![Kepala Dinas Kebudayaan Sumatera Barat, Jefrinal Arifin. [foto : sci/yrp]](https://scientia.id/wp-content/uploads/2025/05/IMG202505071221322-scaled.jpg)
Padang, Scientia – Dinas Kebudayaan Sumatera Barat terus berkomitmen menjaga dan melestarikan warisan budaya tak benda (sastra lisan) Minangkabau. Hal itu diwujudkan melalui pelatihan Pasambahan Adat bagi tokoh masyarakat, bundo kanduang, alim ulama, cerdik pandai serta pemuda pemudi di Kota Padang.
Kepala Dinas Kebudayaan, Jefrinal Arifin mengatakan, pasambahan adat adalah warisan budaya yang harus tetap dijaga dan dilestarikan. Sebab di Minangkabau, pasambahan menjadi ciri khas tersendiri sebagai alat komunikasi dalam menyampaikan maksud dan tujuan.
“Orang – orang Minangkabau selalu menggunakan pasambahan adat dalam setiap upacara dan kegiatan seremonial. Ciri khas ini harus dipertahankan walaupun zaman terus berkembang,” ujar Jefrinal di Kantornya. Rabu, (07/05/2025)
Di samping itu, kata Jefrinal pasambahan adat dimaknai sebagai pengejawantahan nilai – nilai adat. Di dalamnya terkandung nilai kerendahan hati dan penghormatan, baik itu terhadap adat dan lawan bicara (hubungan sesama manusia).
“Kata – kata pasambahan adat itu dipilih menggunakan bahasa yang halus dan santun. Sehingga apapun yang dibicarakan menemukan hasil yang bisa disepakati tanpa adanya perselisihan,” ujarnya.
Ia menghinbau kepada selirih generasi muda untuk mempelajari kembali pasambahan yang sudah mulai tidak diminati dan bahkan dilupakan. Sebab, dengan mempelajarinya akan menampilkan karakter generasi Minangkabau yang fasih dalan dialektik.
“Mari bersama – sama kita lestarikan dan kita jaga kebudayaan yang baik ini, sembari kita amalkan untuk generasi berikutnya,” tutupnya
Sementara itu, pelatihan pasambahan yang dilakukan Dinas Kebudayaan bekerjasama dengan anggota DPRD Sumbar,Gustami Hidayat. Kegiatan tersebut diikuti oleh 210 orang tokoh masyarakat, alim ulama, cerdik pandai, bundo kandung serta anak muda Kota Padang. (yrp)