Jumat, 29/8/25 | 03:49 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI RENYAH

Menyiasati Malas dalam Menulis

Minggu, 09/1/22 | 07:14 WIB


Salman Herbowo
(Kolumnis Rubrik Renyah Scientia.id)

 

Pembahasan persoalan malas sebenarnya juga pernah saya tulis dalam kolom artikel literasi scientia.id pada 26 Desember 2021 dengan judul “Ada Saatnya Malas Menjadi Sebuah Solusi”. Bila pembaca belum mengetahui silakan ditelusuri melalui mesin pencarian google. Saya sangat berterima kasih jika hasil penelusurannya dilanjutkan dengan membaca hingga selesai. Berbeda dari sebelumnya yang mengulik “manfaat” malas, edisi kali ini justru mengulasnya agar terhindar dari sifat malas.

Saya teringat pepatah orang tua ketika memberi nasihat agar terhindar dari sifat malas yaitu “Labiah Ancak Dicakau Harimau, Daripado Ditangkok Maleh”, lebih baik diterkam harimau daripada terjangkit sifat malas. Saya menafsirkan nasihat orang tua itu, bahwa malas merupakan bahaya laten. Kenapa begitu? Jika sudah malas untuk beraktivitas, maka sudah dipastikan tidak ada produktivitas. Tentu saja hal itu dapat menghambat capaian maksimal rutinitas keseharian

BACAJUGA

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Rahasia di Balik Semangkuk Mi Rebus

Minggu, 10/8/25 | 19:24 WIB
Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Crack! Sebuah Denting Kecil

Minggu, 13/7/25 | 18:39 WIB

Membahas malas dan kaitannya dengan menulis banyak dipahami sebagai pembicaraan yang teoritis. Memang persoalan tulis-menulis tidak dapat dihindari dari dunia akademik. Akan tetapi, secara umum banyak pula rutinitas keseharian kita dilakukan dengan menulis. Disadari atau tidak aktivitas menulis selalu dilakukan saban hari. Mulai dari yang baru menggunakan pensil, hingga yang sering mengoperasikan touch screen. Berbagai macam pula bentuk tulisan yang dihasilkan, baik itu berupa catatan sekolah, rangkaian agenda tugas kantor, coretan di kertas buram, catatan menu pesanan konsumen, atau menulis status di laman media sosial.

Menulis berasal dari tulis, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti ada huruf atau angka yang dibuat dengan pena (pensil, cat, dsb),  kemudian diberi afiks me– sehingga menjadi menulis, yang berati melakukan suatu kegiatan (kata kerja). Malas merupakan salah satu faktor yang menyebabkan tidak bergairahnya kita dalam menjalani aktivitas, salah satunya menulis. Malas adalah jenis kata sifat (adjektiva) yang bermakna tidak mau mengerjakan sesuatu.

Sebenarnya berbagai macam pula trik dan siasat yang dapat diterapkan dalam melawan malas. Ada yang menyiasati dengan melakukan aktivitas fisik seperti olahraga, ada juga yang menjalani hobinya, mungkin ada pula yang melakukannya dengan cara bermeditasi. Namun begitu, harus disertai dengan kesungguhan dan kemauan yang kuat. Sebuah dorongan yang didasari dengan kesadaran dan keikhlasan.

Sebagai makhluk yang diciptakan tuhan dengan sesempurna bentuk, manusia mempunyai cipta, rasa dan karsa. Cipta merupakan kemampuan daya pikir untuk megadakan sesuatu yang baru, rasa yaitu tanggapan hati dari sebuah perbuatan dan rangsangan saraf, sedangkan karsa kemauan atau dorongan untuk melakukan suatu hal. Sinergisitas ketiganya merupakan cara untuk menekan dan menyiasati rasa malas dalam menuliskan sebuah gagasan menjadi bahan bacaan.

Adanya dorongan yang kuat untuk menuliskan sebuah gagasan sudah menjadi modal utama untuk memulai menulis. Apalagi jika didukung penuh oleh kepiawaan cipta dan sensivitas rasa, tentu berpotensi menghasilkan tulisan yang menarik untuk dibaca. Namun begitu, tetap harus dilandasi dengan karsa yang kuat, karena inilah “ramuan” utamanya untuk menyiasati malas lenyap saat menulis.

Melenyapkan malas untuk selamanya dalam rutinitas keseharian mungkin saja bukan sebuah persoalan mudah. Begitupun dalam aktivitas menulis, malas kapan saja bisa “menyusup” hingga membuat kita menjadi berleha-leha. Saya membayangkan jika sifat malas sampai terjangkit kepada pengguna layar touch screen dalam sehari, mungkin saja laman sosial media sepi dari berbagai postingan.

Tags: #Salman Herbowo
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Kata Terpanjang dalam Bahasa Indonesia

Berita Sesudah

Puisi-puisi Rara Permata B. dan Ulasannya oleh Ragdi F. Daye

Berita Terkait

Sebagian Tidak Suka Orang yang Banyak Cerita

Rumah dan Kenangan yang Abadi

Minggu, 24/8/25 | 21:15 WIB

Lastry Monika (Dosen Prodi Sastra Minangkabau FIB Unand)   Minggu lalu, tepat pada 17 Agustus 2025, saya menulis sebuah catatan...

Sebagian Tidak Suka Orang yang Banyak Cerita

Tuah Rumah

Minggu, 17/8/25 | 19:03 WIB

Lastry Monika (Dosen Prodi Sastra Minangkabau FIB Unand)   Dalam dua tahun terakhir, rumah saya di kampung lebih sering sepi....

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Rahasia di Balik Semangkuk Mi Rebus

Minggu, 10/8/25 | 19:24 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Sore itu, hujan mengguyur tanpa henti sejak siang, menebar hawa dingin yang merayap masuk...

Sebagian Tidak Suka Orang yang Banyak Cerita

Melangkah Pelan dalam Dunia Pernaskahan: Catatan dari Masterclass Naskah Sumatera

Minggu, 03/8/25 | 21:28 WIB

Lastry Monika (Dosen Prodi Sastra Minangkabau FIB Unand)   Menjadi peserta Masterclass Naskah Sumatera yang diadakan oleh SOAS University of...

Suatu Hari di Sekolah

Fiksi dan Fakta: Dua Sayap Literasi

Minggu, 27/7/25 | 16:28 WIB

Lastry Monika (Dosen Prodi Sastra Minangkabau FIB Unand/Kolumnis Rubrik Renyah)   Perdebatan soal bacaan fiksi dan nonfiksi kerap muncul di...

Sebagian Tidak Suka Orang yang Banyak Cerita

Ruang Bernama Kita

Minggu, 20/7/25 | 21:04 WIB

Lastry Monika (Dosen Prodi Sastra Minangkabau FIB Unand/Kolumnis Rubrik Renyah)   Pada 16 Februari 2025, saya pernah menulis di rubrik...

Berita Sesudah
Puisi-puisi Rara Permata B. dan Ulasannya oleh Ragdi F. Daye

Puisi-puisi Rara Permata B. dan Ulasannya oleh Ragdi F. Daye

Discussion about this post

POPULER

  • Kominfo Dharmasraya Diduga Jadi Biang Kegaduhan Soal Pembahasan Asistensi APBD-P 2025

    Kominfo Dharmasraya Diduga Jadi Biang Kegaduhan Soal Pembahasan Asistensi APBD-P 2025

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bukittinggi Didorong Jadi Kota Beradat, Berbudaya, dan Ramah Pejalan Kaki

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 401 PPPK di Pesisir Selatan Resmi Dilantik, Bupati Ingatkan Jangan Gadaikan SK ke Bank

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bupati Solok Tutup Safari Berburu Hama, Dorong Perlindungan Pertanian dan Silaturahmi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sumbang 12 untuk Puti Bungsu Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Buzzer, Kominfo, dan Tensi Politik Dharmasraya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tiga Pelaku Narkoba Ditangkap, Rekonstruksi Peredaran Sabu di Bukittinggi Terungkap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024