Senin, 01/12/25 | 15:28 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI ARTIKEL

Idiom dalam Puisi “Teratai” Karya Sanusi Pane

Minggu, 26/5/24 | 09:27 WIB

Oleh: Annisa Aulia Amanda
(Mahasiswi Program Studi Sastra Indonesia Universitas Andalas)

 

Sastra adalah alat ungkapan ekspresi tidak langsung, baik berupa kritikan, pernyataan, informasi dan hal-hal lainnya dari seorang penulis dengan medium bahasa. Menurut Samuel Johnson dalam Tarigan (1984:5), puisi adalah luapan yang spontan dari perasaan yang penuh daya yang berpangkal pada emosi yang berpadu kembali dengan kedamaian. Luapan emosional yang dimiliki puisi memiliki keindahan pada penggunaan bahasa yang emotif dan bersifat konotatif. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, konotasi adalah tautan pikiran yang menimbulkan nilai rasa pada seseorang ketika berhadapan dengan sebuah kata.

BACAJUGA

Penamaan Tempat di Nagari Andiang

Penamaan Tempat di Nagari Andiang

Minggu, 20/7/25 | 11:20 WIB
Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Minggu, 01/6/25 | 06:46 WIB

Dalam puisi, idiom memainkan peran penting dengan menambah kedalaman dan kekayaan bahasa, sehingga meningkatkan dampak puisi secara keseluruhan. Kridalaksana dalam  Pristasianti (2013) menyatakan bahwa idiom adalah konstruksi yang maknanya tidak sama dengan unsur pembentuknya. Dalam artikel “Idiom dalam Bahasa Indonesia: Struktur dan Makna”, Khak (2011) menuliskan bahwa idiom digolongkan berdasarkan strukturnya, salah satunya frasa idiom. Frasa merupakan konstruksi sintaksis yang menggabungkan dua atau lebih kata yang tak melebihi batas fungsi (Manaf, 2009). Frasa idiom dapat kita lihat pada puisi “Teratai” karya Sanusi Pane.

Puisi “Teratai” adalah karya yang melukiskan sosok Ki Hajar Dewantara di mata seorang Sanusi sang penyair  (Nasiti, 2013). Puisi ini menjadi medium untuk Sanusi dalam melukiskan kekagumannya terhadap seorang Ki Hajar Dewantara yang dilambangkan dengan bunga teratai. Bunga yang berakar kuat dan mampu hidup di lumpur ini pada filosofi spiritualitas Timur melambangkan kemurnian, pencerahan, dan kelahiran kembali (Nasiti, 2013). Emosi yang dimiliki oleh Sanusi Pane diungkapkan melalui puisi ini dengan menggunakan idiom untuk memperindah puisi. Berikut adalah puisi tersebut:

Teratai

Kepada Ki Hajar Dewantara

Dalam kebun di tanah airku

             Tumbuh sekuntum bunga teratai

            Tersembunyi kembang indah permai

Tiada terlihat orang yang lalu

Akarnya tumbuh di hati dunia

            Daun berseri, laksmi mengarang

            Biarpun dia diabaikan orang

Seroja kembang gemilang mulia

Teruslah, o, teratai bahagia

Berseri di kebun Indonesia

            Biarkan sedikit penjaga taman

Biarpun engkau tidak dilihat

Biarpun engkau tidak diminat

            Engkau turut menjaga jaman

Sanusi Pane, 1957

Pada puisi tersebut dapat ditemukan beberapa idiom yang menjadi pilihan Sanusi dalam puisinya. Pertama “tanah airku”, idiom berikut adalah frasa yang melambangkan bangsa dan negara penyair, yaitu Indonesia. Kedua, ada idiom “kembang indah permai”, menyatakan hal yang tumbuh dengan baik dan elok. Berikutnya  idiom “hati dunia”. Dalam baris tersebut, idiom menunjukkan orang-orang yang mendapatkan dampaknya, yaitu masyarakat Indonesia. Sanusi Pane menggambarkan perjuangan seorang Ki Hajar Dewantara yang sangat berdampak terhadap negara khususnya dalam bidang pendidikan.

Lalu, ada idiom “gemilang mulia” yang mengandung makna hal sesuatu yang luar biasa dan terhormat. Ditemukan idiom berikutnya, yaitu “teratai bahagia”, dalam baris, idiom yang digunakan Sanusi menunjukkan dukungannya terhadap perjuangan Ki Hajar Dewantara. Berikutnya idiom “kebun Indonesia” yang dipilih Sanusi dalam merujuk terhadap negara Indonesia karena Ki Hajar Dewantara dilambangkan sebagai bunga teratai. Idiom terakhir yang ditemukan adalah “penjaga taman”, Sanusi menggunakan idiom ini untuk menyebut para pahlawan yang berjuang untuk negara.

Idiom dalam puisi “Teratai” dapat menciptakan kesan gambaran dan kejelasan, memungkinkan seseorang memvisualisasikan adegan dan emosi yang diekspresikan oleh Sanusi. Idiom juga dapat berfungsi sebagai bentuk simbolisme atau alegori dalam puisi, menambah lapisan makna dan kompleksitas pada teks, seperti simbol-simbol yang pada idiom yang ditemukan di atas. Sanusi ingin mengungkapkan kekagumannya dan apresiasinya terhadap Ki Hajar Dewantara melalui puisi tersebut. Ia menceritakan pandangannya terhadap Bapak Pendidikan Indonesia; sikap pantang menyerah dan nasionalisme seorang Ki Hajar Dewantara  (Nasiti, 2013).

Idiom memainkan peran penting dalam puisi dengan meningkatkan bahasa, citra, dan keindahan bahasa. Penyair menggunakan idiom untuk membangkitkan emosi, menciptakan gambaran yang jelas, dan menyampaikan makna yang kompleks dalam karya diterbitkan, seperti yang dilakukan oleh Sanusi Pane dalam puisinya, “Teratai” sebagai medium ekspresi kagum terhadap seorang Ki Hajar Dewantara. Pada akhirnya, idiom berfungsi sebagai perangkat sastra yang kuat yang menambah kedalaman dan kekayaan puisi, menjadikannya bentuk ekspresi artistik yang dinamis dan menarik.

Padang, 2024-05-13

Tags: #idiomAnnisa Aulia AmandaPuisi
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

“Playing Victim” dan Karakter Manipulatif

Berita Sesudah

Cerpen “Buah Cinta Si Qomar” Karya Hayat Mardhotillah dan Ulasannya oleh Azwar

Berita Terkait

Jejak Sastra Melayu Klasik dalam Kehidupan Masyarakat Lampau

Jejak Sastra Melayu Klasik dalam Kehidupan Masyarakat Lampau

Minggu, 30/11/25 | 15:11 WIB

Oleh: Noor Alifah (Mahasiswi Sastra Indonesia dan Anggota Labor Penulisan Kreatif FIB Universitas Andalas)   Salah satu karya sastra tertua...

Luka Peperangan Musim Gugur pada Cerpen “Tepi Shire” Karya Tawaqal M. Iqbal

Luka Peperangan Musim Gugur pada Cerpen “Tepi Shire” Karya Tawaqal M. Iqbal

Minggu, 23/11/25 | 06:57 WIB

Oleh: Fatin Fashahah (Mahasiswa Prodi Sastra dan Anggota Labor Penulisan Kreatif Universitas Andalas)   Musim gugur biasanya identik dengan keindahan....

Sengketa Dokdo: Jejak Sejarah dan Pelajaran untuk Masa Kini

Sengketa Dokdo: Jejak Sejarah dan Pelajaran untuk Masa Kini

Minggu, 16/11/25 | 13:49 WIB

Oleh: Imro’atul Mufidah (Mahasiswa S2 Korean Studies Busan University of Foreign Studies, Korea Selatan)   Kebanyakan mahasiswa asing yang sedang...

Puisi-puisi M. Subarkah

Budaya Overthinking dan Krisis Makna di Kalangan Gen Z

Minggu, 16/11/25 | 13:35 WIB

Oleh: M. Subarkah (Mahasiswa Prodi S2 Linguistik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas)   Di tengah gemerlap dunia digital dan derasnya...

Aspek Pemahaman Antarbudaya pada Sastra Anak

Belajar Budaya dan Pendidikan Karakter dari Seorang Nenek yang ‘Merusak’ Internet

Minggu, 16/11/25 | 13:27 WIB

Oleh: Andina Meutia Hawa (Dosen Prodi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas)   Di ruang keluarga. Seorang nenek sedang...

Identitas Lokal dalam Buku Puisi “Hantu Padang” Karya Esha Tegar

Konflik Sosial dan Politik pada Naskah “Penjual Bendera” Karya Wisran Hadi

Minggu, 02/11/25 | 17:12 WIB

  Pada pukul 10:00 pagi, 17 Agustus 1945, di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta. Berkat desakan dari golongan muda,...

Berita Sesudah
Cerpen “Buah Cinta Si Qomar” Karya Hayat Mardhotillah dan Ulasannya oleh Azwar

Cerpen "Buah Cinta Si Qomar" Karya Hayat Mardhotillah dan Ulasannya oleh Azwar

Discussion about this post

POPULER

  • Kantor PDAM Kota Padang.[foto : net]

    PDAM Padang Kerahkan Mobil Tangki Gratis, Krisis Air Bersih Dipastikan Tetap Terkendali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • DPW PKB Sumbar dan DKW Panji Bangsa Gerak Cepat Salurkan Sembako di Padang Pariaman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Walikota Padang Desak PDAM Percepat Perbaikan IPA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sumbang 12 untuk Puti Bungsu Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jejak Sastra Melayu Klasik dalam Kehidupan Masyarakat Lampau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jalan Water Front City Amblas 200 Meter di Pariaman Selatan, Tanpa Rambu dan Penerangan: Warga Terancam Nyawa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bahasa Indonesia itu Mudah atau Sulit?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024