Sabtu, 14/6/25 | 18:48 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI RENYAH

Klinik

Minggu, 04/12/22 | 09:36 WIB

Lastry Monika
(Kolumnis Rubrik Renyah)

Kurun waktu dua minggu ini, saya menjadi akrab dengan kata ‘klinik’. Seseorang memperkenalkan kata itu dengan makna yang lain. Saya pun sering diajak olehnya untuk mampir ke klinik yang ia maksud. Awalnya, saya bingung ketika ia menyebut ‘klinik’. Saya pikir ia sedang sakit dan hendak berobat. Kebetulan pula ketika itu ia baru saja sembuh dari sakit dan saya menduga saat itu ia belum benar-benar pulih.

Rupanya, ‘klinik’ yang dimaksud ialah tempat makan. Sebelum mengenal tempat makan yang disebutnya dengan ‘klinik’, saya mengenal tempat semacam itu sebagai ‘pemadam kelaparan’. Meskipun keduanya dapat diartikan sebagai tempat yang mengenyangkan namun keduanya juga memiliki perbedaan yang signifikan.

Pemadam kelaparan dapat menjadi tempat yang dibutuhkan oleh semua orang ketika mereka lapar, tetapi tidak dengan klinik. Klinik hanya cocok untuk orang-orang lapar dengan kondisi kesehatan tertentu, terutama kondisi kesehatan lambung. Artinya, tidak semua pemadam kelaparan adalah klinik, tetapi semua klinik sudah pasti pemadam kelaparan. Tempat makan dalam sebutan klinik tidak hanya bertujuan untuk membuat seseorang menjadi kenyang, tetapi juga tetap sehat. Setidaknya, lambungnya tidak bermasalah setelah berkunjung ke tempat tersebut.

Setelah lebih dari dua minggu sering menghabiskan waktu bersama, cukup banyak klinik yang kami kunjungi. Dalam sehari bahkan mengunjungi dua klinik yang berbeda. Akan tetapi, adakalanya pula kami mampir ke klinik yang salah. Semula, kami mengira tempat tersebut adalah klinik, ternyata bukan. Bila mampir ke klinik yang salah, ini adalah hal buruk bagi kami berdua.

BACAJUGA

Sebagian Tidak Suka Orang yang Banyak Cerita

Menyulam Nilai Lewat Cerita: Inyiak Bayeh dan Cerita-cerita Lainnya

Minggu, 11/5/25 | 17:14 WIB
Sebagian Tidak Suka Orang yang Banyak Cerita

Talempong Batu: dari Batu ke Nada

Minggu, 04/5/25 | 18:02 WIB

Teman dekat saya yang memperkenalkan klinik dengan makna lain tersebut memiliki masalah dengan lambungnya. Baginya, pemadam kelaparan yang bisa dikategorikan sebagai klinik adalah tempat yang tidak menyebabkan masalah di lambungnya yang sensitif. Ia memiliki klinik langganan yang sering dikunjungi. Di klinik tersebut, selain kenyang ia juga dapat merasa lebih sehat.

Tadi malam, untuk bermalam minggu, kami mampir ke sebuah klinik. Saya amat senang, sebab kesempatan ini amatlah jarang karena kami tinggal cukup berjauhan. Pikir saya, kami bisa menghabiskan waktu untuk omong-omong banyak hal sambil menyeduh dan mengicip pesanan yang tersisa.

Setelah melahap pesanan masing-masing, teman dekat saya tiba-tiba saja berulang kali ke toilet. Dia bilang, ia mulai merasa mual. Ada makanan yang ternyata tidak cocok dengan lambungnya. Rupanya, kami mengunjungi klinik yang salah. Tempat itu bukan klinik melainkan pemadam kelaparan.

Karena terlalu senang bisa bermalam minggu bersama, saya kurang peka terhadap kondisi teman dekat saya itu. Karena keteledoran saya yang amat tak terpuji tersebut, saya mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya. Tentu saja, saya amat kapok untuk mengulangi keteledoran yang sama sebab masih banyak keteledoran lain yang tentu pula sebisa mungkin tidak akan pernah saya coba.

Tags: #Lastry Monica
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Luckiest Girl Alive: Representasi Perempuan Menulis

Berita Sesudah

Cerpen “Ayam dan Kambing” Karya Fadli Hafizulhaq dan Ulasannya oleh Azwar Sutan Malaka

Berita Terkait

Satu Tikungan Lagi

Masih Tentang Busa dan Bilasan

Minggu, 08/6/25 | 17:51 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Minggu lalu, di rubrik Renyah, saya menulis tentang pengalaman mencuci pakaian—aktivitas sederhana yang diam-diam...

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Cerita dari Balik Busa dan Bilasan

Minggu, 01/6/25 | 16:05 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Ada satu kebiasaan yang tak pernah absen menemani masa-masa kuliah saya dulu, menumpuk cucian....

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Jam Tangan dan Seni Menjadi Siapa

Minggu, 25/5/25 | 13:50 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah) Seorang teman pernah berujar tentang urgensi dari jam tangan. Ia menjelaskan tentang benda kecil yang...

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Tertinggal Karena Lupa, Tertawa Karena Ingat

Minggu, 18/5/25 | 16:44 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Lupa adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Dalam keseharian, kita sering kali dibuat repot...

Sebagian Tidak Suka Orang yang Banyak Cerita

Menyulam Nilai Lewat Cerita: Inyiak Bayeh dan Cerita-cerita Lainnya

Minggu, 11/5/25 | 17:14 WIB

Lastry Monika Dosen Prodi Sastra Minangkabau FIB Unand/Kolumnis Rubrik Renyah   Dalam tiga minggu terakhir, saya selalu mengangkat tema seputar...

Sebagian Tidak Suka Orang yang Banyak Cerita

Talempong Batu: dari Batu ke Nada

Minggu, 04/5/25 | 18:02 WIB

Lastry Monika (Dosen Prodi Sastra Minangkabau FIB Unand/Kolumnis Rubrik Renyah)   Bila saya membawa teman pulang kampung, ibu hampir selalu...

Berita Sesudah
Cerpen “Ayam dan Kambing” Karya Fadli Hafizulhaq dan Ulasannya oleh Azwar Sutan Malaka

Cerpen "Ayam dan Kambing" Karya Fadli Hafizulhaq dan Ulasannya oleh Azwar Sutan Malaka

Discussion about this post

POPULER

  • Bubur Kirai Kuliner Khas Muaro Bungo Jambi dari Zaman Baheula

    Bubur Kirai Kuliner Khas Muaro Bungo Jambi dari Zaman Baheula

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Maling Sawit dan Getah Karet Marak di Dharmasraya, Petani Menjerit

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tanda Titik pada Singkatan Nama Perusahaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara dan Ulasannya oleh Azwar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puisi-puisi Elfa Edriwati

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Warga Nagari Sikabau Keluhkan Ganti Rugi Lahan Plasma Terdampak Jaringan Listrik PT AWB

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kata Penghubung dan, serta, dan Tanda Baca Koma (,)

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024