Kata penghubung atau kata sambung maka dan sehingga sekilas tidak tampak spesial atau istimewa dibandingkan dengan kata penghubung yang lain. Namun, jika dimasukkan ke dalam kalimat, kedua kata penghubung ini mempunyai perilaku yang unik dan berbeda dengan kata penghubung lain. Kata penghubung ini tidak dapat digunakan pada awal kalimat, apakah sebagai penanda keterangan anak kalimat dalam kalimat majemuk bertingkat (subordinatif) ataupun sebagai kata penghubung antarkalimat dalam paragraf.
Sebelum berbicara lebih lanjut mengenai keunikannya, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata penghubung atau konjungsi didefinisikan sebagai kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarklausa, dan antarkalimat. Kata penghubung maka dan sehingga termasuk ke dalam konjungsi subordinatif atau konjungsi yang menghubungkan dua bagian dalam kalimat majemuk yang tidak setara atau kalimat majemuk bertingkat (Mulyono, 2013:63).
Sekarang, kembali pada keunikan kata penghubung maka dan sehingga. Jika kedua kata penghubung ini digunakan pada awal kalimat, kedua kata penghubung ini hanya dapat membentuk salah satu pola kalimat saja, yaitu keterangan (K) saja. Sementara itu, sebuah kalimat yang utuh dan lengkap wajib menghadirkan subjek (S) dan pedikat (P) atau wajib menghadirkan SP.
Jika kita berbicara tentang kalimat menurut standar bahasa Indonesia yang baik dan benar, kata penghubung maka dan sehingga tidak dapat digunakan pada awal kalimat. Akan tetapi, banyak orang tidak memahami hal ini. Dalam praktik tulis-menulis, masih banyak orang menggunakan kedua kata penghubung ini untuk mengawali kalimat. Fenomena ini dinamakan dengan penggunaan kata penghubung maka dan sehingga yang keliru atau tidak benar. Penggunaan kata penghubung maka dan sehingga yang keliru dapat dilihat pada contoh-contoh di bawah ini.
- Maka dari itu semua orang mencari keuntungan dari usaha yang mereka lakukan.
- Maka pemerintah harus menemukan solusi dari masalah yang dihadapi masyarakat.
- Maka kita harus membuang sampah pada tempatnya.
Pada ketiga contoh di atas, penggunaan kata penghubung maka pada awal kalimat menyebabkan kalimat di atas hanya mempunyai satu pola, yaitu Keterangan (K) tanpa ada subjek dan predikat (SP). Pola seperti itu tidak bisa disebut kalimat.
Selanjutnya, penggunaan kata penghubung maka yang dipadankan dengan kata penghubung jika juga dapat membuat kalimat tidak utuh dan tidak lengkap. Contohnya dapat dilihat di bawah ini.
- Jika ingin lulus ujian maka Ani harus rajin belajar.
- Jika kamu tidak menyadarkanku maka aku sudah tersesat jauh.
- Jika orang-orang tidak mematuhi protokol kesehatan maka pasien covid-19 akan terus bertambah.
Penggunaan kata penghubung maka seperti contoh di atas juga keliru karena menyebabkan kalimat mempunyai pola Keterangan Keterangan (KK). Jika ingin lulus ujian polanya adalah keterangan (K). Maka Ani harus rajin belajar polanya juga keterangan (K). Masing-masing klausanya berpola Keterangan (K). Pola seperti ini dipengaruhi oleh logika kalimat dalam matematika dan fisika, yaitu jika x maka y, jika A maka B, dan sebagainya. Bentukan seperti ini tidak bisa disebut kalimat utuh atau kalimat lengkap dalam bahasa Indonesia karena masih belum menghadirkan SP dalam kalimat. Kalimat-kalimat tersebut baru mempunyai SP atau lengkap jika salah satu kata penghubungnya dihilangkan dengan cara seperti contoh di bawah ini.
- Ani ingin lulus ujian maka ia harus rajin belajar. (atau) Jika Ani ingin lulus ujian, ia harus rajin belajar.
- Kamu tidak menyadarkanku maka aku sudah tersesat jauh. (atau) Jika kamu tidak menyadarkanku, aku sudah tersesat jauh.
- Orang-orang tidak mematuhi protokol kesehatan maka pasien covid-19 akan terus bertambah. (atau) Jika orang-orang tidak mematuhi protokol kesehatan, pasien covid-19 akan terus bertambah.
Keadaan serupa juga berlaku pada kata penghubung sehingga. Kata penghubung sehingga tidak bisa dipakai pada bagian awal kalimat karena menyebabkan pola kalimat menjadi tidak lengkap atau hanya keterangan (K) saja tanpa subjek predikat (SP). Contohnya dapat dilihat pada kalimat-kalimat berikut:
- Sehingga korona diharapkan segera hilang dari muka bumi ini.
- Sehingga kita melihat kebaikan pada diri setiap orang lain.
- Sehingga saya menyatakan berhenti dari tugas-tugas berat ini.
Kata penghubung sehingga hanya dapat membuat kalimat menjadi benar jika posisinya berada di tengah dan fungsinya benar-benar sebagai penghubung (connecting) antara induk dan anak kalimat atau antara satu klausa dan klausa yang lain. Penggunaan kata penghubung sehingga yang tepat dapat dilihat pada kalimat-kalimat di bawah ini.
- Korona diharapkan segera hilang dari muka bumi ini sehingga kita dapat beraktivitas seperti biasa.
- Kita dapat melihat kebaikan pada diri setiap orang sehingga bisa membangun pikiran yang positif.
- Saya menyatakan berhenti dari tugas-tugas berat ini sehingga tidak perlu lagi merasa terbebani.
Kata penghubung sehingga yang digunakan pada ketiga kalimat di atas berfungsi sebagai penghubung antara induk dan anak kalimat. Keberadaan kata penghubung sehingga pada kalimat di atas juga tidak merusak tataran yang wajib hadir dalam sebuah kalimat lengkap, yaitu subjek predikat (SP).
Demikian keunikan dari perilaku kata penghubung maka dan sehingga yang tidak dimiliki oleh kata penghubung yang lain. Penjelasan ini dapat dijadikan pedoman dalam praktik tulis-menulis agar tidak keliru dalam menggunakannya. Semoga mencerahkan.
Discussion about this post