Seekor Semut
Kita berlari tergesa-gesa
Mengikuti kawanan yang tertinggal jauh
Mengambil makanan yang tersisa
Melanjutkan sisa pekerjaan
Senja hari kita pulang
Ingin melenyapkan lelah di atas daun
Namun masih banyak hal yang harus dilakukan
Banyak suara hati yang ingin didengar
Wajah yang tampak bahagia namun nyatanya
hanya topeng mainan
Tetes air mata telah jatuh
Namun melihat masih ada harapan
Jadi ayo bangkit
Ini hanyalah pelajaran menuju kedewasaan.
Jiwaku
Jangan salahkan aku jika sering terdiam
Selalu tenggelam dalam lamunan
Diam tak bersuara
Berbicara dengan sepatah kata
Jiwaku memang selalu ingin diam
Karena sudah biasa mendengar cerita
yang menyakitkan
Bukan salahku ingin selalu terdiam
Tak ada serunya diam setiap saat
Ada kala aku lebih banyak berbicara dari biasanya
Mungkin saat itu aku sangat cerewet
Tapi semua perkataanku adalah pertanyaan yang selama ini kupendam
Ingin rasanya aku lebih banyak bicara agar ikut bersosialisasi
Tapi berdiam diri adalah kebiasaanku
Mungkin orang mengira aku hanyalah orang yang polos
Tak peduli pembicaraan yang mereka katakan
Apalagi saat orang membicarakanku
Aku masih terdiam
Tapi sebenarnya di lubuk hatiku yang paling dalam aku amat sedih
Jiwaku ini sungguh kuat
Senyumanku bisa jadi bukanlah ungkapan bahagia
Aku masih bisa tersenyum
Karena jiwaku kuat, tegar
Lagian kita diam bukan berarti lemah
Berdiam diri adalah contoh cara mengontrol emosi dengan baik
Karena saat diam kita selalu sabar, sabar, dan sabar.
Jati Diri
Aku selalu mengikuti setiap alurnya
Karena itulah hidup
Tapi bagaimana cara orang mengetahui isi hatiku?
Orang banyak berkata
Tapi kadang kata-kata itu salah.
Biodata Penulis:
R.S. Mila suka membaca buku, melukis, dan menulis puisi. Sekarang masih duduk di bangku kelas VIII SMPIT Adzkia Padang.
Komunikasi Kata-kata Hati
Oleh: Ragdi F. Daye
(buku kumpulan puisinya Esok yang Selalu Kemarin, 2019)
Banyak suara hati yang ingin didengar
Wajah yang tampak bahagia namun nyatanya
hanya topeng mainan
Sudah berganti tahun. Tentu banyak peristiwa dan pengalaman yang berkesan dan mewarnai kehidupan selama waktu setahun sebelumnya. Peristiwa dan pengalaman akan menambah koleksi lemari arsip memori. Sebagian mengandung hal-hal menyenangkan yang membuncahkan emosi bahagia. Sebagian lain memuat hal-hal tidak menyenangkan yang menerbitkan rasa sedih, kecewa, marah, dan kemurungan. Kisah epik maupun tragis yang dialami dalam perjalanan kehidupan memang layak dituangkan melalui kata-kata menjadi puisi.
Pradopo (2009) mengatakan bahwa penyair hendak mencurahkan perasaan dan isi pikirannya dengan setepat-tepatnya seperti yang dialami batinnya melalui kata-kata yang dipilih untuk mewakili gagasan yang disampaikan atau menggunakan diksi. Diksi adalah pemilihan kata-kata yang memiliki kedudukan sangat penting dalam puisi. Bahasa merupakan salah satu unsur terpenting dalam sebuah karya sastra (Nurgiyantoro, 2010: 272). Bahasa dalam seni sastra tersebut dapat disamakan dengan cat warna. Sebagai salah satu unsur terpenting, maka bahasa sastra. Menggunakan bahasa untuk menyampaikan gagasan dan imajinasi dalamproses penciptaan karya sastra sangat diperlukan oleh setiap pengarang. Hal ini menyiratkan bahwa karya sastra merupakan peristiwa bahasa. Dengan demikian, unsur bahasa merupakan sarana yang penting dandiperhitungkan dalam penyelidikan suatu karya sastra, karena bahasa berfungsiuntuk memperjelas makna. Sebagai karya yang bersifat fiktif, karya sastra bisa menjadi media curahan hati yang efektif bagi pengarangnya dalam bentuk tulisan menjadi puisi, cerpen, novel, maupun naskah drama. Karya sastra yang ditulis pengarang tersebut kemudian dibaca dan dipahami oleh pembaca sehingga pembaca dapat mengerti maksud dan pesan yang disampaikan oleh pengarang melalui karyanya tersebut.
Sayuti (2008: 3) merumuskan bahwa puisi merupakan bentuk pengucapan bahasa yang memperhitungkan aspek bunyi, berisi ungkapan pengalaman imajinatif, emosional, dan intelektual penyair dari kehidupannya. Dengan demikin, puisi harus mampu membangkitkan pengalaman tertentu dalam diri pembaca atau pendengarnya.
Mengawali tahun 2023 ini, Kreatika menampilkan tiga buah puisi karya R.S. Mila. Ketiga puisi siswi SMP ini bejudul “Seekor Semut”, “Jiwaku”, dan “Jati Diri”. Puisi-puisinya bernuansa perenungan diri yang diselimuti kegelisahan dalam dinamika interaksi dengan orang-orang sekitar yang diungkapkan dengan kata-kata yang cukup jernih dan apik.
Puisi pertama berjudul “Seekor Semut” mulanya terlihat sederhana. Bait pertama menggambarkan peristiwa seekor semut yang ketinggalan dari kawanannya sehingga mesti menyusul buru-buru supaya tidak dianggap hilang dan melanggar aturan. Di dalam aktivitas kolektif biasa terjadi ketika satu komponen tidak bisa menyesuaikan diri dengan ritme organisasi namun bukan berarti dia tidak bisa menjadi bagian yang berkontribusi. Naik turun energi dan konsentrasi di dalam suatu proses merupakan hal yang lumrah. Oleh karena itu, ketika kita tertinggal atau produktivitas menurun, maka perlu segera melakukan percepatan agar tetap seayun seirama dengan komunitas yang diikuti.
Puisi ini berlanjut dengan kondisi lebih personal dari figur yang diumpamakan dengan seekor semut tadi. Lelah adalah akibat langsung dari proses perjuangan karena tenaga terkuras, pikiran diperas, dan emosi diuji agar tetap berperilaku waras. Kelelahan itu dapat berganti ‘lillah’ (berkah) ketika diniatkan sebagai ibadah dan amal kebaikan sehingga tidak sia-sia. Orang dewasa biasanya mampu menyembunyikan kelelahan dan kecamuk pikiran di balik senyuman. Kesannya semuanya berjalan lancar baik-baik saja, tak ada beban yang ditanggung. Meski di balik senyuman tersebut ada beban yang ditanggung dan keluh kesah yang ingin dimengerti orang lain. Orang dewasa dilatih oleh lika-liku perjalanan hidup untuk bisa menahan diri, tidak bereaksi spontan ketika emosi memuncak, dan tetap berpikir matang terlebih dahulu sebelum membuat keputusan tentang apa yang akan dilakukan. Perjalanan seekor semut kecil yang ketinggalan dari kawanannya dan tergesa menyusul agar tidak putus dari mata rantai komunitasnya adalah perjalanan sederhana yang penuh hikmah.
Puisi kedua “Jiwaku” cukup panjang namun tetap solid. Puisi ini mengungkapkan perasaan aku lirik yang lebih memiih diam tak banyak berbicara meladeni orang-orang di dalam lingkaran pergaulannya. Aku lirik menyampaikan ketidakinginannya untuk berbicara karena sudah biasa mendengar cerita-cerita yang menyakitkan. Sepasang telinga yang sesak oleh informasi-informasi tidak menyenangkan yang diterima dari pembicara lain memberi pengaruh terhadap pikiran untuk melakukan seleksi ketat ketika akan memberi respons atas infomasi yang masuk tersebut. Cerita-cerita menyakitkan yang disampaikan orang lain yang menuntut diperhatikan akan memunculkan perasaan muak sehingga pilihan untuk diam sebenarnya upaya untuk mengakhiri serangan cerita-cerita buruk yang menyakitkan untuk didengar tersebut.
Seseorang yang diam bisa jadi sedang menenangkan diri dari bereaksi instan tanpa pertimbangan. R.S. Mila menulis ‘Jiwaku ini sungguh kuat/ Senyumanku bisa jadi bukanlah ungkapan bahagia/ Aku masih bisa tersenyum/ Karena jiwaku kuat, tegar/ Lagian kita diam bukan berarti lemah/ Berdiam diri adalah contoh cara mengontrol emosi dengan baik/ Karena saat diam kita selalu sabar, sabar, dan sabar.’ Diam bisa jadi berarti sabar, menahan emosi atau amarah. Sebab, melampiaskan amarah sembarangan bisa melukai perasaan orang lain.
Akan tetapi selalu menahan emosi, khususnya amarah justru dapat menyakiti diri sendiri. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara yang baik dalam melampiaskan amarah. Hal ini juga perlu dilakukan untuk menghindari dampak negatif yang muncul setelah meluapkan amarah. Kita bisa menyalurkan amarah dengan melakukan hal yang menyehatkan, seperti berolahraga dan menyalurkan hobi. Bisa juga dengan menyalurkan melalui tulisan. Cobalah untuk menuliskan hal-hal yang dirasa mengganggu pada sebuah kertas, jika memungkinkan kirimkan tulisan tersebut pada orang yang bersangkutan sehingga masalah bisa diselesaikan dengan baik.
Wajar bila kita merasa marah dan kecewa, tetapi sebaiknya hal itu tidak dipendam sendirian. Cobalah untuk menerjemahkan perasaan yang tengah dialami, kemudian ceritakan hal tersebut pada seseorang, misalnya pada teman atau orangtua. Namun, pastikan untuk memberi waktu sebelum membicarakan hal yang mengganggu dengan orang yang membuat marah. Sebab, hal ini bisa saja akan memicu kemarahan semakin memuncak yang pada akhirnya menyebabkan masalah menjadi lebih rumit. Setelah merasa tenang, baru bicarakan masalah dan temukan solusi.
Puisi terakhir “Jati Diri” masih menyangkut persoalan komunikasi dengan orang lain. Puisi ini cukup pendek dan terkesan remeh, namun menyimpan bara persoalan yang bisa membuncah: ‘Aku selalu mengikuti setiap alurnya/ Karena itulah hidup/ Tapi bagaimana cara orang mengetahui isi hatiku?// Orang banyak berkata/ Tapi kadang kata-kata itu salah.’ Konflik sosial, baik antarpersonal maupun antarkelompok sering lahir disebabkan persoalan komunikasi, kesalahpahaman dalam memahami pesan. Ketika dicecoki oleh prasangka buruk, kebencian, dan pikiran sempit, salah paham bisa berujung konflik terbuka.
Menurut Indriyani (2004), ketidakmampuan dalam menyampaikan pikiran, perasaan, gagasan, kebutuhan dan kehendak pada orang lain merupakan hambatan komunikasi yang dapat menimbulkan dampak kebutuhan tidak terpuaskan secara sempurna. Hambatan komunikasi adalah segala bentuk gangguan yang terjadi di dalam proses penyampaian dan penerimaan suatu pesan dari individu kepada individu yang lain yang disebabkan oleh faktor lingkungan maupun faktor fisik dan psikis dari individu itu sendiri. Komunikasi yang bertujuan untuk menyatakan suatu gagasan dan menerima umpan balik dengan cara menafsirkan pernyataan tentang gagasan dan pernyataan orang lain menjadi tidak tercapai. Komunikasi tidak hanya sekedar menyampaikan pesan dari komunikator ke komunikan, tetapi ada umpan balik dari pesan yang disampaikan. Kata-kata atau bahasa merupakan faktor utama dalam komunikasi. Larik sederhana ‘kata-kata itu salah’ mewakili api permasalahan yang dapat mengobarkan api permusuhan dalam interaksi sosial.
Selamat melangkah di tahun 2023. Semoga cuaca lebih cerah dan indah. Kalaupun akan penuh drama, semoga tetap nyaman diikuti.[]
Catatan:
Kolom ini diasuh oleh FLP Sumatera Barat bekerja sama dengan Scientia.id. Kolom ini diperuntukkan untuk pemula agar semakin mencintai dunia sastra (cerpen dan puisi). Adapun kritik dalam kolom ini tidak mutlak merepresentasikan semua pembaca. Kirimkan cerpen atau puisimu ke karyaflpsumbar@gmail.com.
Discussion about this post