Latar belakang sosial dan budaya pada Cerpen “Antaro Amak jo Pitih” ini mencerminkan kehidupan masyarakat Minangkabau dengan nilai-nilai kearifan lokal yang khas. Cerpen ini menggambarkan kehidupan di pedesaan dengan latar belakang alam yang indah dan asri, serta masyarakat yang masih kental dengan tradisi dan adat istiadatnya. Penekanan pada kehidupan sehari-hari seperti mengisi jerigen di telaga, menjual jagung rebus, dan dinamika keluarga besar, menunjukkan keterikatan kuat dengan budaya agraris.
Konflik utama dalam cerpen ini adalah antara Meli dan ibunya, yang mencerminkan pertentangan antara tradisi dan modernitas. Ibunya ingin Meli menikah untuk mengurangi beban ekonomi keluarga, sementara Meli ingin melanjutkan pendidikan demi mewujudkan impian almarhum ayahnya. Konflik ini menunjukkan tekanan sosial yang dihadapi perempuan muda di pedesaan dalam memilih antara kepentingan pribadi dan kewajiban keluarga.
Meli digambarkan sebagai tokoh yang gigih dan bertekad kuat. Keputusannya untuk bekerja keras mengumpulkan uang demi pendidikan mencerminkan semangat emansipasi perempuan. Penolakan Meli untuk menikah muda dan keinginannya untuk melanjutkan pendidikan tinggi adalah bentuk perlawanan terhadap norma-norma tradisional yang sering kali membatasi peran dan kesempatan perempuan.
Cerpen ini juga menonjolkan aspek solidaritas dan dukungan keluarga. Meskipun awalnya ada ketidaksetujuan, akhirnya keluarga Meli mendukung keputusannya untuk melanjutkan pendidikan. Tokoh Mamak Safi memberikan contoh dukungan keluarga yang berperan penting dalam membantu Meli mencapai cita-citanya. Ini menunjukkan bahwa perubahan sosial dalam masyarakat dapat terjadi melalui dukungan dan pengertian dari keluarga.
Tema ekonomi dan pendidikan menjadi sangat sentral dalam cerpen ini. Keterbatasan ekonomi keluarga menjadi hambatan bagi Meli untuk melanjutkan pendidikan. Namun, tekad kuat dan kerja keras Meli untuk mengatasi hambatan ini menunjukkan pentingnya pendidikan sebagai alat untuk meningkatkan taraf hidup dan mencapai impian. Kisah ini juga menyoroti pentingnya beasiswa dan dukungan finansial bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu untuk mengakses pendidikan tinggi.
Melalui cerpen ini, Dilha Rahmanadia Putri berhasil menggambarkan berbagai aspek kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat Minangkabau. Cerpen ini tidak hanya memberikan gambaran tentang realitas sosial yang dihadapi oleh perempuan muda di pedesaan, tetapi juga menginspirasi dengan menunjukkan bahwa dengan tekad dan dukungan keluarga, impian dapat terwujud meskipun menghadapi berbagai tantangan.(*)
Tentang Kreatika
Kolom ini diasuh oleh FLP Sumatera Barat bekerja sama dengan Scientia.id. Kolom ini diperuntukkan untuk pemula agar semakin mencintai dunia sastra (cerpen dan puisi). Adapun kritik dalam kolom ini tidak mutlak merepresentasikan semua pembaca. Kirimkan cerpen atau puisimu ke karyaflpsumbar@gmail.com.
Discussion about this post