World Expo yang digelar lima tahunan ini diikuti lebih dari 150 negara dan akan berlangsung dari 13 April hingga 13 Oktober 2025. Indonesia tampil menonjol lewat Paviliun bertema “Thriving in Harmony: Nature, Culture, Future”, yang dibangun di atas lahan seluas 1.750 meter persegi.
Didampingi Duta Besar RI untuk Jepang, Heri Akhmadi, dan disambut oleh Wakil Menteri Bappenas Febrian Ruddyard, Puan menyatakan kekagumannya terhadap konsep paviliun yang menampilkan hutan tropis mini, instalasi seni hewan endemik, serta desain arsitektur berbentuk perahu sebagai simbol Indonesia sebagai negara maritim.
“Bangga sekali, Paviliun Indonesia mencerminkan kemodernan yang tetap berpijak pada komitmen lingkungan dan pembangunan berkelanjutan,” ujar Puan saat meninjau langsung.
Paviliun ini memanfaatkan bahan ramah lingkungan seperti Planwood—material hasil daur ulang sekam padi dan plastik—sebagai wujud komitmen terhadap pelestarian alam. Selain menampilkan kekayaan hayati, budaya, dan teknologi, paviliun ini juga menjadi ruang unjuk gigi produk ekspor unggulan dan ekonomi kreatif Indonesia.
Dalam kunjungannya, Puan menyaksikan bioskop wayang hidup, pertunjukan seni Jaipong dan Pencak Silat, serta kerajinan tradisional seperti pembuatan jamu dan tenun. Paviliun juga mempersembahkan karya seniman kontemporer seperti Nasirun, Nyoman Nuarta, Indieguerillas, dan lainnya yang menghidupkan tema konservasi melalui seni futuristik.
Tak ketinggalan, Indonesia menghadirkan maskot bernama Tumtum ciptaan Daud Nugraha—gabungan tiga karakter yang mewakili alam (Tumala), budaya (Tumbaya), dan masa depan (Tumasa).
“Keterlibatan Indonesia di World Expo 2025 ini adalah kesempatan emas untuk memperkuat citra bangsa dan membangun jejaring kerja sama global, baik antar pemerintah maupun sektor bisnis,” kata Puan.
Usai berkeliling Paviliun Indonesia, Puan menyempatkan diri mengunjungi Paviliun Jepang, China, Hungaria, dan Arab Saudi. Di Paviliun China, ia menuliskan pesan dalam buku tamu, “Saya sangat menikmati pameran ini. Semoga kerja sama antara Indonesia dan China semakin kuat.”
Kunjungan ini menjadi simbol keterbukaan Indonesia terhadap dunia serta tekad memperkenalkan nilai-nilai lokal dalam bingkai globalisasi yang berkelanjutan. (yrp)