Oleh: Pandu Aryo
(Mahasiswa Sastra Inggris dan Anggota Labor Penulisan Kreatif Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas)
Multisensory and Sensorimotor-Enriched Learning adalah sebuah pendekatan inovatif dalam pengajaran yang melibatkan berbagai indra, seperti penglihatan, suara, dan sentuhan berupa gerakan fisik, gerak tubuh, dan tindakan untuk meningkatkan penguasaan bahasa siswa. Metode ini menghubungkan kosakata dan konsep baru dengan pengalaman dunia nyata sehingga pembelajaran menjadi lebih nyata dan berkesan.
Di SD 04 Batu Putiah dan SD 14 3 Kampuang Pauah kabupaten Agam, kelompok KKN reguler I Unand yang berkegiatan di Pauh Kamang Mudiak menerapkan pendekatan ini untuk mengajarkan kosakata dengan menggabungkan kegiatan berbasis gerakan dan game untuk melibatkan siswa. Penerapan metode ini menunjukkan hasil yang baik, seperti meningkatkan pemahaman kosakata, berpikir kritis, pemecahan masalah, dan pemahaman bahasa yang lebih dalam.
Penelitian menunjukkan bahwa menggunakan gerakan tubuh dapat membantu meningkatkan kemampuan belajar kata-kata baru. Gestur membuatnya lebih mudah diingat karena menghubungkan tindakan dengan makna (Mathias et al., 2021; Macedonia et al., 2014). Metode ini bekerja dengan baik untuk mempelajari kata-kata yang sederhana dan kompleks (Andrä et al., 2020). Manfaat utama dari pembelajaran Multisensory and Sensorimotor-Enriched Learning adalah kemampuan meningkatkan ingatan untuk menyimpan kosakata baru. Ketika siswa berinteraksi dengan materi-materi melalui berbagai indra, membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan berkesan. Seperti, siswa berlomba menghubungkan kata-kata baru sehingga memperkuat penguasaan bahasa dan perkembangan kognitif. Selain itu, menggabungkan gerakan fisik, seperti gerak tubuh dan tindakan tubuh membantu mengaktifkan area penting di otak yang terlibat dalam kontrol motorik, pemrosesan bahasa, dan memori.
Penerapan strategi Multisensory and Sensorimotor-Enriched Learning bisa memiliki beberapa tantangan. Guru menghadapi kendala, seperti keterbatasan waktu, sumber daya, dan ruang di dalam kelas yang dapat menyulitkan pelaksanaan kegiatan ini. Selain itu, beberapa siswa mungkin menjadi terlalu bersemangat atau terganggu oleh gerakan fisik sehingga menimbulkan gangguan. Guru juga mungkin kurang mendapatkan pelatihan khusus untuk mengintegrasikan teknik-teknik ini secara efektif ke dalam kurikulum belajar. Untuk mengatasinya, guru dapat merencanakan kegiatan-kegiatan singkat dan terfokus yang dapat dengan mudah dimasukkan ke dalam pelajaran, menggunakan bahan-bahan yang tidak mahal, dan menetapkan pedoman yang jelas untuk menjaga fokus siswa. Kolaborasi dan pengembangan profesional yang berkelanjutan dapat membantu guru membangun keterampilan yang dibutuhkan untuk menerapkan strategi ini dengan sukses.
Di kelas enam, diterapkan metode di atas untuk mengajarkan kosakata dengan menggabungkan indra dengan aktivitas berbasis gerakan. Setelah memperkenalkan kata-kata baru melalui visual, cerita, dan gerakan, kegiatan ditndaklanjutinya dengan permainan interaktif, seperti mencocokkan kata dan tebak kata. Permainan ini tidak hanya memperkuat kosakata, tetapi juga mendorong siswa untuk secara fisik memerankan makna kata-kata dan membantu internalisasi konsep-konsep.
Hasilnya, para siswa tidak hanya lebih terlibat, tetapi juga mempertahankan kosakata secara lebih efektif karena menghubungkan kata-kata dengan tindakan fisik. Dengan memadukan pengajaran dengan gerakan fisik dan permainan yang menyenangkan, guru melihat adanya motivasi dan kepercayaan diri yang tinggi, di antara para siswa dan banyak dari mereka yang menggunakan kata-kata baru secara lebih bebas sesuai dengan konteks. Pengalaman ini menyoroti kekuatan Multisensory and Sensorimotor-Enriched Learning dalam membuat akuisisi kosakata menjadi seru dan menyenangkan.
Selain meningkatkan penguasaan kosakata jangka pendek, Multisensory and Sensorimotor-Enriched Learning menawarkan manfaat akademis jangka panjang. Dengan mendorong siswa untuk menggunakan kosakata yang baru dipelajari dalam berbagai konteks, pendekatan ini membantu mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah. Siswa tidak hanya menghafal kata-kata, tetapi juga menerapkannya dalam situasi yang berbeda, memperkuat kemampuan mereka untuk berpikir kreatif, dan menyesuaikan bahasa mereka dengan situasi saat itu.
Selain itu, metode ini mendukung pengembangan keterampilan pemahaman bahasa yang lebih kuat yang berdampak jangka panjang pada kemampuan membaca dan menulis siswa. Ketika mereka membangun pemahaman yang lebih dalam tentang kata-kata dan maknanya, siswa menjadi lebih percaya diri dengan kemampuan mereka untuk memecahkan kode teks dan mengekspresikan pikiran mereka dengan jelas.
Terakhir, sifat pembelajaran multisensori yang menyenangkan dan interaktif menciptakan lingkungan kelas yang positif dan menarik yang meningkatkan motivasi siswa secara keseluruhan. Ketika kegiatan belajar menjadi lebih menyenangkan, siswa cenderung mengembangkan kebiasaan untuk rutin belajar yang mengarah pada peningkatan prestasi akademik dan pencapaian yang lebih besar pada perjalanan pendidikan mereka.
Keterlibatan orang tua memainkan peran penting dalam memperluas manfaat Multisensory and Sensorimotor-Enriched Learning di luar ruang kelas. Guru dapat mendorong orang tua untuk mempraktikkan kosakata baru dengan peserta didik melalui permainan dan aktivitas yang sederhana dan menarik di rumah. Orang tua dapat memainkan permainan mencocokkan kata, memeragakan kata-kata baru bersama, atau membuat sesi seperti ‘tebak kata’ mini yang memperkuat kosakata yang dipelajari di sekolah.
Dengan melibatkan orang tua dalam proses pembelajaran, siswa akan mendapatkan manfaat dari paparan kata-kata baru dalam konteks yang beragam. Hal ini tidak hanya memperkuat konsep, tetapi juga memperkuat hubungan antara rumah dan sekolah serta memastikan pengalaman belajar yang lebih menyeluruh. Selain itu, ketika orang tua secara aktif berpartisipasi dalam pembelajaran anak, hal ini akan menumbuhkan sikap positif terhadap pendidikan dan mendukung motivasi anak untuk terus belajar di luar jam sekolah.
Multisensory and Sensorimotor-Enriched Learning bisa menjadi pilihan yang tepat sebagai pendekatan yang kuat dan serbaguna dalam pengajaran bahasa, metode ini menawarkan banyak manfaat dalam penguasaan bahasa, keterlibatan siswa, dan kesuksesan akademik jangka panjang. Dengan melibatkan berbagai indra dan gerakan fisik secara aktif, metode ini membuat pembelajaran menjadi lebih interaktif, menyenangkan, dan berkesan.