Senin, 02/6/25 | 01:27 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home DESTINASI

Melepas Rindu pada Indonesia di Maroko

Sabtu, 13/7/24 | 20:08 WIB

Oleh: Elly Delfia
(Dosen Program Studi Sastra Indonesia FIB Universitas Andalas)

 

Maroko ialah sebuah solusi saat saya rindu. Maroko bukan sebuah nama negara yang terletak di Afrika Utara. Akan tetapi, sebuah nama restoran yang sering menyelamatkan saya di kala lapar dan rindu masakan Indonesia. Masakan Maroko rasanya gurih dan agak sedikit asin, seperti masakan Padang. Bedanya masakan Maroko tidak pedas. Nun jauh di salah satu pinggiran Kota Busan, di sanalah Restoran Maroko itu berdiri. Tepatnya di Namsan-ro, Distrik Geumjeong, Kota Busan, Korea Selatan.

BACAJUGA

Struktur Kalimat Peraturan Perundang-undangan

Struktur Kalimat Peraturan Perundang-undangan

Minggu, 25/5/25 | 17:21 WIB
Memaknai Kembali Arti THR

AI dan Kecerdasan Bahasa Indonesia

Minggu, 04/5/25 | 13:26 WIB

Restoran itu dikelola oleh seorang perempuan Maroko yang ramah. Ia seorang ‘ibu’ mixed marriage yang bersuamikan orang Korea. Kami orang-orang Indonesia biasa memanggilnya Ummi. Ia senang dengan panggilan tersebut. Ia ramah dan sering memberi pelukan hangat ketika bertemu pada waktu shalat di ruang lantai tiga Masjid Al Fatah. Masjid Al Fatah berada persis di samping restoran Maroko. Masjid itu satu-satunya rumah Allah yang bangunannya milik sendiri dan bukan gedung sewaan. Hal itu berbeda dengan beberapa masjid lain yang ada di Kota Busan yang dibangun dengan menyewa gedung milik warga setempat.

Maroko membuat rasa rindu pada kampung halaman terobati. Saat pergi ke sana, saya bertemu dengan teman-teman Indonesia. Mereka makan, berkumpul, dan mengobrol sembari menikmati teh khas Maroko yang hangat. Mereka berbicara dan bercanda dalam bahasa Indonesia. Rasa bangga menyelinap ke dalam hati saya saat mendengar mereka berbicara dalam bahasa Indonesia. Keberadaan mereka membuat saya tidak merasa sendirian di perantauan.

Foto 1: Restoran Maroko terletak di samping halaman Masjid Al Fatah, Kota Busan, Korea Selatan

Saya mengenali beberapa orang di antara mereka. Mereka memanggil saya ”Uni” sebagai panggilan untuk kakak perempuan karena saya berasal dari Padang. Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Ada yang berasal dari Sulawesi, Madura, Banyumas, Banjarnegara, Yogyakarta, Semarang, Tegal, Subang, Bogor, Jakarta, Padang, Tanjung Pinang, Medan, dan Aceh.

Para diaspora Indonesia itu memiliki profesi yang beragam. Ada yang bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia, ada yang sedang kuliah dan berstatus mahasiswa S1, S2, S3, dan ada ditugaskan perusahaan di Indonesia untuk bekerja di sana. Sesekali, ada wisatawan Indonesia yang sedang jalan-jalan mampir ke Maroko.

Yang membuat bangga adalah mendapati kenyataan bahwa para diaspora itu berasal dari daerah yang berbeda-beda, tetapi disatukan oleh bahasa Indonesia. Ternyata selain sebagai alat komunikasi dan interaksi, bahasa Indonesia juga berfungsi menyatukan para diaspora Indonesia yang ada di perantauan. Meskipun sedang berada di negeri orang, mereka tidak berbahasa Inggris ataupun berbahasa Korea saat bertemu, tetapi tetap menggunakan bahasa Indonesia. Padahal, sepengetahuan saya mereka semua cukup fasih berbahasa Inggris ataupun berbahasa Korea karena syarat untuk bekerja di Korea adalah harus menguasai salah satu bahasa asing tersebut.

Halaman 1 dari 2
12Next
Tags: #Elly DelfiaDestinasi WisataKorea Selatan
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Puisi-puisi Danang Susena

Berita Sesudah

Mengenal Wacana Regulator Hortatori

Berita Terkait

Foto pantai air manis Padang. [foto : net]

Libur Panjang 29 Mei – 1 Juni 2025, Ini Rekomendasi Wisata Seru di Kota Padang

Rabu, 28/5/25 | 22:36 WIB

Foto pantai air manis Padang. Padang, Scientia – Libur panjang akhir Mei 2025 menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Seiring...

Senja, Kopi dan Ombak di Warkop Baba: Nongkrong Asik Tak Harus Mahal

Senja, Kopi dan Ombak di Warkop Baba: Nongkrong Asik Tak Harus Mahal

Senin, 05/5/25 | 17:37 WIB

Pariaman, Scientia.id - Senja, kopi dan suara ombak. Tiga hal yang bisa dinikmati sekaligus di satu tempat yaitu Warkop Baba....

Halalbihalal LKAAM Undang Duta Pariwisata Sumbar di Luar Negeri

Halalbihalal LKAAM Undang Duta Pariwisata Sumbar di Luar Negeri

Senin, 07/4/25 | 09:46 WIB

Padang, SCIENTIA- Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Republik Indonesia, Nusron Wahid dijadwalkan hadir pada acara Halalbihalal...

Desa Wisata Kampuang Sarugo Raih Asean Tourism Award 2025

Desa Wisata Kampuang Sarugo Raih Asean Tourism Award 2025

Selasa, 14/1/25 | 13:44 WIB

Desa Wisata Kampung Sarugo di Limapuluh Kota raih ATA 2025. (SCIENTIA/Istimewa) Padang, SCIENTIA - Desa Wisata Kampuang Saribu Gonjong Nagari...

Kota Padang Dinobatkan sebagai Destinasi Wisata Terpopuler 2025

Kota Padang Dinobatkan sebagai Destinasi Wisata Terpopuler 2025

Selasa, 07/1/25 | 19:58 WIB

Pengunjung sedang menikmati destinasi wisata tepi laut (taplau) Pantai Padang menyambut tahun baru 2025. (SCIENTIA/Wahyu Amuk) Padang, SCIENTIA - Kota...

Pemko Padang Ajukan Tiga Tradisi sebagai Warisan Budaya Tak Benda

Pemko Padang Ajukan Tiga Tradisi sebagai Warisan Budaya Tak Benda

Rabu, 11/12/24 | 11:07 WIB

Arak-arakan Sipasan saat Cap Go Meh di Padang. (SCIENTIA/md.fauzi) Padang, SCIENTIA - Pemerintah Kota (Pemko) Padang mengajukan tiga tradisi dan...

Berita Sesudah
Peran Diksi dalam Kegiatan Tulis-Menulis

Mengenal Wacana Regulator Hortatori

Discussion about this post

POPULER

  • Kualitas Aspal Jalan di Kecamatan IV Koto Agam Dipertanyakan

    Kualitas Aspal Jalan di Kecamatan IV Koto Agam Dipertanyakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Libur Panjang 29 Mei – 1 Juni 2025, Ini Rekomendasi Wisata Seru di Kota Padang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Zalmadi Sesalkan RS Rasidin Tolak Pasien Hingga Meninggal : Itu Tidak Manusiawi!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pesan Moral dalam Cerpen “Robohnya Surau Kami”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Epigram 60: Perayaan Ulang Tahun Terakhir Joko Pinurbo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Klarifikasi Wali Nagari Koto Gadang, Lahan Sawit yang Dipinjamkan ke Petani Akan Diremajakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024