Sabtu, 14/6/25 | 18:44 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI KLINIK BAHASA

Kata Penghubung dan, serta, dan Tanda Baca Koma (,)

Minggu, 07/1/24 | 08:05 WIB

 

Oleh: Reno Wulan Sari (Dosen Tamu di Indonesia-Malay Studies Busan University of Foreign Studies)

Ada kalanya dalam satu kalimat bahasa Indonesia, kita menggunakan kata dan, serta, dan tanda baca koma (,) secara bersamaan. Hal ini sering kita temukan di berbagai jenis tulisan. Akan tetapi, masih banyak yang belum memahami aturan penggunaan tiga komponen ini dalam sebuah kalimat. Oleh sebab itu, pada edisi Klinik Bahasa Scientia.id kal ini, penulis akan memaparkan penggunaannya satu per satu. Pembahasan pertama adalah tanda baca koma (,). Di dalam kaidah ejaan bahasa Indonesia, tanda baca koma digunakan untuk tiga belas situasi.

Pertama, tanda baca koma digunakan untuk memisahkan unsur-unsur rincian dalam sebuah kalimat, seperti:

  • Mereka membeli apel, mangga, dan jeruk.
  • Saya belajar bahasa Inggris setiap hari Senin, Selasa, dan Jumat.

Kedua, tanda baca koma digunakan sebelum kata penghubung dalam sebuah kalimat majemuk, seperti:

BACAJUGA

Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Perbedaan Kata “Agak”, “Sedikit”, “Cukup”, dan “Lumayan”

Minggu, 01/6/25 | 11:00 WIB
Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Mengenal Angka Romawi

Minggu, 11/5/25 | 07:47 WIB
  • Rumah itu sangat besar, tetapi konstruksi bangunannya tidak kuat.
  • Saat ini, cuaca di Korea Selatan sangat dingin, sedangkan cuaca di Indonesia panas.

Ketiga, tanda baca koma digunakan jika anak kalimat mendahului inti (induk) kalimat, seperti:

  • Jika cuaca cerah, kami akan pergi ke pantai.
  • Walaupun restoran itu sangat terkenal, saya tidak tertarik untuk makan di sana.

Keempat, tanda baca koma digunakan setelah konjungsi (kata penghubung) yang ada di antara kalimat, seperti:

  • Hujan mengguyur kota itu seharian. Oleh sebab itu, banyak akses jalan yang ditutup karena banjir.
  • Pembangunan tempat wisata di kota ini sudah selesai. Namun demikian, penggunaannya baru bisa dinikmati masyarakat setelah 2 bulan peresmian.

Kelima, tanda baca koma digunakan sesudah kata seru dan kata sapaan, seperti:

  • Wah, indah sekali!
  • Terima kasih, Pak.

Keenam, tanda baca koma digunakan untuk petikan langsung dalam sebuah kalimat, seperti:

  • Ayah mengatakan, “Besok, kita akan pergi ke Bandung”.
  • Dia bertanya, “Siapa yang mengirim surat ini?”

Ketujuh, tanda baca koma digunakan dalam penulisan alamat untuk memisahkan beberapa unsur, seperti:

  • Kecamatan Kuranji, Kelurahan Kalumbuk, Kota Padang, Sumatera Barat
  • Bandung, Jawa Barat

Kedelapan, tanda baca koma digunakan dalam daftar pustaka ketika nama belakang penulis ditulis di bagian depan, seperti:

  • Chaer, Abdul (Abdul Chaer)
  • Kumala, Ratih (Ratih Kumala)

Kesembilan, tanda baca koma digunakan di setiap bagian penulisan catatan kaki, seperti:

  • Abdul Chaer, Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2011), hlm. 22.

Kesepuluh, tanda baca koma digunakan untuk memisahkan nama orang dengan gelarnya, seperti:

  • Dayana Assyura, M.Hum.
  • Ryanda Galih Prasetya, S.H.

Kesebelas, tanda baca koma digunakan dalam penulisan desimal dan rupiah sen, seperti:

  • 20,6 kg
  • Rp2.000,00

Kedua belas, tanda baca koma digunakan untuk mengapit keterangan tambahan, seperti:

  • Bapak Joko Widodo, Presiden Indonesia, akan berkunjung ke Kota Padang.
  • Semua peserta, baik dari grup 1 maupun grup 2, bisa mengambil paket seminar di lantai 2.

Ketiga belas, tanda baca koma digunakan setelah kata keterangan di awal kalimat, seperti:

  • Pada pukul 10.00 pagi, kami bersiap-siap untuk pergi ke bandara.
  • Setiap hari Selasa, dia datang ke rumah saya.

Setelah informasi tentang tanda baca koma (,), kita beralih ke kata penghubung dan. Kata dan di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki makna “kata penghubung satuan bahasa (kata, frasa, klausa, dan kalimat) yang setara, termasuk tipe yang sama serta memiliki fungsi yang tidak berbeda”. Berikut ini adalah contoh penggunaan kata dan dalam sebuah kalimat:

  • Saya belajar bahasa Korea setiap hari Selasa dan Kamis.
  • Saya memiliki seorang kakak laki-laki dan seorang adik perempuan.
  • Setiap akhir pekan, saya berbelanja dan berolahraga.
  • Paman dan bibi saya sangat senang berkebun.

Pembahasan selanjutnya adalah kata serta. Kata serta di dalam KBBI memiliki dua kelas kata, yaitu kata penghubung dan verba. Kata serta sebagai penghubung memiliki makna “dan; demi, begitu, pada ketika”, sebagai verba memiliki makna “ikut; turut”. Salah satu makna kata serta sama dengan kata dan. Dengan demikian, kita akan masuk ke pembahasan selanjutnya ketika kata penghubung dan, serta, dan tanda baca koma (,) digabungkan dalam satu kalimat. Pembahasan ini akan dibagi ke dalam beberapa poin.

Kata Penghubung dan

Pada uraian sebelumnya telah dijelaskan tentang kata penghubung dan dan tanda baca koma (,). Kata penghubung dan digunakan untuk dua unsur yang setara, seperti: ayah dan ibu; kakak dan adik; membaca dan menulis; merah dan kuning; hari Senin dan Selasa. Pada contoh-contoh ini kita bisa membaca kata penghubung dan hanya berada di antara dua unsur, antara ayah dan ibu. Karena hanya ada dua unsur yang dihubungkan, kita tidak membutuhkan tanda baca koma (,).

Kata Penghubung dan dengan Tanda Baca Koma (,)

Tanda baca koma (,) sering digunakan bersamaan dengan kata penghubung dan. Hal ini berlaku untuk kaidah tanda baca koma (,) pertama pada uraian awal di artikel ini. Tanda baca koma (,) digunakan sebelum kata penghubung dan yang letaknnya di depan unsur terakhir. Berikut ini adalah contoh penggunaannya:

  • Saya membeli jeruk dan apel. (Dalam kalimat ini, kita tidak membutuhkan tanda baca koma karena hanya ada dua unsur, pertama jeruk, kedua apel. Kita hanya membutuhkan kata penghubung dan)
  • Saya membeli jeruk, apel, dan mangga. (Dalam kalimat ini, kita menggunakan tanda baca koma karena unsur-unsur yang disebutkan lebih dari dua. Kata penghubung dan ditulis setelah koma dan sebelum unsur terakhir)
  • Saya membeli jeruk, apel, mangga, dan rambutan. (Kata penghubung dan diletakkan di sebelum unsur terakhir, yaitu rambutan)
  • Saya membeli jeruk, apel, mangga, rambutan, dan durian. (Kata penghubung dan diletakkan di sebelum unsur terakhir, yaitu durian).

Penggunaan kata penghubung dan dan tanda baca koma ini sering membingungkan karena masih banyak pengguna bahasa Indonesia menulis seperti ini: Saya membeli jeruk, apel, mangga, rambutan dan durian. Kata penghubung dan ada di antara rambutan dan durian. Jika penulisannya seperti ini, ada konteks yang berbeda. Artinya, rambutan dan durian menjadi satu kesatuan sebagai unsur terakhir, bukan dua unsur yang berbeda. Untuk lebih detailnya, kita akan masuk ke penjelasan berikut ini.

Kata Penghubung dan, serta, dan tanda baca koma (,)

Kata penghubung dan dan serta adalah kata penghubung yang berfungsi menggabungkan dua unsur atau lebih, seperti:

  • ayah dan ibu (ayah serta ibu)
  • tugasku dan tugasmu (tugasku serta tugasmu)
  • Sabtu dan Minggu (Sabtu serta Minggu)
  • belajar dan bermain (belajar serta bermain)
  • pintar dan cakap (pintar serta cakap)

Dua kata penghubung ini bisa menggabungkan kelas kata pronomina, nomina, verba, dan adjektiva. Kata penghubung dan dan serta juga bisa digunakan terpisah (sendiri) dalam sebuah kalimat (seperti contoh-contoh sebelumnya). Untuk konteks contoh yang telah dituliskan, kata penghubung dan dan serta memiliki makna yang sama. Akan tetapi, kata penghubung ini juga bisa digunakan secara bersamaan jika rincian unsur yang dituliskan lebih dari dua, seperti:

  • Saya mengundang teman-teman saya untuk datang ke pesta ulang tahun saya. Mereka adalah Mia, Cilla, Dayana, serta Riana dan suaminya.

Dalam kalimat di atas, ada kata penghubung dan, serta, dan tanda baca koma yang memiliki fungsi tersendiri di dalam kalimat tersebut. Ada tiga tanda baca koma di dalam kalimat itu sebagai penanda ada empat unsur yang berbeda (ada empat nama yang berbeda, yaitu Mia, Cilla, Dayana, dan Riana). Kata penghubung serta ditulis setelah koma terakhir sebagai penunjuk unsur terakhir yang disebutkan, yaitu Riana. Kata penghubung dan ditulis di antara Riana dan suaminya sebagai konteks bahwa Riana dan suaminya adalah satu paket unsur yang sama di dalam kalimat tersebut (artinya, kata suami menjadi bagian dari Riana).

Secara konteks, kita bisa memahami bahwa orang yang diundang adalah Mia (sendiri), Cilla (sendiri), Dayana (sendiri), dan Riana (berdua dengan suaminya). Oleh sebab itu, kata penghubung dan antara Riana dan suaminya tidak dipisahkan dengan koma. Kita bisa membalikkan posisi nama-nama tersebut untuk melihat fungsi kata dan dan kata serta lebih seksama, seperti pada kalimat di bawah ini.

  • Saya mengundang teman-teman saya untuk datang ke pesta ulang tahun saya. Mereka adalah Riana dan suaminya, Mia, Cilla, serta Dayana.
  • Saya mengundang teman-teman saya untuk datang ke pesta ulang tahun saya. Mereka adalah Riana serta suaminya, Mia, Cilla, dan Dayana.
  • Saya mengundang teman-teman saya untuk datang ke pesta ulang tahun saya. Mereka adalah Mia, Riana dan suaminya, Cilla, serta Dayana.

Di dalam kalimat-kalimat di atas, kata dan dan serta memiliki makna yang sama. Oleh sebab itu, kita bisa menggunakan keduanya secara bergantian untuk memvariasikan diksi (pilihan kata) di dalam kalimat. Inilah penjelasan penggunaan kata penghubung dan, serta, dan tanda baca koma secara bersamaan. Semoga artikel ini bisa membantu pembaca untuk menggunakannya secara tepat.

Tags: #Reno Wulan Sari
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Presiden KI Sumatera, Zufra Irwan Minta KI Pusat Cabut Predikat Sumbar Informatif

Berita Sesudah

Kemunculan Ruang Tanya pada Film Buya Hamka & Siti Raham Vol. 2

Berita Terkait

Serba-serbi Kritik Sosial Habis Lebaran

Dialek-dialek Bahasa Minangkabau yang (akan) Mulai Hilang

Minggu, 08/6/25 | 07:19 WIB

Oleh: Dr. Ria Febrina, S.S., M.Hum. (Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas) Selasa lalu (3 Mei 2025) mahasiswa Sastra Indonesia...

Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Perbedaan Kata “Agak”, “Sedikit”, “Cukup”, dan “Lumayan”

Minggu, 01/6/25 | 11:00 WIB

Oleh: Reno Wulan Sari (Dosen Tamu Busan University of Foreign Studies, Korea Selatan) Edisi Klinik Bahasa Scientia kali ini akan...

Struktur Kalimat Peraturan Perundang-undangan

Struktur Kalimat Peraturan Perundang-undangan

Minggu, 25/5/25 | 17:21 WIB

Oleh: Elly Delfia (Dosen Prodi Sastra Indonesia dan S2 Linguistik Universitas Andalas) Kali ini kita akan membahas tentang bahasa hukum,...

Serba-serbi Kritik Sosial Habis Lebaran

Indonesia dalam Korpus Histori Bahasa Inggris

Minggu, 18/5/25 | 10:49 WIB

Oleh: Dr. Ria Febrina, S.S., M.Hum. (Dosen Prodi Sastra Indonesia Universitas Andalas) Setelah menelusuri kosakata bahasa Indonesia dari berbagai kamus-kamus...

Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Mengenal Angka Romawi

Minggu, 11/5/25 | 07:47 WIB

Oleh: Reno Wulan Sari (Dosen Tamu di Busan University of Foreign Studies) Angka romawi menjadi salah satu angka yang digunakan...

Memaknai Kembali Arti THR

AI dan Kecerdasan Bahasa Indonesia

Minggu, 04/5/25 | 13:26 WIB

Oleh: Elly Delfia (Dosen Prodi Sastra Indonesia dan S2 Linguistik Universitas Andalas) Pengaruh AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan tidak...

Berita Sesudah
Ideologi Simbolik dalam Cerpen “Jangan Bakar Lumbung Padi”

Kemunculan Ruang Tanya pada Film Buya Hamka & Siti Raham Vol. 2

Discussion about this post

POPULER

  • Bubur Kirai Kuliner Khas Muaro Bungo Jambi dari Zaman Baheula

    Bubur Kirai Kuliner Khas Muaro Bungo Jambi dari Zaman Baheula

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Maling Sawit dan Getah Karet Marak di Dharmasraya, Petani Menjerit

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara dan Ulasannya oleh Azwar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puisi-puisi Elfa Edriwati

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tanda Titik pada Singkatan Nama Perusahaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Warga Nagari Sikabau Keluhkan Ganti Rugi Lahan Plasma Terdampak Jaringan Listrik PT AWB

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kata Penghubung dan, serta, dan Tanda Baca Koma (,)

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024