Rabu, 02/7/25 | 02:21 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI KREATIKA

Puisi-puisi Santi Puspita Ningrum dan Ulasannya oleh Dara Layl

Minggu, 05/11/23 | 10:39 WIB

Puisi-puisi Santi Puspita Ningrum 

Sari Puspa Ningrum

Kemuliaan Al-Qur’an

 

Di malam 17 ramadan yang arumi

Menjadi saksi peristiwa mulia yang dialami sang Nabi

BACAJUGA

Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara dan Ulasannya oleh Azwar

Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara dan Ulasannya oleh Azwar

Minggu, 08/6/25 | 16:36 WIB
Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Minggu, 01/6/25 | 06:46 WIB

Dalam gelapnya Gua Hira tanpa lentera

Turunnya wahyu pertama menyuarakan iqra’

 

Betapa bergetar hati Rasululah

Menerima kalamullah yang mulia lagi indah

Sebagai pedoman hidup manusia lemah

Agar mendapat maghfirah maupun hidayah

 

Dikala atma terjerat kegundahan

Dikala nurani tergopoh kegusaran

Lantunan Al-Qur’an bagai tetesan air hujan

Hempaskan kegeraman pun alirkan ketenangan

 

Inilah warisan dari Rasul tercinta

Tiada keraguan akan maknanya

Marilah bertadabbur sebagai bagian keseharian kita

Untuk menjadi petunjuk kedekatan terhadap-Nya

 

Bojonegoro, 17 April 2022

 

Ramadan Di Perantauan

 

Candra teristimewa kini telah tiba

Ladang berkumpulnya amal jariyah berlipat pahala

Tampak berbinar wajah para muslim muslimah

Berbondong membersihkan diri dari dosa dan genangan salah

 

Tapi kali ini ramadanku berbeda

Di tanah rantau tanpa belai ayah bunda

Yang dengan harap, pulang membawa bingkisan

Sebuah keberkahan ilmu, sebagai benteng pertahanan

 

Mengais kemuliaan dengan lantunkan ayat Al-Qur’an

Kedua tangan tidak lalai memberi santunan

Salat jamaah tidak henti ditegakkan

Untuk satu tujuan, barokah dari tanah rantauan

 

Saling menguatkan antar sesama

Agar tiada goyah iman di tengah jalannya

Rupa bahagia tidak bisa diungkap kata-kata

Mengumpulkan aroma kebajikan dengan berpuasa

 

Bojonegoro, 17 April 2022

 

Terima Kasih Tuhan

 

Afsun ranum merah di penghujung senja

Tengah melambai elok pada buana

Menganginkan kabar suka cita

Candra yang dinanti umat manusia

 

Hati berdesir di bawah cahya purnama

Mendengar riuh gema surau di penjuru semesta

Dengan getar tangan menengadah meminta ampunan

Kurangkai lisan dengan kalam Tuhan yang penuh harapan

 

Meski anca tidak lelah bertandang

Namun amarah harus dipendam hingga rumpang

Maafkan setiap kesalahan agar mudah dijalani

Niscaya keridhaan Illahi pasti akan menyinari

 

Dengan sujud simpuh merekah

Menyadari akan dosa dan rasa salah

Terima kasih tidak henti kuucapkan

Mengizinkanku kembali menikmati kemuliaan

 

Bojonegoro, 17 April 2022

 

Biodata Penulis:

Santi Puspita Ningrum, lahir di Bojonegoro, 06 Juni 2003. Santi sedang menempuh program S1 Akuntansi di Universitas Islam Malang. Santi sangat menyukai menulis, terutama menulis artikel, puisi, dan cerita pendek. Ingin mengenal lebih dekat, bisa dihubungi di ig @santipuspitaningrum.


Warna-warna Terang dalam Puisi

Oleh : Dara Layl

(Penulis dan Pengurus FLP Wilayah Sumatera Barat)

Puisi bisa dikatakan sebagai do’a ataupun harapan yang disusun melalaui kata-kata yang indah berdasarkan representatif penulisnya pada kehidupan. Selain itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, pengertian puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait.

Pada edisi kali ini, Kreatika menampilan tiga puisi karya Sari Puspita Ningrum yang berjudul, “Kemuliaan Al-Qur’an” “Ramadan di Perantauan” dan “Terima kasih Tuhan”

Nurgiyantoro (2010: 272) mengungkapkan bahwa bahasa merupakan unsur terpenting di dalam sebuah karya sastra, bahasa dalam karya sastra tersebut dapat disamakan dengan cat warna. Dengan kata lain, kata-kata di dalam sebuah puisi bisa menjadi warna yang mewakili sebuah puisi.

Puisi-puisi Sari Puspita Ningrum yang dimuat pada Kreatika edisi minggu ini berisi warna-warna terang yang disusun dengan rima dan irama yang hidup dan menghidupkan. Setiap akhir sajak puisi diakhiri dengan kata-kata yang optimistis dan penuh dengan rasa syukur. /Hempaskan kegeraman pun alirkan ketenangan/ (“Kemuliaan Al-Qur’an”). /Untuk satu tujuan barokah dari tanah perantauan/ (“Ramadhan di Perantauan”). /Hati berdesir di bawah cahaya Purnama/ (“Terima kasih Tuhan”). Pada akhir sajak puisi banyak menggunakan huruf konsonan di akhir kata, tapi tetap menimbulkan kesan dan pesan yang tidak gelap atau tidak suram, seperti kata; /santunan/ /pertahanan/ /ampunan/ /harapan/ /kemuliaan/.

Menganalisis puisi merupakan sebuah aktivitas menafsirkan pesan dan maksud yang diungkapkan penyair melalui sajak-sajaknya agar pesannya sampai kepada pembaca. Pradopo (1988: 68) mengungkapkan bahwa penganalisisan puisi dapat dilakukan dengan cara kajian lapisan norma dan pengalaman.

Pada puisi pertama, “Kemuliaan Al-Qur’an” penulis ingin menyampaikan sejarah turunnya ayat Al-Qur’an yang pertama yaitu surat Al-‘alaq ayat 1-5, wahyu ini diterima di Gua Hira tepat pada 17 Ramadhan dengan perintah pertama yaitu iqra’ atau membaca. Selanjutnya, setelah penyair menyampaikan sejarah turunnya Al-Qur’an, penyair masuk kepada tujuan diturunkan Al-Qur’an adalah sebagai petunjuk dan media untuk mempererat hubungan dengan Sang Pencipta, Allah SWT. Hal ini bisa dilihat melalui sajak; /Inilah warisan dari Rasul tercinta/ /Tiada keraguan akan maknanya/ /Marilah bertadabbur sebagai bagian keseharian kita/ /Untuk menjadi petunjuk kedekatan terhadap-Nya/. Pada puisi pertama ini penyair menyajikan warna sejarah yang dalam dan ditutup dengan warna kehidupan yang bisa dijalankan dengan penuh ketaatan dan ketenangan.

Pada puisi kedua, “Ramadan di Perantauan” hal yang sangat menarik dari puisi kedua ini adalah puisi yang bertema perantauan kebanyakan akan menulis hal-hal yang biasanya banyak menyerap kata-kata yang menggambarkan kesedihan dan kesenduan serta kerinduan, namun pada puisi kedua ini warna yang dituliskan bertolak belakang yaitu mengugunakan kata-kata yang berisi harapan, bisa dilihat melalui sajak; /Tapi kali ini ramadanku berbeda/ /Di tanah rantau tanpa belai ayah bunda/ /Yang dengan harap, pulang membawa bingkisan/ /Sebuah keberkahan ilmu, sebagai benteng pertahanan/ /Mengais kemuliaan dengan lantunkan ayat Al-Qur’an/ /Kedua tangan tidak lalai memberi santunan/ /Salat jamaah tidak henti ditegakkan/ /Untuk satu tujuan, barokah dari tanah rantauan/. Tema perantauan yang diambil sangat menarik karena mengambil sudut pandang yang berbeda yaitu sudut pandang yang menghasilkan keoptimisan dalam memanfaatkan kegiatan yang bermanfaat.

Pada puisi ketiga, “Terima kasih Tuhan” kita seolah bisa merasakan ungkapan rasa syukur yang dialami oleh penyair yang telah sampai pada suatu tujuan yaitu kemuliaan walaupun sebelumnya banyak hal yang sudah dilalui.

Puisi menjadi sarana bagi seorang penyair dalam menanggapi kehidupan serta sebagai sebuah sudut pandang, secara keseluruhan ketiga puisi yang ditulis oleh Santi Puspita Ningrum memiliki kisah-kisah pendek dengan makna yang dalam yang disajikan dengan warna yang terang, sehingga membuat pembaca bisa merasakan bahwa hidup bisa dijalani dengan kedamaian tergantung bagaimana kita mau melihat dan menulis warna yang mana. Terima kasih Santi untuk puisi-puisinya, ditunggu puisi dengan warna lainnya. (*)

 

Tentang Kreatika

Logo FLP

Kolom ini diasuh oleh FLP Sumatera Barat bekerja sama dengan Scientia.id. Kolom ini disediakan untuk penulis pemula agar semakin mencintai dunia sastra (cerpen dan puisi). Adapun kritik dalam kolom ini tidak mutlak merepresentasikan semua pembaca. Kirimkan cerpen atau puisimu ke karyaflpsumbar@gmail.com.

 

 

 

 

 

 

Tags: DARA LAYLFLP SumbarKreatikaSari Puspita Ningrum
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Optimalisasi Kegiatan Bina Keluarga Lansia di Sekolah Lansia Yogyakarta

Berita Sesudah

Membicarakan Insting Keibuan

Berita Terkait

Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara dan Ulasannya oleh Azwar

Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara dan Ulasannya oleh Azwar

Minggu, 08/6/25 | 16:36 WIB

  Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara Alienasi Hidup Kita hanya seorang pelancong Yang mengembara segala tempat Lalu tinggal – termenung Di...

Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Minggu, 01/6/25 | 06:46 WIB

Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra Gambar Diri Ini gambar diri. Aku yang berjalan tak selalu lurus, kadang tersandung bayangan sendiri, cerobohku...

Cerpen “Seberkas Titik yang Masih Tertinggal” Karya Arifah Prima Satrianingrum dan Ulasannya oleh Azwar

Cerpen “Seberkas Titik yang Masih Tertinggal” Karya Arifah Prima Satrianingrum dan Ulasannya oleh Azwar

Minggu, 25/5/25 | 09:15 WIB

Seberkas Titik yang Masih Tertinggal Cerpen Oleh: Arifah Prima Satrianingrum   Siang itu, matahari dengan terik mengambang di Padang. Ruas-ruas...

Puisi-puisi Karya Farha Nabila dan Ulasannya Oleh Dara Layl

Puisi-puisi Karya Farha Nabila dan Ulasannya Oleh Dara Layl

Minggu, 11/5/25 | 07:10 WIB

Puisi-puisi Farha Nabila   Kanak-Kanak dalam Diri Tatkala kutemukan diriku dalam relung kesepian Yang disana takkan kutemukan dengungan sumpah serapah...

Cerpen “Sejauh Apapun, Kau Akan Selalu Hebat” karya Balqin Adzra dan Ulasannya oleh M. Adioska

Cerpen “Sejauh Apapun, Kau Akan Selalu Hebat” karya Balqin Adzra dan Ulasannya oleh M. Adioska

Minggu, 04/5/25 | 08:40 WIB

Sejauh Apapun, Kau Akan Selalu Hebat Karya: Balqin Adzra   “Silahkan mampir! Kami mempunyai mochi varian baru!” teriak sang penjual...

Puisi-puisi Feiruzy Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Puisi-puisi Feiruzy Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Minggu, 27/4/25 | 16:31 WIB

Puisi-puisi Feiruzy Azzahra   Merindu Nagari Nan Jauh Tiap langkah yang menapak Meninggalkan rindu yang menjejak Risau nan gulandah memenuhi...

Berita Sesudah
Sebagian Tidak Suka Orang yang Banyak Cerita

Membicarakan Insting Keibuan

Discussion about this post

POPULER

  • Ketua DPD Partai Golkar Sumbar terpilih, Khairunnas saat menerima dokumen persidangan. [foto : ist]

    Khairunnas Kembali Pimpin Golkar Sumbar, Terpilih Secara Aklamasi dalam Musda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jembatan Akses Utama Kampung Surau Rusak Parah, Warga: Jangan Sampai Ada Korban Jiwa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tanda Titik pada Singkatan Nama Perusahaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Musda Golkar Sumbar Digelar Besok, Ketua Umum Bahlil Lahadalia dan Sejumlah Tokoh Nasional Hadir

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Penggunaan Kata Depan “dari” dan “daripada” yang Tidak Tepat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yonnarlis Ungkap Pentingnya Sinergi dan Kolaborasi Masyarakat dan Polri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Peringatan HUT ke-79 Bhayangkara, Ketua DPRD Dharmasraya: Polri Harus jadi Pelayan Masyarakat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024