Minggu, 13/7/25 | 12:09 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI ARTIKEL

Luckiest Girl Alive: Representasi Perempuan Menulis

Minggu, 04/12/22 | 09:21 WIB

Oleh: Roma Kyo Kae Saniro
(Dosen Prodi Sastra Indonesia Universitas Andalas)

 

Luckiest Girl Alive merupakan film thriller misteri yang dirilis pada tahun 2022, tepatnya pada 30 September 2022 dan ditayangkan pada 7 Oktober 2022. Karya ini merupakan karya pelayarputihan dari novel yang berjudul sama yang ditulis oleh Jessica Knoll pada tahun 2015. Film ini merupakan Garapan Netflix yang disutradarai oleh Mike Barker. Film ini mengisahkan tokoh TifAni “Ani” Fanelli, editor majalah perempuan di New York. Ani memiliki pacar yang bernama Luke Harrison. Ia dan Luke sedang berfokus mempersiapkan pernikahan mereka. Namun, hadirnya Aeron Wickersham, direktor dokumenter yang ingin membuat film pendek terkait dengan penembakan yang terjadi di sekolah Ani dan Ani sebagai seorang yang bertahan dari peristiwa tersebut.

BACAJUGA

Penggambaran Perempuan Muda dalam Serial Hello, My Twenties! Season 1

The Day Before the Wedding (2023): Simbol Integral Kemerdekaan Perempuan

Minggu, 19/11/23 | 07:35 WIB
Penggambaran Perempuan Muda dalam Serial Hello, My Twenties! Season 1

Perempuan dan Kisah Tak Sampai pada “Gadis Kretek”

Minggu, 12/11/23 | 07:40 WIB

Ani sebenarnya tidak mau untuk melakukan shooting karena tuduhan bahwa ia terlibat dalam peristiwa penembakan di sekolahnya dahulu, Brentley School. Namun, pada akhirnya, ketika ia mendapat dukungan dari Aeron, ia akhirnya mau melakukan hal tersebut. Ketika Ani dan Aeron melakukan shooting, ia bertemu dengan Dean, mantan pacarnya yang memberikan rumor bahwa Ani memiliki hubungan dengan Arthur dan Ben yang membuat rencana penembakan di sekolah karena Ani menceritakan terkait peristiwa pemerkosaan yang dialaminya. Namun, pada kenyataannya, Dean dan kedua temannya, Liam dan Peytonlah yang melakukan pemerkosaan bergilir kepada Ani ketika Ani teler dan sebenarnya sudah menolak untuk melakukan hubungan dengan kelompok pemerkosaan tersebut.

Kejadian tersebut membuat Ani dijauhi oleh teman-temannya walaupun berdasarkan pengadilan kepolisian ia tidak bersalah. Akhirnya, hingga lulus, ia tidak memiliki seseorang yang dekat dengannya. Adanya kasus pemerkosaan dan rumor yang dibangun oleh Dean membuat hidupnya tidak tenang dan selalu dihantui oleh masa lalu. Akhirnya, Ani memilih untuk menuliskan peristiwa yang dialaminya melalui artikel yang membongkar siapa sebenarnya Dean yang kala itu dianggap sebagai seseorang yang berpengaruh dan memotivasi orang banyak. Melalui artikel itu, Ani dapat menyadarkan banyak orang untuk mampu berbicara terkait dengan diskriminasi atas seks yang dimiliki sebagai perempuan.

Film ini memiliki aspek penting terkait dengan tokoh Ani yang menjadi subordinat karena kelompok geng yang memerkosanya adalah pria dengan status sosialnya yang tinggi. Hal ini didukung oleh pernyataan Butler yang berbicara bahwa subordinasi terhadap perempuan bukanlah karena adanya aspek natural dari biologis, tetapi hal tersebut hanyalah konstruksi budaya yang mampu berubah karena jenis kelamin dan gender sangatlah cair. Ani mengalami subordinat karena ia seorang perempuan dan status sosialnya yang tidak setinggi dengan kelompok laki-laki yang memerkosanya. Tokoh ini hanya mendapatkan diskriminasi tanpa adanya pembelaan dari orang-orang terkait dengan kejadian yang dialaminya.

Melalui artikel yang ditulisnya, adanya norma budaya yang menganggap bahwa jenis kelamin memiliki norma budaya. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan teman Ani, yaitu Dina yang mengklaim bahwa Ani adalah perempuan yang tidak mengikuti aturan karena ia banyak minum dan berpesta. Tidak hanya Dina, penyudutan kepada Ani pun dilakukan oleh orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan mengalami ketidakadilan dalam hidupnya karena labelisasi perempuan dan tubuh yang dimilikinya (biologis). Jika dilihat dalam pemikiran feminis postmodern, mereka berupa membedakan antara perempuan secara biologis dan entitas sosial serta perempuan, feminin, dan yang lainnya yang menunjukkan bahwa perempuan memiliki hubungan di dalam sistem yang sadar atau tidak sadar memiliki hubungan yang berbeda. Postmodern menekankan bahwa kealamiahan perempuan (kodrat perempuan) tidak ada di dalam dirinya sendiri, tetapi secara total adalah propertis dengan elemen.

Feminisme postmodern, sama seperti postmodernis, berusaha untuk menghindari setiap tindakan yang akan mengembalikan pemikiran falosentrisme atau setiap gagasan yang mengacu pada kata logos,“laki-laki”. Berdasarkan hal tersebut, feminisme postmodern memandang curiga terhadap pemikiran feminis yang berusaha memberikan suatu penjelasan tertentu mengenai penyebab opresi terhadap perempuan atau sepuluh langkah yang harus diambil perempuan untuk mendapatkan kebebasan yang diinginkannya (Tong, 2006).

Dalam feminisme ini, pelabelisasian dengan adanya istilah feminis dan lesbian dianggap sebagai sebuah parasit dan menempel pada pemikiran falogosentrisme yang berkonotasi penyimpangan dari suatu norma dan bukan sebuah pilihan seksual yang bebas atau sebuah ruang solidaritas untuk perempuan (Tong, 2006).

Hal tersebut digambarkan melalui film ini. Penulis novel dan naskah film yang merupakan perempuan memiliki sudut pandang perempuan untuk mengungkapkan tulisannya melalui narasi-narasi. Narasi-narasi ini ditumpahruahkan melalui tokoh Ani yang di dalamnya pun berprofesi sebagai penulis dan berusaha menuliskan kisahannya sebagai perempuan yang harus diketahui oleh orang banyak, terutama kasus diskriminasi, marginalisasi atau pelecehan seksual yang ia terima.

Tokoh Ani yang berani untuk berbicara melalui tulisannya terkait dengan pemerkosaan yang dialaminya merupakan gambaran dari perempuan yang menulis. Hal ini didukung oleh pendapat Helene Cuxius yang mengungkapkan bahwa perempuan haruslah menulis sebagai resistensi dan perlawanan-perlawanan terhadap diskriminasi, pelecehan, marginalisasi, dan hal lainnya yang merugikan perempuan. Perlawanan ini dilakukan oleh tokoh Ani dalam narasi sehingga banyak orang yang membaca dan akhirnya tokoh Dean yang memerkosanya mendapatkan sanksi sosial yang berat. Tentunya hal ini akan membuat nama tokoh Ani bersih karena sebelumnya ia dianggap sebagai orang yang ikut serta dalam kasus penembakan tersebut. Tokoh Ani membuktikan perlawanannya bahwa ia adalah perempuan dan mampu untuk membela kebenaran atas dirinya yang setelah bertahun lamanya. Masa lalu tersebut terus menghantui dirinya.

Gerakan yang dilakukan oleh tokoh dalam narasi atau penulis perempuan dari novel dan penulis naskah film ini memiliki pemikiran yang sama bahwa perempuan harus mampu keluar dari hal-hal yang memberatkan dirinya karena status tubuh. Melalui film ini, tentunya pembaca akan memahami rasa ‘keperempuanan’ yang begitu kental karena berusaha menggunakan tokoh perempuan dan peristiwa yang dialaminya.

Rasa itu tidak hanya dipahami melalui sebuah narasi novel, lalu dituangkan dalam narasi film yang ditulis oleh perempuan. Kemudian, tokoh utama yang dipilih dalam narasi adalah perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan mampu bergerak melawan ketidakadilan yang dimilikinya melalui gerakan menulisnya, menulis pengalaman atau peristiwa yang dialaminya karena seperti yang diungkapkan oleh Cixous, narasi hasil tulisan perempuan akan berbeda dengan tulisan laki-laki baik dari nuansa dan karakteristik penulisan. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Cixous, “Lache-toi! Lache tous!” yang dapat dimaknai sebagai ‘Lepaskan diri kamu! Lepaskan semuanya!’

Pemikiran Cixous dan hasil film Luckiest Girl Alive memberikan gambaran kepada masyarakat luas bahwa perempuan harus mampu menulis terkait dengan segala hal yang dirasakannya, terutama pada era digital sekarang ini. Perempuan harus mampu untuk menulis pengalamannya sendiri sebagai sebuah gerakan untuk bangkit dari berbagai hal yang merugikan perempuan. Sebenarnya sudah mulai banyak organisasi atau perkumpulan perempuan menulis. Namun, organisasi itu masih sedikit jika dibandingkan dengan kasus perempuan yang mengalami ketidakadilan. Oleh karena itu, sebagai perempuan, marilah kita menulis, seperti yang diungkapkan CIxous, Lache-toi! Lache tous!”

Tags: #Roma Kyo Kae Saniro
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Dibalik Sebuah Ketakutan

Berita Sesudah

Klinik

Berita Terkait

Ekspresi Puitik Penderitaan Palestina dalam Puisi “Tamimi” karya Bode Riswandi

Ekspresi Puitik Penderitaan Palestina dalam Puisi “Tamimi” karya Bode Riswandi

Minggu, 06/7/25 | 11:11 WIB

Oleh: Aldi Ferdiansyah (Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas)   Karya sastra adalah hasil proses kreatif yang...

Psikologi Kekuasaan dalam Cerpen “Seekor Beras dan Sebutir Anjing”

Psikologi Kekuasaan dalam Cerpen “Seekor Beras dan Sebutir Anjing”

Minggu, 06/7/25 | 10:56 WIB

Oleh: Nikicha Myomi Chairanti (Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia Universitas Andalas) Cerita pendek "Seekor Beras dan Sebutir Anjing" karya Eka Arief...

Tantangan Kuliah Lapangan Fonologi di Era Mobilitas Tinggi

Tantangan Kuliah Lapangan Fonologi di Era Mobilitas Tinggi

Minggu, 29/6/25 | 08:21 WIB

Oleh: Nada Aprila Kurnia (Mahasiswa Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas dan Anggota Labor Penulisan Kreatif/LPK)   Kridalaksana (2009),...

Mendorong Pemberdayaan Perempuan melalui KOPRI PMII Kota Padang

Mendorong Pemberdayaan Perempuan melalui KOPRI PMII Kota Padang

Minggu, 22/6/25 | 13:51 WIB

Oleh: Aysah Nurhasanah (Anggota KOPRI PMII Kota Padang)   Kopri PMII (Korps Putri Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) merupakan organisasi yang...

Aspek Pemahaman Antarbudaya pada Sastra Anak

Ekokritik pada Fabel Ginting und Ganteng (2020) Karya Regina Frey dan Petra Rappo

Minggu, 22/6/25 | 13:12 WIB

Oleh: Andina Meutia Hawa (Dosen Prodi Sastra Indonesia FIB Universitas Andalas)   Kajian ekokritik membahas hubungan antara manusia, karya sastra,...

Perkembangan Hukum Islam di Era Digital

Mencari Titik Temu Behaviorisme dan Fungsionalisme dalam Masyarakat Modern

Minggu, 22/6/25 | 13:00 WIB

Oleh: Nahdaturrahmi (Mahasiswa Pascasarjana UIN Sjech M. Jamil Jambek Bukittinggi)   Sejarah ilmu sosial, B.F. Skinner dan Émile Durkheim menempati...

Berita Sesudah
Beragam Kemungkinan Seseorang Tidak Bisa Pegang Omongan

Klinik

Discussion about this post

POPULER

  • Efisiensi di Negeri Petro Dolar: Jalan Penuh Lubang, Jembatan Reyot Vs Mobil Dinas Baru yang Lukai Rasa Keadilan

    Efisiensi di Negeri Petro Dolar: Jalan Penuh Lubang, Jembatan Reyot Vs Mobil Dinas Baru yang Lukai Rasa Keadilan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mambangkik Batang Tarandam dalam Naskah Drama “Orang-orang Bawah Tanah” karya Wisran Hadi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 100 Hari Kerja Wali Kota Padang Capai Kepuasan 80 Persen

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Penggunaan Kata Ganti Engkau, Kau, Dia, dan Ia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Angka Penyalahgunaan Narkoba di Sumbar Sempat Tempati Posisi Tertinggi, Kapolda : Kita Bakal All Out

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tanda Titik pada Singkatan Nama Perusahaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sumbang 12 untuk Puti Bungsu Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024