Melawan Kemustahilan
Di malam pekat
Hening dan kesunyian mengumpal jelas
Memandang lesu harapku di kejauhan
Tatapan kosong tak terpenjam
Hasrat ini selalu menghantam
Ingin menyikut keras kemustahilan
Rumit, kata yang acapkali mewakili benak
Hingga lupa Mahakuasa yang bertindak
Realitas tak mampu bukakan netra
Semuanya perihal kelengkaraan belaka
Sarwa hanya tampak fatamorgana
Kalbu ini selalu gelisah
Mamaksaku tuk berdamai dengan takdir
Aku terbuai kemustahilan ini
Akhirnya mengalah dengan ketetapan Ilahi
Padang Pariaman, 22 Mei 2021
Bunga Desa
Tak sengaja kulihat
Pesona di sudut sore
Ketika cerah mulai remang
bunga mawar yang sedang mekar
Menebar harum ke pecandu madu
Iya kamu, bunga desa
Wajahmu bersemayam di balik kerudung ungu
Bersenyum simpul, berparas cantik
Purnama redup tertutup senyummu
Tak peduli kau sudah ada pemilik
Maaf, hatiku kepincut
Izinkan kutitip absen di hatimu
Iya kamu, bunga desa
Pada malam kukabarkan
Pada bulan kubisikkan
Pada bintang kuceritakan
Semoga Tuhan mengaminkan
Padang Pariaman, 26 Mei 2021
Pengangguran Baru
Bilangan delapan belas sekarang umurmu
Di angka dua belas tahun kamu sudahi
Dalihmu menuntut ilmu di bangku sekolahan telah usai
Riang wajah polosmu masih terpancar
Sekarang, kamu telah masuk dunia baru yang kurang ajar
Semua dinilai dengan materi
Selamat datang pengangguran baru
Dunia keras sudah menanti
Masa bermain sudah mencukupi
Mari bersamaku menepi
Di sudut ibu kota yang tak bertuan
Berdikari mencari sesuap nasi
Padang Pariaman, 26 Mei 2021
Biodata Penulis:
Metra Wiranda Putra, seorang jurnalis di Kabupaten Padang Pariaman. Alumni SMA N 1 Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman ini sekarang berkuliah di UIN Imam Bonjol, Padang Jurusan Manajemen Dakwah semester 8.
Discussion about this post