Menurut Prof. Barbara Fredrickson dari University of North Carolina, emosi positif bukan sekadar hasil dari keberuntungan atau suasana eksternal, tetapi sesuatu yang bisa diciptakan dan dipelihara secara sadar. Dalam teorinya yang dikenal sebagai Broaden-and-Build Theory (1998), Fredrickson menyatakan bahwa emosi positif memperluas cara berpikir dan membangun sumber daya psikologis jangka panjang, seperti resiliensi dan kreativitas.
Peran Kesadaran Diri dalam Mengelola Emosi
Dr. Daniel Goleman, penulis buku Emotional Intelligence (1995), menyebut bahwa salah satu fondasi dari kecerdasan emosional adalah kesadaran diri (self-awareness). “Dengan mengenali emosi positif yang muncul, seseorang dapat mengelola dan memperkuatnya secara strategis,” jelas Goleman.
Kesadaran ini penting untuk menyeimbangkan emosi positif tanpa menjadi euforia yang tidak realistis. Emosi yang dikelola dengan baik akan membantu seseorang bertindak lebih bijak dan terarah.
Aktivitas Penguat Emosi Positif
Beberapa kegiatan yang secara ilmiah terbukti meningkatkan emosi positif antara lain :
- Latihan syukur (gratitude journal) – Mencatat hal-hal positif yang dialami setiap hari dapat meningkatkan kepuasan hidup dan menurunkan gejala depresi (Emmons & McCullough, 2003).
- Meditasi mindfulness – Latihan mindfulness terbukti menurunkan stres dan memperkuat perasaan bahagia serta penerimaan diri (Kabat-Zinn, 1990).
- Aktivitas bermakna dan tujuan hidup – Menjalani aktivitas yang sejalan dengan nilai dan tujuan hidup memberi rasa makna, yang memperkuat emosi positif (Seligman, 2011 – Flourish).
- Hubungan sosial yang suportif – Interaksi hangat dengan orang lain melepaskan oksitosin dan memperkuat perasaan aman dan bahagia (Taylor, 2002).
- Aktivitas fisik ringan – Jalan kaki pagi hari atau berolahraga rutin dapat memicu produksi endorfin dan dopamin, yang meningkatkan mood dan energi.
Pentingnya Rutinitas Positif
Ahli psikologi klinis Dr. Sonja Lyubomirsky dalam bukunya The How of Happiness (2007), menyatakan bahwa hingga 40% kebahagiaan seseorang dapat ditentukan oleh aktivitas yang disengaja. Ia menekankan pentingnya kebiasaan seperti tersenyum, memberi pujian tulus, serta menciptakan momen flow dalam pekerjaan dan hobi.
“Emosi positif tidak datang begitu saja, tapi merupakan hasil dari keputusan yang berulang untuk memilih kebahagiaan setiap hari,” kata Lyubomirsky.
Tantangan dan Solusi
Tantangan utama dalam mempertahankan emosi positif adalah tekanan dari lingkungan eksternal dan pikiran negatif internal. Di sinilah pentingnya keterampilan reappraisal, yakni mengubah cara pandang terhadap suatu peristiwa agar menjadi lebih konstruktif.
“Bukan kejadian yang menentukan perasaan kita, tapi cara kita menafsirkan kejadian itu,” jelas Aaron Beck, pendiri Cognitive Behavioral Therapy (CBT). Teknik CBT membantu seseorang mengenali pikiran otomatis dan menggantinya dengan perspektif yang lebih sehat.
Emosi Positif Adalah Pilihan dan Latihan
Mengelola emosi positif bukanlah hal instan, melainkan proses berkelanjutan yang membutuhkan latihan dan kesadaran. Dengan menerapkan strategi berbasis psikologi seperti latihan syukur, mindfulness, koneksi sosial, dan perubahan pola pikir, seseorang dapat mempertahankan suasana hati yang sehat dan produktif sepanjang hari.
“Kita tidak bisa mengendalikan semua hal yang terjadi dalam hidup, tapi kita bisa mengendalikan bagaimana kita memilih untuk merasakannya,” ujar Dr. Goleman. (Rai)