Sabtu, 13/12/25 | 16:08 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI PUISI

Puisi-puisi Diego Alpadani

Minggu, 02/5/21 | 07:00 WIB

Menampar Purnama

Biarkan aku menampar purnama
karena rindu adalah bentuk paling asing
dalam kehidupan yang kapitalis ini. Sedang rintik
hujan adalah kebengongan bahasa yang diper-
malukan! Bagai emak-emak lampu sen kanan
belok ke kiri. Apakah ini rahasia semesta dalam
mempertelekan ideologi?

Tangan ini sudah lama
gatal hendak menampar purnama. Melepas rindu dengan
membelai sangat konvensional, biarkan aku melangkah
pada ranah arbirter yang tak sekali pun disepakati olehmu

Padang, 2021

 

BACAJUGA

Puisi-puisi Diego Alpadani

Puisi-puisi Diego Alpadani

Minggu, 25/7/21 | 07:43 WIB

Tiga Kali Empat Senja Seribu Lima Ratus Saja

Aku lebih kampungan dari
senja yang memancarkan magenta di rok gantungmu
itu. Lebih tak terhitung waktu yang hilang di diri
kampungku. Apakah ini yang dinamakan sunyi
dalam perhitungan kekacauan yang pasti?

Sudah berapa kali kulantunkan dengan bunyi
paling noise dari pita suara yang serak ini, senja
klak, klak, klak, klak, klak, ah, hahai, uyeeeee.

Begitu kau tak mengerti. Silakan meniduri senja menggunakan
perkalian paling bocor yang ada di benak dan kekanak-kanakanmu
itu. Sudah tetap, tiga kali empat seribu lima ratus saja.

Padang, 2021

 

Cap Seribuan Luka

Aku lebih terluka melihat teh gelas
dalam kulkas tidak lagi dibeli anak-anak
daripada harus kehilangan senja di pinggir otakmu itu.

Penahkah kau tahu? Dua dari dua emak-emak lepau
tersedu-sedu merasakan kehilangan seruput anak-anak
setengah tiang saat menikmati teh gelas dingin seribuan.

Aku sudah ikut terluka dan akan merasakan
‘kehilangan sebelum senja itu ada, sebelum micro
kehilangan, dan makro kesunyian membersihkan
kemoceng setiap hari.

Padang, 2021

 

Jalan Orang Dalang

Sudah kucoba berlari bersama koran
ke dalam magma yang panas dingin kata orang dalang.
Masih tak kutemukan anak-anak sepi. Juga sudah ku-
katamkan pulau berkarang bersama sebotol air mineral,
tetap saja penat kudapatkan. Kusangka sepi untuk
mengaduk lima sampai delapan puisi.

Beginilah jika telah diaduk aksioma dan paksaisme.

Doktrin aku.
Doktrin aku wahai semesta. Tiada kesepian sepanjang
dan seterjal apa pun itu jalan.

Aduh, ternyata ini saja kata orang dalang.

Padang, 2021

 

Mengupil, Kemayu Senja

Benar aku merindukanmu mengupil di samping
kemayu senja. Dari cahaya kecil dan upilan itu
aku menemukan keindahan dalam keburukan tingkah
menurut mereka yang paling baik tingkah. Haruskah
aku memohon dengan tangis seperti meminta bantuan
amil zakat agar kau mengulang gerakan maha apik mengupil
di samping kemayu senja?

Benar aku merindukan itu, tiada lagi kepura-
puraan hendak kuselimuti. Kesinilah, pertemuan

rindu adalah upil yang menggigil gamang ketakutan
menunggu datangnya jari kelingkingmu.

Padang, 2021

 

Biodata Penulis

Diego Alpadani saat ini memiliki hobi duduk di Lepau Wo Wat sambil menikmati ota lapau. Ia sangat berharap dapat duduk di Lepau Wo Wat bersama Pevita Pearce dan ditraktir teh telur.

 

Tags: #Diego Alpadani
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Cerpen “Lelaki Penjemput Pelangi” Karya Fadli Hafizulhaq dan Ulasannya oleh M. Adioska

Berita Sesudah

Nada-Nada Hidup

Berita Terkait

Puisi-puisi Indri Rahmadani

Puisi-puisi Indri Rahmadani

Minggu, 07/12/25 | 17:48 WIB

Sumber Gambar: Meta AI Rumah Tanpa Pintu Oleh Indri Rahmadani Di kota ini yang jauh dari ragamu Aku belajar berhitung...

Puisi-puisi Wulan Darma Putri

Puisi-puisi Wulan Darma Putri

Minggu, 30/11/25 | 15:51 WIB

Sumber: Meta AI Sehangat Kepulan Kopi Oleh Wulan Darma Putri Dalam getaran cinta Kau mengukir hati yang luka Memberiku segala...

Puisi-puisi Afny Dwi Sahira

Puisi-puisi Afny Dwi Sahira

Minggu, 16/11/25 | 19:38 WIB

Menebak Pikiran Amir Oleh: Afny Dwi Sahira Sendu mata Amir rindu Buya Mengingat Buya semasa hidup Peninggalan Buya memenuhi memori...

Puisi-puisi Delivia Nazwa Syafiariza

Puisi-puisi Delivia Nazwa Syafiariza

Minggu, 02/11/25 | 18:34 WIB

Sumber: Meta AI Penjara Air Oleh: Delivia Nazwa Syafiariza Air pernah jadi kebebasan Sirip pernah menari tanpa batas Lalu datang...

Puisi-puisi Maryatul Kuptiah

Puisi-puisi Maryatul Kuptiah

Senin, 20/10/25 | 00:12 WIB

Etalase Oleh: Maryatul Kuptiah Manusia-manusia berkaca Bertatap ramah, bersenda gurau Bercerita ucapan nenek dahulu Para orang tua mengulum senyum, bibir...

Puisi-puisi Zahrah Ziqro

Puisi-puisi Zahrah Ziqro

Senin, 06/10/25 | 00:11 WIB

Sayap Oleh: Zahrah Ziqro Dari balik jendela kutatap awan biru terbentang Indah sekali seakan-akan memanggilku ke atas sana Kapan sayapku...

Berita Sesudah
Nada-Nada Hidup

Nada-Nada Hidup

Discussion about this post

POPULER

  • Tim Lupak Satresnarkoba Polres Dharmasraya Ringkus Dua Pengedar Ganja di Jalan Lintas Sumatra Gunung Medan

    Tim Lupak Satresnarkoba Polres Dharmasraya Ringkus Dua Pengedar Ganja di Jalan Lintas Sumatra Gunung Medan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Walikota Padang Terima Kunjungan Wakil Duta Besar UEA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bupati JFP dan Wabup Candra Apresiasi Aksi Cepat IMLG-RTIK Sumbar Bantu Korban Bencana

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Analisis Unsur Intrinsik Naskah Drama “Orang-Orang di Tikungan Jalan” Karya Rendra

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Diduga Buang Limbah ke Sungai, PT Dharmasraya Lestarindo Jadi Sorotan Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Walhi Sumbar Kritik Keras Pernyataan Gubernur: Pemprov dan KLHK “State Actors” Utama Bencana Ekologis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Kata “bapak” dan “ibu” Harus Ditulis dalam Huruf Kapital ?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024