Salman Herbowo
(Kolumnis Rubrik Renyah Scientia.id)
Ada kepuasan dan kebanggaan tersendiri saat kita berhasil untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Pekerjaan dalam hal ini bermakna luas, entah itu memasak, membersihkan rumah, mengajar, atau mungkin juga menulis. Untuk hal menulis ini berbagai macam pula jenisnya, bisa saja menulis artikel, tugas kuliah, atau mungkin juga skripsi bagi teman-teman yang menempuh jenjang pendidikan tinggi. Namun, ada satu hal yang saya kira menjadi sesuatu yang sering dirasakan oleh teman-teman mahasiswa atau mungkin juga profesi lainnya yaitu deadline pekerjaan.
Bagi saya deadline merupakan “kekuatan” yang memberikan dampak luar biasa terhadap selesainya sebuah pekerjaan. Banyak pekerjaan yang belum terselesaikan jika belum mendekati deadline. Berbagai macam pula alasannya, kenapa setiap pekerjaan terutama yang berkaitan dengan tulis-menulis sulit untuk dapat diselesaikan kalau belum mendekati deadline. Bahkan tugas menulis yang sebelumnya diberikan jangka waktu yang lama agar dapat dikerjakan dengan tenang, santai, dan hasil maksimal, malah sulit untuk memulainya. Pokoknya kalau belum deadline berarti belum sanggup untuk memulainya.
Saya teringat pengalaman saat menjadi mahasiswa, tidak satu pun tugas menulis artikel yang dapat dimulai kalau belum mendekati deadline, bahkan beberapa di antaranya ada yang dikerjakan beberapa jam sebelum dikumpulkan. Tapi artikel yang dikerjakan tetap dengan hasil maksimal, setidaknya itu yang saya pikirkan. Walaupun dikerjakan dalam tenggat waktu yang mepet, bukan berarti tanpa persiapan. Biasanya saya akan mengumpulkan beberapa referensi dan data sebagai bahan tulisan tugas kuliah. Hanya saja belum ada kemampuan untuk menuliskannya.
Sebagian besar artikel tugas kuliah memang saya kerjakan saat hampir mendekati deadline, bahkan ada istilah yang menjadi guyonan saya dan rekan-rekan ketika itu “tidak ada ide kalau belum deadline” atau “no deadline no finish”. Begitu besarnya pengaruh deadline bagi kami. dan sepertinya kebiasaan itu bagi saya masih berlanjut hingga saat ini. Banyak ”pekerjaan” yang berkaitan dengan dunia tulis-menulis ini yang tidak dapat saya mulai atau akhiri sebelum “dikejar” deadline.
Ada hal menarik pula mengenai deadline pekerjaan ini. Saya juga pernah menyaksikan salah satu iklan produk obat sakit kepala dengan alur cerita dikejar deadline pekerjaan. Pernah pada suatu waktu, rekan ketika kuliah program sarjana memberikan guyonan kalau sakit kepala kebanyakan disebabkan oleh deadline dari tugas perkuliahan. Bahkan dia berkelakar kalau tugas-tugas itu dapat diselesaikan setelah meminum produk obat sakit kepala tersebut. Tentu ini hanya guyonan saja dan sebagai penghibur disaat pekerjaan menumpuk.
Begitu pun saat tulisan “renyah” ini diselesaikan, seakan tidak ada daya dan upaya untuk memulainya kalau belum mendekati deadline, atau mungkin saja sudah masuk ke additional time. Seperti dalam pertandingan sepak bola kita mengenal adanya penambahan waktu pertandingan, seperti itu juga dalam menyelesaikan tulisan. Terkadang di antara kita juga diberikan kemudahan itu. Hanya saja terkadang saya dan mungkin juga pembaca terlalu sering menggunakan additional time tersebut. Satu hal yang pasti, ada kepuasaan dan kebanggaan tersendiri jika tulisan dapat diselesaikan dengan bermacam proses yang telah dilalui. Percayalah.
Discussion about this post