TANAH DATAR, Scientia – Menteri Kebudayaan (Menbud) RI, Fadli Zon baru saja meresmikan Museum Sastra Indonesia di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar).
Museum Sastra Indonesia di Kompleks Aie Angek Cottage kebanggaan masyarakat Minangkabau ini, setidaknya memiliki sebanyak 8.000-an judul koleksi buku kesusastraan.
“Jumlah ini akan terus kita tambah, termasuk memorabilia sastrawan seperti tulisan tangan, manuskrip, kacamata, mesin ketik, lukisan, dan lainnya,” kata Fadli pada Rabu, (30/10).
Ia menyebut, Museum Sastra Indonesia di Sumbar ini akan menjadi kantong sastra di Indonesia. Apalagi, Sumbar merupakan rahim kelahiran sastrawan terkemuka di Indonesia.
Menurutnya, khasanah kesusasteraan Indonesia sangat kaya dan berakar pada budaya tradisi dan budaya modern yang sangat kuat. Hal ini pula yang mendasari pentingnya keberadaan Museum Sastra Indonesia di Sumbar.
Fadli menilai, peresmian Museum Sastra Indonesia di Sumbar ini juga menjadi langkah awal dalam meningkatkan standar dan kualitas seluruh museum yang ada di Indonesia.
BACA JUGA: Menbud RI Resmikan Museum Sastra Indonesia di Sumbar
Ia pun mengajak seluruh pihak berwenang serta masyarakat, agar terus menumbuhkan rasa memiliki atas kekayaan budaya yang dimiliki. Sebab, menghargai keberadaan museum dan karya seni budaya ialah ekspresi atas kekayaan budaya.
“Orang yang beradab adalah orang yang menghargai budayanya,” ucapnya di Rumah Puisi Taufiq Ismail dan bersisian dengan Rumah Budaya Fadli Zon itu.
Diketahui, ternyata Museum Sastra Indonesia di Sumbar ini bukanlah yang pertama di Tanah Air. Pasalnya, di Bangka Belitung juga terdapat Museum Sastra bernama Museum Kata Andrea Hirata.
Museum yang memiliki sekitar 200 karya sastra ini, berlokasi di Jalan Raya Laskar Pelangi Nomor 7, Desa Lenggang, Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung Timur, Kepulauan Bangka Belitung.
Museum yang diresmikan pada November 2012 ini, menyimpan berbagai koleksi penulis di dalam maupun luar negeri denngan beragam genre, Mulai dari film, literatur musik, hingga seni.*