Dalam pertemuan yang penuh keakraban itu, Puan menegaskan pentingnya kemitraan strategis antara Indonesia dan Jepang, terutama dalam menghadapi tantangan global seperti ketegangan geopolitik dan ketidakpastian ekonomi. Ia menyebut Jepang bukan hanya sebagai mitra dagang utama, tetapi juga sebagai rekan penting dalam pembangunan nasional Indonesia.
“Indonesia dan Jepang adalah dua negara besar di Asia yang punya peran penting menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan. Karena itu, kerja sama harus terus diperkuat, khususnya di bidang energi bersih, hilirisasi industri, dan infrastruktur,” ujar Puan.
Selain energi hijau, Puan juga mendorong kerja sama pendidikan, terutama untuk generasi muda. Ia berharap Jepang memberikan lebih banyak beasiswa bagi mahasiswa Indonesia, khususnya di bidang teknik dan teknologi, sebagai bagian dari penguatan hubungan antargenerasi.
“Generasi muda adalah pemimpin masa depan. Kita perlu membangun jembatan persahabatan melalui pendidikan, pertukaran budaya, dan pariwisata,” ungkap cucu Bung Karno itu.
Puan juga mengingatkan bahwa hubungan diplomatik RI-Jepang yang telah terjalin selama 67 tahun ini berakar dari sejarah panjang, termasuk kunjungan Presiden Sukarno ke Jepang pada tahun 1958. Ia menilai peran historis ini menjadi pondasi kuat untuk mendorong hubungan yang lebih komprehensif dan saling menguntungkan.
Pada kesempatan tersebut, Puan turut mengundang Ketua Parlemen Jepang untuk berkunjung ke Indonesia guna memperkuat kerja sama antarparlemen. Ia menekankan pentingnya sinergi antara lembaga legislatif dalam mempererat diplomasi antarnegara.
Turut mendampingi Puan dalam pertemuan ini, Wakil Ketua Komisi IX DPR, Charles Honoris, Wakil Ketua BKSAP DPR RI, Irine Yusiana Roba Putri, serta Duta Besar RI untuk Jepang, Heri Akhmadi.
Puan juga menyampaikan apresiasi atas kehadiran Nukaga Fukushiro dalam peresmian patung Bung Karno, yang disebutnya sebagai simbol persahabatan abadi antara Indonesia dan Jepang.
“Domo arigato gozaimasu,” tutup Puan dengan hangat. (yrp)