Lastry Monika
(Kolumnis Rubrik Renyah Scientia.id)
Lelaki itu bernama Tatsu. Tampilannya sangar, di wajahnya melintang bekas sayatan yang membuatnya terlihat lebih mengerikan. Tubuhnya dipenuhi tato, orang-orang pun sering berprasangka buruk saat pertama bertemu dengannya. Dahulu, Tatsu adalah seorang anggota Yakuza, namun kini telah pensiun.
Di masa pensiunnya, Tatsu bertolak belakang dengan kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan oleh gengster. Tampilannya juga menjadi sedikit berubah. Ke mana-mana ia selalu mengenakan celemek andalannya. Hari-harinya sering diwarnai oleh drama berebut produk diskon bersama ibu-ibu di pasar dan supermarket.
Tatsu yang dulunya dijuluki The Immortal Dragon sama sekali tidak canggung dan merasa tertekan menjalani profesinya sebagai Bapak Rumah Tangga. Sebab, baginya pekerjaan rumah tangga adalah pekerjaan yang sulit dan diperlukan kesungguhan untuk melakukannya. Ia akan protes ketika ada orang yang meremehkan posisi tersebut.
“Keseharian bapak rumah tangga”, kira-kita inilah yang akan dijumpai ketika menonton serial The Way Of Househusband yang lucu, kocak, dan tentu saja bermanfaat. Kisah Tatsu menjungkirbalikkan maskulinitas yang selama ini kadung dikonstruksi jauh dari kegiatan domestik.
Bila biasanya yang sering dijumpai adalah kursus atau kelas untuk menjadi istri bagi perempuan, The Way Of Househusband menghadirkan “Kelas Bapak Rumah Tangga”. Tentu saja, kelas ini diampu oleh Tatsu yang amat mahir mengerjakan ini itu terkait kegiatan domestik. Ia belanja ke pasar, memburu diskonan agar lebih berhemat, mencuci dan menjemur pakaian, menyiapkan makanan, ikut kelas memasak bersama ibu-ibu kompleks, dan membawa bekal ketika piknik bersama Miku (istrinya), tentu dalam rangka untuk berhemat dan agar bisa menabung.
Meskipun saat ini perlahan telah mengalami perubahan, di masa yang entah, laki-laki dan perempuan diidentikkan dengan serangkaian harapan umum yang melekat dengan jenis kelaminnya. Misal, hanya laki-lakilah yang bekerja, sedangkan perempuan mengurusi rumah. Laki-laki berada pada posisi dilayani, sedangkan perempuan melayani. Bila terbalik, akan muncul anggapan telah menyalahi kodrat.
Sebagian dari rumah tangga pada umumnya akan mengamini bahwa “ayah atau suami adalah raja”. Ia berwibawa dan tipikal orang yang memerintah. Sebaliknya, “ibu atau istri adalah seorang yang lembut, tenang, dan hangat”. Ia adalah tipikal yang diperintah. Apabila bagian ini terbalik, laki-laki akan disebut ‘suami takut istri’ dan istri dianggap ‘terlalu mendominasi’. Relasi itu dimaknai negatif meskipun sebenarnya tidak terjadi tindakan memerintah dan diperintah antara keduanya.
The Way Of Househusband menampilkan relasi berbeda untuk melucuti sisi negatif tersebut. Miku adalah seorang desainer dan otaku yang menunjang ekonomi keluarga secara keseluruhan. Meski demikian, ia tidak menunjukkan sisi mendominasi dan Tatsu tidak pula merasa didominasi. Tatsu pun sepertinya tidak memedulikan embel-embel ‘suami takut istri’ karena memang tidak ada relasi seperti itu dalam rumah tangganya. Ia dengan percaya diri tampil sebagai bapak rumah tangga dengan celemek andalannya ke mana-mana.
Discussion about this post