Silvia Permata Sari, S.P., M.P.
(Dosen Fakultas Pertanian Universitas Andalas)
Siapa sih yang tak pernah dengar istilah “demam kembang” alias demam bunga di masa pandemi Covid-19 ini? Sejak munculnya wabah virus Corona tahun 2020 lalu, demam kembang ini pun ikut bermunculan. Mulai dari anak-anak, bapak-bapak, hingga emak-emak bahkan kaum milenial terkena “demam kembang” ini. Bagaimana tidak? Terbatasnya aktivitas di luar rumah, tuntutan kerja maupun sekolah daring/online yang membuat kita menatap layar hp atau duduk berjam-jam di depan laptop, sering membuat mata lelah dan jenuh.
Nah, menanam atau budidaya kembang bisa menjadi salah satu hobi baru yang banyak digandrungi di tengah pandemi covid-19 hingga saat ini. Hal ini juga saya lakukan sebagai dosen di Fakultas Pertanian Universitas Andalas di sela-sela kesibukannya sebagai pendidik di kampus besar di Pulau Sumatera ini. Ratusan kembang saya budidayakan di rumah, mulai dari Aglonema, Rose, Melati, Llili paris, Cemara, hingga tanaman obat kanker pun ada. Bagi sahabat pembaca, jika kita sebagai pemula dalam budidaya tanaman di dalam rumah, pilihlah tanaman yang mudah tumbuh dan tidak terlalu rewel perawatannya, seperti bunga pukul sembilan (Portulaca sp.), Aglonema, Monstera, Palem kuning, Kaktus, lidah mertua (Sansevieria), dan lain-lain. Beberapa tanaman tersebut merupakan tanaman yang cocok dimiliki oleh pemula yang sedang belajar merawat tanaman di rumah.
Namun, dalam kenyataannya dalam kegiatan budidaya itu, ada saja hama yang merusak tanaman. Tentu saja ini meresahkan kita karena hama memakan tanaman yang kita tanam sehingga tanaman rusak dan tak lagi indah. Salah satu alternatif yang dapat kita lakukan untuk mengendalikan hama yang menyerang tanaman kita di rumah adalah dengan menggunakan pestisida ramah lingkungan yang dikenal dengan istilah “pestisida nabati”.
Secara umum, pestisida nabati adalah pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan. Sifat pestisida nabati adalah mudah terurai (biodegradable) di alam sehingga tidak berbahaya bagi lingkungan serta relatif aman bagi manusia dan ternak peliharaan. Selain membunuh hama yang ada pada tanaman budidaya tersebut, pestisida nabati juga dapat menolak kehadiran hama karena baunya yang menyengat dapat mencengah serangga hama memakan tanaman, menghambat reproduksi serangga hama, dan mengendalikan pertumbuhan jamur dan bakteri penyebab penyakit. Pestisida nabati ini juga dapat digunakan untuk mengatasi hama yang telah mengalami resistensi (kebal) terhadap pestisida kimia.
Dari segi proses pembuatannya, pestisida nabati ini tergolong murah dan mudah. Pestisida nabati relatif mudah dibuat dengan kemampuan dan pengetahuan yang terbatas. Murah karena bahan bakunya cukup dari tumbuhan yang banyak tersedia di rumah kita. Oleh karena itu, pestisida nabati bisa dijadikan sahabat bagi pecinta tanaman dan petani di masa pandemi covid-19 ini. Tidak perlu mengeluarkan uang yang besar untuk membuat pestisida nabati ini. Namun demikian, pestisida nabati juga memiliki kekurangan, di antaranya cepat terurai, tidak tahan lama dan daya kerjanya relatif lambat sehingga harus sering kita aplikasikan dibanding pestisida sintetik jika tanaman kita terserang hama.
Beberapa ciri tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati, yaitu secara fisik tanaman tersebut tidak terserang/tidak disukai hama, beraroma kuat, rasa yang pahit, sehingga tidak disukai serangga hama, Contohnya daun papaya (Carica papaya L.), serai (Andropogon nardus), tembakau (Nicotina tabacum), bawang putih (Allium sativum), lengkuas (Aphinia galanga), daun sirsak (Annona muricata), daun jarak pagar (Jatropha curcas), daun srikaya (Annona squamosa),
Dari segi proses pembuatannya, pestisida nabati tergolong murah dan mudah. Secara garis besar, pembuatan pestisida nabati dapat dibedakan menjadi dua cara. Pertama, dengan cara laboratorium dan secara sederhana. Cara laboratorium dilakukan oleh tenaga ahli yang sudah terlatih, biasanya sudah dijual komersil, membutuhkan alat dan bahan kimia khusus. Kedua, cara sederhana dengan cara dapat kita buat sendiri menggunakan bahan baku tumbuhan dan alat yang tersedia di rumah kita masing-masing. Beberapa contoh pestisida nabati yang dapat dibuat sendiri dan dimanfaatkan untuk mengendalikan hama yang menyerang tanaman di rumah, yaitu:
Pertama, Pestisida Nabati dari Daun Pepaya
Salah satu alasan daun pepaya dapat dijadikan pestisida nabati yaitu daunnya mengandung bahan aktif papain yang dapat mengendalikan hama tanaman. Cara pembuatannya: 1 kilogram daun pepaya segar dirajang atau dipotong kecil-kecil. Kemudian hasil rajangan/potongan kecil daun pepaya tersebut direndam dengan 10 liter air, lalu tambahkan 1 sendok makan sunlight atau sabun cair cuci piring merek lain. Aduk merata campuran tersebut dan rendam selama 24 jam (semalam). Lalu, saring rendaman daun pepaya tersebut dengan kain halus/kain kasa/saringan. Setelah itu, hasil saringan tersebut dimasukkan ke dalam tabung semprot, dan siap disemprotkan ke tanaman yang terserang hama.
Kedua, Pestisida Nabati dari Daun Tembakau
Daun tembakau mengandung bahan aktif nikotin. Cara pembuatan pestisida nabati dari daun tembakau, yaitu: 250 gram (sekitar 4 genggam) daun tembakau, 1 sendok makan detergen, dan 8 liter air. Pertama, campurkan semua bahan tersebut dan aduk dengan merata. Selanjutnya, biarkan selama 24 jam (semalam). Kemudian, campuran tersebut itu disaring sehingga yang kita peroleh itu adalah air dengan ekstrak daun tembakau itu saja, tanpa ada terbawa ampas daun tembakaunya. Setelah itu masukkan air hasil saringan tersebut ke dalam tabung semprot, dan siap untuk disemportkan ke tanaman yang terserang hama. Pestisida nabati daun tembakau ini efektif untuk mengendalikan hama penghisap.
Ketiga, Pestisida Nabati dari Daun Pepaya dan Tembakau
Tembakau merupakan salah satu bahan dasar rokok, yang dapat dijadikan sebagai pestisida nabati untuk mengendalikan hama tanaman di pekarangan rumah kita. Tembakau mengandung nikotin yang dapat digunakan untuk mengendalikan beberapa jenis hama, seperti kutu kebul, kutu daun (Aphid), tungau, walang sangit, dan hama ulat. Caranya: potong kecil-kecil daun pepaya atau ditumbuk. Kemudian tembakau diperoleh dari 3 batang rokok, 5 lembar daun pepaya, 4 liter air bersih. Hancurkan tembakau rokok tersebut ke dalam air 4 liter dan potongan daun pepaya. Campuran semua bahan ini dibiarkan selama 24 jam agar semua bahan tersebut larut dan bahan aktifnya juga keluar. Ampas atau sisa dari bahan pestisida nabati ini juga dapat berperan sebagai pupuk organik. Pestisida nabati pepaya dan tembakau ini dapat digunakan mengendalikan hama ulat, hama kutudaun penyebab keriting daun cabai, mengusir semut, dan beberapa jenis penyakit lainnya. Aplikasi pestisida ini sebaiknya 1x dalam seminggu.
Keempat, Pestisida Nabati dari Bawang Putih dan Tembakau
Sediakan 3 batang rokok, 3 siung bawang putih, 1 sendok makan sunlight. Caranya: Haluskan 3 siung bawang putih, bisa haluskan dengan cara menggiling dengan cobekan atau dengan blender (tergantung alat yang tersedia di rumah anda). Selanjutnya tambahkan air sebanyak 1 liter dan aduk rata. Kemudian tambahkan 3 batang rokok (terserah merk apa saja), ambil tembakaunya saja dari 3 batang rokok tersebut. Campurkan tembakau rokok tersebut ke dalam air campuran bawang putih pada wadah yang tertutup. Aduk campuran air bawang putih dan tembakau tersebut hingga rata. Kemudian tutup dan rendam campuran air tersebut selama 24 jam. Kemudian, kita saring sebelum dimasukkan ke tangki semprot dan tambahkan lagi setengah sendok sunlight atau sabun cuci piring cair merek lain. Ingat: sabun cuci piring tersebut juga jangan terlalu banyak ya.. karna fungsinya sebagai perekat pestisida nabati itu biar nempel di daun. Selain itu, kalau deterjen terlalu banyak itu bisa menyebabkan tanaman mati. Pestisida nabati ini digunakan untuk mengendalikan hama ulat dan kutudaun. Aplikasi pestisida nabati ini sebaiknya disemprotkan pada malam hati dan semprotkan pada bagian bawah daun tanaman kembang/bunga anda.
Kelima, Pestisida nabati dari sirsak (Annona muricata)
Untuk membuat pestisida nabati berbahan dasar daun sirsak, terlebih dahulu daun sirsak tersebut kita potong-potong, lalu tambahkan air, kemudian di-blender atau ditumbuk. Selanjutnya, bahan tersebut ditambahkan air bersih sebanyak 5 liter dan detergen satu sendok makan, dan rendam selama 24 jam. Hasil rendaman air sirsak tersebut, disaring dan siap disemprotkan ke tanaman kita yang terserang hama dan penyakit.
Keenam, Pestisida nabati dari lengkuas (Aphinia galanga)
Cara membuatnya: bersihkan rimpang lengkuas dengan air (cuci bersih). Setelah itu, rimpang lengkuas tersebut iris dan keringanginkan 3 hari tidak terkena matahari langsung (lebih kurang 3 hari). Kemudian, timbang irisan rimpang lengkuas yang sudah kering angin tersebut sebanyak 1 kg, Rimpang lengkuas dibersihkan dari tanah atau kotoran. Selanjutnya, masukkan ke dalam panci dan tambahkan air 4 liter, lalu rebus lebih kurang 10 menit. Kemudian, rebusan lengkuas tersebut disaring. Kemudian semprotkan ke tanaman setelah dingin. Pestisida nabati ini dapat digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman.
Ketujuh, Pestisida nabati dari daun sirsak
Caranya: satu genggam daun sirsak, satu genggam rimpang jeringau, 20 siung bawang putih, 20 gram detergen (sabun colek), 20 liter air. Cara membuatnya: semua bahan ditumbuk halus dan dicampur dengan detergen, lalu direndam dalam air selama 2 hari. Kemudian, disaring, setiap 1 liter air saringan dapat diencerkan (tambahkan) dengan 10 liter air untuk disemprotkan. Pestisida nabati daun sirsak ini dapat mengendalikan beberapa hama tanaman.
Jadi, tunggu apa lagi sahabat pembaca semua. Jika tanaman Anda terserang hama dan penyakit, silahkan coba ramuan pestisida nabati seperti yang dijelaskan di atas. Selain bahannya mudah diperoleh, biaya yang kita perlukan juga murah. Jenis pestisida yang akan sahabat pembaca buat dapat disesuaikan dengan bahan baku tanaman apa yang berlimpah di lokasi tempat tinggal dan kepadatan (populasi) hamanya. Jika populasi hamanya sudah cukup banyak, semprotlah tanaman anda tersebut sesering mungkin dengan interval waktu yang rutin sampai hamanya itu berkurang, bahkan hilang. Jangan lupa, waktu menyemprotnya pun sebaiknya pada pagi dan sore hari. Hindari waktu tengah hari karena zat aktif dari pestisida nabati yang kita buat tersebut bisa hilang karena pancaran terik sinar matahari.
Discussion about this post