Kamis, 16/10/25 | 22:39 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI RENYAH

Sambat dan Kawan-Kawannya

Minggu, 04/9/22 | 13:53 WIB

Lastry Monika
(Kolumnis Rubrik Renyah Scientia.id)

Apakah sambat dirasa cukup untuk menemani hilir-mudiknya kehidupan? Setelah mengeluh selama satu jam atau lebih soal tugas kuliah, pekerjaan, ketakutan tambah dewasa, dan pertanyaan ‘kapan’ yang menyebalkan, lalu mau ngapain lagi? Apakah perasaan sudah benar-benar lega dengan hanya sekadar mengeluh? Bila tidak, ada kabar baik. Sambat juga punya kawan. Ketika mereka dikombinasikan, barulah hidup terasa lebih ‘slay’, tapi ini baru kemungkinan loh, ya.

Setelah sambat, alangkah baiknya disertakan kawan dekatnya, yaitu curhat. Setelah mengeluh, keluarkan semua hal yang rasanya menyumbat perasaan, misalnya setelah mengeluh karena takut tambah dewasa, utarakan juga isi hati seputar persoalan yang membuat takut. Bila beruntung, teman curhat yang solutif dan berenergi positif bisa memberi satu, dua, tiga, atau lebih banyak saran dan nasihat, tetapi sekadar didengarkan saja juga sudah lebih dari cukup.

Bila rasanya sambat dan curhat belum mampu membuat tenang, terasa masih ada satu hal besar yang masih menyumbat perasaan dan agak susah untuk dikeluarkan, saatnya kawan sambat yang lain turut diundang. Ia adalah misuh. Kawan yang satu ini memang kadang agak ngegas karena ia berkarakter ‘badass’. Kata-kata yang mungkin keluar bisa agak kotor dan kurang enak didengarkan.

BACAJUGA

Suatu Hari di Sekolah

Saat Ide Mengalir di Detik Terakhir

Minggu, 05/10/25 | 20:02 WIB
Suatu Hari di Sekolah

Antara Deadline dan Bedcover

Minggu, 14/9/25 | 18:56 WIB

Namun, ada yang perlu diingat misuh-misuh yang dilakukan sebisa mungkin tidak menyinggung perasaan orang lain sebab sepertinya sudah tidak ada kawan sambat lain yang bisa mengatasinya. Sambat tidak berkawan dengan baku-hantam dan pertengkaran. Lalu, bagaimana cara misuh yang lebih efektif?

Mungkin bisa dengan mengunjungi pantai, pegunungan, atau atap gedung, tapi tempat terakhir sepertinya tidak usah. Ombak di pantai akan menghalangi suara misuh-misuh didengar oleh orang lain. Begitu pun dengan pegunungan. Silakan keluarkan kata-kata yang agak kotor dan kurang enak didengarkan itu, tapi bila tempat-tempat itu sulit dijangkau, misuh-misuh saja di kamar mandi. Jangan lupa sambil menghidupkan keran.

Akan tetapi, sebetulnya ada tempat misuh lain yang mungkin jauh lebih efektif. Tidak memerlukan tempat yang jauh, tenaga yang lebih, dan tidak pula menyebabkan polusi suara dengan kata-kata kotor dan kurang enak didengar. Sediakan saja buku tulis  atau selembar kertas dan pulpen. Tulislah di sana apa pun yang hendak diutarakan.

Sebenarnya masih ada tempat yang lain, sih. Kemungkinan juga lebih efektif. Tempat itu adalah media sosial, entah itu lewat cuitan, bikin utas, cerita, atau unggahan. Namun, misuh di tempat ini memerlukan kehati-hatian. Tanggapan orang lain sulit untuk dihindarkan karena mereka tidak selalu paham maksud dan tujuan unggahan yang isinya misuh-misuh itu.

Alternatif ini tetap bisa dipakai dengan keadaan aman bila akunnya berupa Twitter yang sepi pengikut, digembok, atau lewat second akun Instagram yang khususkan untuk unggahan sesuka hati dan teman-teman dekat. Tidak lupa, second akun ini juga diatur ke privasi pribadi. Kalau dipikir-pikir, sambat dan kawan-kawannya ini seperti sebuah jamuan makan. Sambat adalah hidangan pembuka, curhat sebagai hidangan utama, dan musuh sebagai hidangan penutup.

Tags: #Lastry Monica
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Berbincang dengan Diri Sendiri

Berita Sesudah

Cerpen “Ketika Berbagi” Karya Ali Usman dan Ulasannya oleh Azwar Sutan malaka

Berita Terkait

Lagu yang Tak Selesai-selesai

Lagu yang Tak Selesai-selesai

Minggu, 12/10/25 | 19:23 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Entah mengapa, hari itu saya hanya ingin mendengarkan satu lagu. Satu lagu saja! Padahal...

Suatu Hari di Sekolah

Saat Ide Mengalir di Detik Terakhir

Minggu, 05/10/25 | 20:02 WIB

Lastry Monika (Dosen Prodi Sastra Minangkabau FIB Unand)   Ada satu fenomena unik yang saya kira hampir semua kita pernah...

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Pilihan dan Segala yang Beda-Beda Tipis

Minggu, 28/9/25 | 21:25 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Minggu lalu, saya menulis tentang ungkapan “beda-beda tipis” atau “sebelas dua belas”. Ternyata, maknanya...

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Beda-Beda Tipis, Hidup Tetap Manis

Minggu, 21/9/25 | 19:27 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Pernahkah mengalami kebingungan saat membeli pakaian? Misalnya, dihadapankan pada dua kemeja berwarna biru tua...

Suatu Hari di Sekolah

Antara Deadline dan Bedcover

Minggu, 14/9/25 | 18:56 WIB

Lastry Monika (Dosen Prodi Sastra Minangkabau FIB Unand)   Seorang bos Yakuza pensiun, lalu ia memutuskan untuk menjadi bapak rumah...

Sebagian Tidak Suka Orang yang Banyak Cerita

Harmoni dalam Kata: Mantra sebagai Representasi Kearifan Lokal

Minggu, 07/9/25 | 15:34 WIB

Lastry Monika (Dosen Prodi Sastra Minangkabau FIB Unand)   Mantra merupakan salah satu bentuk kearifan lokal yang diwariskan secara turun-temurun...

Berita Sesudah
Cerpen “Ketika Berbagi” Karya Ali Usman dan Ulasannya oleh Azwar Sutan malaka

Cerpen "Ketika Berbagi" Karya Ali Usman dan Ulasannya oleh Azwar Sutan malaka

Discussion about this post

POPULER

  • Afrina Hanum

    Sumbang 12 untuk Puti Bungsu Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Kata “bapak” dan “ibu” Harus Ditulis dalam Huruf Kapital ?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Seminar Ekonomi UNP Dorong Mahasiswa Jadi Penggerak Ekonomi Berkelanjutan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Se Indonesia, seIndonesia, atau se-Indonesia?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tanda Titik pada Singkatan Nama Perusahaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Job Fair 2025 UNP Hadirkan Puluhan Perusahaan Ternama, Buka Peluang Karier bagi Lulusan Muda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bupati Agam Minta Pemetaan Wilayah Palupuh untuk Tepatkan Arah Pembangunan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024