Selasa, 13/5/25 | 05:13 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI PUISI

Puisi-puisi Amalia Aris Saraswati

Minggu, 19/9/21 | 07:27 WIB

Palsu

gerimis membasahi kota malam itu
membasuh hatiku yang hampir patah
aku berlari pada kekasih
ia tak berada di tempat
hanya rumah yang dingin dan kesepian

dalam setiap langkah,
bersamaan hujan deras di mataku
“Ya Tuhan, ampuni aku,”
“Ya Tuhan, ampun,”
“Ya Tuhan,”
“Ya Tuhan,”

“Ampuni aku yang telah kafir,
memuji nama indah-Mu
tapi kekasih dalam hatiku
lebih besar dari-Mu,”
“Tiadalah kasih paling kasih selain Engkau,
Tuhan, terimalah cintaku walaupun itu palsu,”

Padang, 14 September 2021
*terinspirasi dari karya Husein Widiyanto “Kafir”

BACAJUGA

Cerpen “Pulang ke Rahim Ibu” Karya Amalia Aris Saraswati dan Ulasannya oleh Azwar, M.Si.

Cerpen “Pulang ke Rahim Ibu” Karya Amalia Aris Saraswati dan Ulasannya oleh Azwar, M.Si.

Minggu, 06/8/23 | 12:23 WIB
Puisi-puisi Amalia Aris Saraswati

Puisi-puisi Amalia Aris Saraswati

Minggu, 27/3/22 | 07:37 WIB

 

Pagar

kota basah semalaman
gerimis berganti hujan
yang meluapkan segala yang dikandung awan

aku berziarah pada kekasihku
rindu telah menjadi racun di dadaku,
hujan tak dapat mencegah langkahku ke hadapannya

menghadap kekasihku
dengan gelisah
gelisah karena ingin segera bertemu
penuh harap,
seandainya ia berada dalam rumah besar itu

menunggu,
merapal doa-doa
berharap Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang sudi mempertemukan kami

malam hampir mencapai puncaknya
jalanan begitu sunyi,
basah dan mencekam

hatiku mengembang
hanya dengan memandang rumahnya yang angkuh
kudekatkan wajahku pada pagar
menyentuhkan pipiku
pada pagar yang putih dan dingin

aku mencintai orang di dalam rumah itu
di balik pagar ini
meskipun ia tiada, hatiku sudah bahagia

Padang, 14 September 2021
*terinspirasi dari kisah Layla Majnun

 

Pulang

setelah mengembara
di atas tanah-tanah yang asing
setelah mengecap banyak anggur dan cuka
kadang mesti lapar dan disia-siakan
rasanya aku ingin pulang

pulang ke hatiku yang dulu
yang tegar diasuh derita
hatiku yang senantiasa riang
pada setiap perjuangan

aku pun rindu pada sahabat-sahabat lama
mereka penuh mimpi
yang rela mengorbankan apapun demi mimpi-mimpi itu

Ikal, Arai, Lintang, Sabari, Maryamah, Enong, dan semuanya
tetaplah bersemayam di jiwaku
aku akan segera pulang!

Padang, 14 September 2021
*sahabatku dalam karya-karya Andrea Hirata

 

Cermin

bersamamu aku seperti menghadapi
sebuah cermin besar
seperti melihat diriku sendiri

kau adalah labirin
dan aku tersesat di dalamnya
kau adalah tembok yang menjulang kokoh
aku tak kuasa meruntuhkannya
kau juga awan-awan lembut
kau menjelma gelas-gelas kaca
riuh berdenting, bertubrukan,
pecah dan melukai kakiku\

memahamimu sama peliknya dengan memahami diriku sendiri
sabarlah, kasih
cerminku retak
aku mencoba merangkainya kembali
merekatkannya
melukiskan tinta emas pada setiap retakannya

Padang, 14 September 2021
*terinspirasi dari filosofi Kintsugi “piring pecah”

 

Janji Bunga Matahari

malam itu kau usap air mataku
disaksikan lampu-lampu taman kota
engkau berjanji akan selalu ada,
melindungiku, menjadi dukungan buatku

“Kau boleh datang padaku setiap kali kau membutuhkanku,” katamu.
Saat itu aku merasa kembali jadi orang yang berarti

perempuan selembut kelopak bunga matahari,
kini aku tiada berdaya
aku mencarimu, memohon pertolongan
di antara rintih dan sedu sedan

tapi kau entah di mana

terbaring di tempatku,
memandang langit-langit yang kosong
aku bertambah retak mengingat janjimu
janji bunga matahari sirna sudah

Padang, 14 September 2021
*Bunga Matahariku, Tuba Fallopi

 

Biodata:

Amalia Aris Saraswati merupakan Alumni Fakultas Pertanian Universitas Andalas, anggota FLP Sumbar, dan Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) Pusat.

Tags: #Amalia Aris Saraswati
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Linguistik Kebudayaan: Menyelisik Nilai Kearifan Lokal

Berita Sesudah

Pestisida Nabati, Sahabat Baru Pencinta Tanaman di Masa Pandemi Covid-19

Berita Terkait

Puisi-puisi Afny Dwi Sahira

Puisi-puisi Afny Dwi Sahira

Minggu, 11/5/25 | 11:29 WIB

Ilustrasi: Meta AI Mahasiswa Fakultas Timbangan Keadilan Oleh: Afny Dwi Sahira Kau datang pada sebuah pertemuan Tak ada yang mengundangmu...

Puisi-puisi Eliza Nuzul Fitria

Puisi-puisi Eliza Nuzul Fitria

Minggu, 04/5/25 | 07:45 WIB

Ilustrasi: Meta AI Melanjutkan Episode Oleh: Eliza Nuzul Fitria Bukan nyanyian, melainkan tangisan Tanyalah pada mereka yang menanggung beban Setetes,...

Puisi-puisi Maryatul Kuptiah

Puisi-puisi Maryatul Kuptiah

Minggu, 27/4/25 | 09:56 WIB

Ilustrasi: Meta AI Panggilan Demi Hari Oleh: Maryatul Kuptiah Per kepala merayap, badan bungkuk Mencium lantai, puji pada sang-Tuhan. Tunaikan...

Puisi-puisi Salwa Ratri Wahyuni

Puisi-puisi Salwa Ratri Wahyuni

Minggu, 20/4/25 | 10:51 WIB

Gambar Pendukung: Meta AI Menuju Tak Terbatas dan Melampauinya Oleh: Salwa Ratri Wahyuni Sore itu, burung-burung manyar berbisik bahwasanya ketiadaanmu...

Puisi-puisi Maryatul Kuptiah

Puisi-puisi Maryatul Kuptiah

Minggu, 23/3/25 | 08:40 WIB

Ujung Resah Oleh: Maryatul Kuptiah Ujung hari pulih tertata rapi sekian abad sesuka hati Beralih ribuan detik per sekian detik...

Puisi-puisi Nada Aura Syakilla

Puisi-puisi Nada Aura Syakilla

Minggu, 16/3/25 | 11:35 WIB

Negeri Pertiwi Oleh: Nada Aura Syakilla Di laut biru dan tanah yang subur Negeri pertiwi berdiri teguh Di bawah langit...

Berita Sesudah

Pestisida Nabati, Sahabat Baru Pencinta Tanaman di Masa Pandemi Covid-19

Discussion about this post

POPULER

  • Puisi-puisi Afny Dwi Sahira

    Puisi-puisi Afny Dwi Sahira

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perkembangan Hukum Islam di Era Digital

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Firdaus Apresiasi Semangat Gotong Royong Masyarakat Wujudkan Festival Juadah Tanpa APBD

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puisi-puisi Karya Farha Nabila dan Ulasannya Oleh Dara Layl

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Kata “bapak” dan “ibu” Harus Ditulis dalam Huruf Kapital ?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pengurus DPW PKDP Sumbar Dilantik, Firdaus : Siap Berbuat untuk Kampung Halaman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Malam Puncak Festival Juadah di Pasar Cubadak Berakhir Meriah dengan Lelang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024