Ujung Resah
Oleh: Maryatul Kuptiah
Ujung hari pulih tertata rapi sekian abad sesuka hati
Beralih ribuan detik per sekian detik
Tabuh suara tak terjamah lagi
Gebu asap bersatu lalu dibungkam
Senyap sahut- menyahut tanam terbenam
Ikut dalam ucapan diam telinga, hati berbisik
Sungguh ini adalah mala pisah-an petaka
Pemilik kota
Oleh: Maryatul Kuptiah
Bising tepat pukul setengah dua
Sepanjang waktu tetap begitu
Suara raung dipecah oleh sunyi
Gedung-gedung tinggi, lampu tidur penghuni mulai redup
Kota ini milik mereka tinggal bekas di jendela
Tak siapa pun dari mereka sanggup membuka mata.
Untuk sekedar menyentuh saklar di sudut ruang kamar mereka
Mereka hanya penghuni, bukan pemilik tetapnya
Hari Buruk
Oleh: Maryatul Kuptiah
Bocah perempuan tiba dengan senyum merekah
Merona bersuit pink warna pipinya
Saat kakinya menapak rumah mini beroda dua
Semua menutup hidung mengeringai, bibir maju ke depan.
Sadar bahwa alas kaki bocah telah bewarna pudar
Alas kaki putih luluh bercorak kelabu
Dugaan Jawaban
Oleh: Maryatul Kuptiah
Omong-omong sengaja
Berpikir sejenak pada semesta
Artinya bagiku adalah menduga
Benar dan salah belum tentu jawabannya
Seperti tanya tanpa jawabannya
Meski kalimat sederhana
Tapi belum ada yang mengerti makna
Mengerti atau berpura-pura?
Kalimat sederhana dengan beberapa kata
Maknanya menusuk di antara binar mata
Biodata Penulis
Maryatul Kuptiah merupakan mahasiswa aktif Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas. Hobi menulis puisi dan artikel. Saat ini sedang bergiat di Labor Kepenulisan Kreatif FIB Unand.