Oleh:
Silvia Permata Sari
(Dosen Prodi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas)
Sahabat pembaca, beberapa pekan yang lalu tulisan saya pernah mengulas tentang pertanian terpadu. Kali ini, tulisan saya mengupas kisah sukses petani organik di Bukit Gompong Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat. Kisah ini diangkat agar bisa menjadi contoh bagi kaum milenial dan petani di daerah lain. Usaha tani yang terletak di Bukit Gompong, Kabupaten Solok, Sumatera Barat tersebut dikelola oleh Pak Ilham Yudha Putra, M.Kn, Datuak Nan Sabatang. Yang merupakan alumni Universitas Andalas dari Fakultas Hukum. Akan tetapi beliau beralih ke bidang pertanian karena melihat bidang pertanian yang tidak memiliki banyak peminat padahal pertanian sendiri memiliki hal yang menjanjikan.
Usaha pertanian di Bukit Gompong ini adalah usaha pertanian organik yang dilakukan dibudidayakan tanpa menggunakan pupuk buatan, pestisida sintetik (insektisida, fungisida, herbisida dan bahan kimia lainnya). Luas lahan pertanian organik yang dikembangkannya yaitu sekitar 1,5 hektar, dimana lahan tersebut dibagi menjadi empat wilayah yaitu 0,25 hektar untuk tanaman hortikultura, 0,25 hektar untuk tanaman penyegar, 0,25 hektar untuk tanaman aksiri dan 0,25 hektar utuk peternakan, sisanya untuk sarana dan prasarana pertanian. Tanaman yang dibudidayakan di kawasan Bukit Gompong ini beranekaragam, mulai dari strawberry, terung, cabai, daun bawang, selada, tanaman ekor kuda, serai wangi, nilam, eukaliptus, dan lavender.
Tanaman lavender yang ditanam itu berperan sebagai refugia, yaitu tanaman yang digunakan sebagai tempat bermainnya serangga hama sehingga tidak menyerang tanaman utama yang dibudidayakan. Tetapi tanaman lavender tersebut juga digunakan sebagai penghasil rupiah dengan cara diolah menjadi minyak atsiri dan juga hiasan untuk pembuatan lilin sabun. Dilahan tersebut juga ditanami dengan tanaman ekor kuda yang mana tanaman ini berfungsi untuk penangkal jamur akar, kemudian juga ditanami dengan tanaman bunga-bungaan yang tujuannya untuk penarik serangga agar tanaman cabe bisa dibantu penyerbukkannya oleh serangga dan ada juga tanaman sereh wangi yang berfungsi untuk penangkal kutu-kutu daun dan disamping itu sereh wangi juga menghasilkan rupiah tambahan. Kemudian tanaman Titonia atau dikasih nama joker wajib ada diareal kawasan budidaya pertanian beliau karena tanaman titonia memiliki unsur nitrogen yang tinggi serta titonia ini sebagai bahan utama pembuatan pupuk serta pembuatan pestisida nabati.
Pada umumnya budidata tanaman di Bukit Gompong tersebut dilakukan dengan pola tumpag sari. Selain pertanian, juga ada peternakan kambing dan ayam. Kotoran ayam dan urine kambing dimanfaatkan sebagai pupuk organik (input) untuk tanaman yang dibudidayakan di kasawan pertanian organik Bukit Gompong tersebut. Sedangkan di sisi lain, sisa-sisa tanaman hasil panen akan digunakan untuk bahan pakan ternak kambing dan ayam. Sehingga pada usaha pertanian organik tersebut tidak ada limbah yang dihasilkan dari usaha pertanianya. Itulah dikatakan dengan sistem pertanian terpadu, yaitu sistem pertanian yang menerapkan prinsip zero waste karena limbah peternakan nantinya akan menjadi pupuk, dan limbah pertanian dapat menjadi pakan ternak.
Kawasan Pertanian Organik Bukit Gompong tersebut juga memiliki greenhouse yang digunakan sebagai tempat pembibitan tanaman krisan yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Usaha pertanian di Bukit Gompong, Kabupaten Solok tersebut diolah secara organik dna memaksimalkan fungsi lahan. Tanah tidak ada yang kosong selau ditanami. Terdapat kurang lebih 45 tanaman dalam satu lahan yang sama dan saling menguntungkan. Hasil pertanian organik sangat menjanjikan dimana harganya lebih tinggi. Tidak hanya itu pola tanaman polikultur juga sangat bermanfaat dimana akan terjadi hubungan saling menguntungkan. Pertanian organik lebih menguntungkan dibandingkan pertanian konvensional biasa. Jadi, bagi sahabat pembaca setia dimana pun berada, mulai sekarang jika kawasan tempat tinggal anda mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi pertanian organik..Salam sehat pertanian…!!!
Discussion about this post