Salman Herbowo
(Kolumnis Rubrik Renyah Scientia.id)
Bila ada yang bertanya benda apakah yang paling misterius? Maka saya akan menjawabnya sisir rambut. Benda yang satu ini agaknya sulit untuk ditemukan ketika hendak dibutuhkan. Begitu pun sebaliknya, bila sedang tidak diperlukan, ia muncul di tempat-tempat yang tidak diduga. Yang jelas muncul di tempat yang mudah untuk saya jangkau. Sampai saat ini kejadian serupa masih menjadi “misteri” dan sepertinya sulit untuk dipecahkan.
Sisir rambut memang merupakan benda yang sering saya gunakan dalam aktivitas keseharian, bahkan sisir rambut sudah menjadi kebutuhan primer. Hampir setiap pagi dalam beberapa tahun belakangan, saya menyisir rambut sebelum berpergian. Seperti ada yang kurang dan mempengaruhi kepercayaan diri jika tidak menyisir rambut sebelum berpergian. Apalagi jika selesai memotong rambut di barbershop dan menggunakan minyak rambut pomade, tentu saja sisir rambut menjadi benda penting untuk memaksimalkan penataan rambut agar tampil keren.
Berbagai macam pula jenis sisir rambut yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan dan jenis rambut. Bagi saya sisir rambut yang sering digunakan adalah jenis sisir yang tipis dan mudah diselipkan di saku celana. Biasanya jenis sisir seperti ini sering menjadi hadiah dari setiap pembelian semua produk pomade.
Ada hal yang mengusik saya dari sisir rambut. Benda yang kecil ini agaknya menjadi misterius saat hendak dibutuhkan. Tidak satu atau dua kali saja saya sulit menemukan sisir rambut saat hendak diperlukan. Padahal, saya selalu meletekkan kembali ketika selesai menggunakannya. Hanya saja, saat hendak menggunakan lagi benda itu sudah tidak ditempatnya. Jangankan mudah untuk dijangkau, terlihat pun ia tidak. Dan anehnya ketika tidak dibutuhkan benda itu seakan muncul begitu saja.
Sebenarnya, saya tidak mempersoalkan kalau benda itu juga digunakan oleh yang lain. Walau beberapa artikel yang saya baca di media online, ada yang menjelaskan agar tidak berbagi penggunaan sisir, tapi untuk kedisiplinan agaknya menjadi persoalan penting dan itu juga berlaku bagi saya. Tidak menutup kemungkinan sesekali saya pun juga abai terhadap pentingnya menaruh benda yang telah digunakan ke tempatnya kembali. Entah itu kunci kendaraan, sepatu, remot tv, gunting kuku, dan sisir rambut. Bagi saya dan mungkin juga pembaca, benda-benda itu sering digunakan dalam aktivitas keseharian dan tidak jarang pula susah untuk ditemukan ketika hendak digunakan.
Kedisiplinan sepertinya itu yang menjadi kunci agar benda-benda kecil yang sering digunakan dalam keseharian selalu berada dalam jangkauan kita, seperti sisir rambut misalnya. Ketidakdisiplinan kita untuk meletakan kembali benda-benda itu ke tempat semula memiliki banyak dampak buruk. Mungkin saja kita bisa ribut dengan rekan saat bertanya letak dari sisir rambut tersebut atau juga dapat mengakibatkan terlambat untuk kuliah atau bekerja. Saya biasanya membutuhkan waktu yang lama pula untuk mencari sisir rambut di saat buru-buru untuk bepergian.
Begitu rumitnya mencari sisir rambut saat hendak diperlukan. Bila diperlukan susah dicari, bila sedang tidak digunakan dia berada di tempatnya. Namun begitu, ada satu hal yang agaknya lebih rumit dari mencari sisir rambut ialah persoalan hati yang sering datang dan pergi sekehendak hati.