“Penurunan sangat jauh, yang awalnya Rp30 milyar kemudian turun Rp10 milyar, turun lagi menjadi Rp3,5 milyar dan sekarang jadi Rp150 juta,” ujar Sukarli kepada di ruang kerjanya.
Ia menyebut, sampai saat ini dana yang dialokasikan sebanyak Rp150 juta tersebut belum bisa dilaksanakan. Penurunan anggaran tersebut juga merupakan imbas dari rasionalisasi anggaran pada kementerian pertanian.
Meskipun demikian, pemberian bantuan ternak bagi petani di tahun 2025 didapatkan dari anggaran aspirasi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) yang dititipkan kepada dinas. Bantuan yang diberikan hanya berjumlah 1 paket untuk masing – masing hewan ternak.
“Sekarang ini ya ayam 1 paket, bebek 1 paket, kambing 1 paket, sapi bali 2 paket sama Mentawai,” sebut Sukarli. (yrp)