Ingatan yang Samar-Samar
Aku terbangun di atas kasur setiaku
Tempat aku bebas menggerutu
Melampiaskan kerandoman yang tak kunjung usai
Kulihat embun tak lagi tampak di pelupuk mata
Ia meninggalkan jejak di dalam lamunanku
Mentari yang sangar pun sangat menjengkelkan
Memaksaku menghentikan seruan angin yang datangkan
Membawa bualan mesra
Merenggut episode permulaan skenario
Mengapungkan asa, membenamkan rasa
Ah sialan, aku lupa
Saat ini ada janji untuk menemuimu
Di ingatan yang samar-samar
Aku coba menghubungimu
Tapi tak ada jawaban
Sepertinya kau telah pergi ke tempat yang pernah kau ceritakan
Tempat di mana kau pertama kali memulai kisah
Ternyata semuanya telah usai
Kau dan aku hampir saja tenggelam
Marunggi, April 2022
Pagi Tak Lagi Ramah
Udaran keras tak dapat disentuh
Memaksa embun menyingkirkan aroma kembang sepatu
Menghapuskan jejak langkah yang mengukir kisah para pemburu
Pagi tak lagi ramah
Suasananya membeku, mengubur dalam impian para perindu
Menghentikan cengkraman para penikmat ruang kalbu
Menutup habis uraian detik dan waktu
Pagi tak lagi ramah
Ia terus marah
Memaki bunga-bunga kumbah
Marunggi, April 2022
Biodata Penulis:
Yogi Resya Pratama lahir di Pariaman. Alumni SMA Negeri 3 Pariaman ini mempunyai hobi menulis puisi. Saat ini ia sedang merampungkan studi di Jurusan Bimbingan dan Konseling IAIN Batusangkar. Selain menjadi jurnalis, ia pernah aktif di PMII dan KNPI Kota Pariaman.
Discussion about this post