dan maksim kerendahan hati. Dari tuturan yang diungkapkannya, Lolly dalam hal ini cenderung sibuk menyudutkan dan menghina orang lain, namun pada saat yang bersamaan juga membanggakan dan memuji dirinya dalam tuturan.

Masalah kesantunan berbahasa pada dasarnya adalah isu yang penting untuk dibahas. Adanya pelanggaran yang dihasilkan terhadap prinsip maksim kesantunan dalam berkomunikasi sangat rentan dengan kehadiran konflik serta image yang buruk bagi si penutur bahasa. Oleh karena itu, dengan adanya rasa aware yang tumbuh dalam ekspresi berbahasa yang  dituturkan dapat menjadi nilai plus bagi kita dalam meminimalisasi konflik dan efek buruk terhadap diri karena bagaimana pun karena Lolly dicap sebagai seorang anak yang tidak santun dan durhaka, hal itu tidak terlepas dari tuturan dan ekspresi bahasa yang digunakannya. Kasus ini sudah semestinya menjadi pembelajaran bagi kita semua para pemakai bahasa.

Tags: #Shilva Lioni
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Ketua DPRD Sumbar Lakukan Kunjungan Kerja ke SMAN 3 Painan Boarding School

Berita Sesudah

Kecintaan yang Tak Terbatas: Menyelami Dunia Buku Langka

Berita Terkait

Ekspresi Puitik Penderitaan Palestina dalam Puisi “Tamimi” karya Bode Riswandi

Ekspresi Puitik Penderitaan Palestina dalam Puisi “Tamimi” karya Bode Riswandi

Minggu, 06/7/25 | 11:11 WIB

Oleh: Aldi Ferdiansyah (Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas)   Karya sastra adalah hasil proses kreatif yang...

Psikologi Kekuasaan dalam Cerpen “Seekor Beras dan Sebutir Anjing”

Psikologi Kekuasaan dalam Cerpen “Seekor Beras dan Sebutir Anjing”

Minggu, 06/7/25 | 10:56 WIB

Oleh: Nikicha Myomi Chairanti (Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia Universitas Andalas) Cerita pendek "Seekor Beras dan Sebutir Anjing" karya Eka Arief...

Tantangan Kuliah Lapangan Fonologi di Era Mobilitas Tinggi

Tantangan Kuliah Lapangan Fonologi di Era Mobilitas Tinggi

Minggu, 29/6/25 | 08:21 WIB

Oleh: Nada Aprila Kurnia (Mahasiswa Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas dan Anggota Labor Penulisan Kreatif/LPK)   Kridalaksana (2009),...

Mendorong Pemberdayaan Perempuan melalui KOPRI PMII Kota Padang

Mendorong Pemberdayaan Perempuan melalui KOPRI PMII Kota Padang

Minggu, 22/6/25 | 13:51 WIB

Oleh: Aysah Nurhasanah (Anggota KOPRI PMII Kota Padang)   Kopri PMII (Korps Putri Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) merupakan organisasi yang...

Aspek Pemahaman Antarbudaya pada Sastra Anak

Ekokritik pada Fabel Ginting und Ganteng (2020) Karya Regina Frey dan Petra Rappo

Minggu, 22/6/25 | 13:12 WIB

Oleh: Andina Meutia Hawa (Dosen Prodi Sastra Indonesia FIB Universitas Andalas)   Kajian ekokritik membahas hubungan antara manusia, karya sastra,...

Perkembangan Hukum Islam di Era Digital

Mencari Titik Temu Behaviorisme dan Fungsionalisme dalam Masyarakat Modern

Minggu, 22/6/25 | 13:00 WIB

Oleh: Nahdaturrahmi (Mahasiswa Pascasarjana UIN Sjech M. Jamil Jambek Bukittinggi)   Sejarah ilmu sosial, B.F. Skinner dan Émile Durkheim menempati...

Berita Sesudah
Satu Tikungan Lagi

Kecintaan yang Tak Terbatas: Menyelami Dunia Buku Langka

POPULER

  • Afrina Hanum

    Sumbang 12 untuk Puti Bungsu Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemendekan Kata dalam Bahasa Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tanda Titik pada Singkatan Nama Perusahaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Warga Pulau Punjung Resah Akibat Serangan Anjing Liar, Ternak Jadi Korban dan Keselamatan Anak Terancam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tenaga Honorer R4 Padang Pariaman Datangi DPRD, Minta Kepastian Nasib

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Operasi Patuh Singgalang 2025 Hari Keempat, Pengendara Ditangkap Bawa Ekstasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemkab Dharmasraya Tegaskan Komitmen Tindak Tegas Maraknya Kriminalitas dan Aktivitas Ilegal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024