Salman Herbowo
(Kolumnis Rubrik Renyah)
Dalam kehidupan sehari-hari, kipas angin tak hanya berperan sebagai alat pendingin udara, melainkan juga menawarkan solusi yang elegan untuk mengatasi berbagai tantangan yang muncul akibat cuaca panas. Setidaknya, dalam menjalani rutinitas harian yang penuh tantangan, kipas angin berperan sebagai pendamping setia, memberikan relaksasi sekaligus meningkatkan tingkat kenyamanan di sekitarnya.
Kipas angin juga memiliki berbagai macam jenis dan bentuk, sesuai dengan kegunaan, fitur, ukuran, dan harganya. Beberapa kipas angin yang sering digunakan kebanyakan orang adalah kipas yang di lantai, dinding, dan meja. Bagi saya semuanya memiliki fungsinya masing-masing, ok di dinding, mantap pula di lantai.
Melihat kegunaan kipas angin, terdapat sejumlah inovasi unik dan kreatif. Misalnya, beberapa desainer menciptakan kipas angin dengan desain yang estetis dan inovatif, menjadi elemen dekoratif yang mempercantik ruangan. Bahkan, ada juga kipas angin yang dilengkapi dengan teknologi kecerdasan buatan (AI). Selain itu, kipas angin didesain tidak sekadar alat pendingin saja, malainkan juga menjadi bagian unsur dekoratif dalam mempercantik ruangan.
Setiap orang tampaknya juga memiliki tipe ideal kipas angin. Sebagian orang lebih suka kipas angin yang menghembuskan angin dengan kuat atau kencang. Sebagian lainnya justru menyukai kipas angin yang dapat menghasilkan angin sepoi-sepoi sehingga suasana di dalam ruangan terasa lebih adem. Hal ini diketahui sepanjang perjalanan penulis menjadi anak indekos atau kontrakan yang biasanya menyewa suatu unit secara bersama-sama.
Berbagai jenis dan bentuk kipas angin menawarkan solusi elegan untuk mengatasi tantangan cuaca panas, memenuhi kebutuhan dan preferensi pengguna. Meskipun preferensi terhadap jenis kipas angin bisa bervariasi, penting untuk menghargai perbedaan tersebut, terutama dalam situasi di mana orang harus berbagi ruangan. Meskipun demikian, perbedaan preferensi ini juga dapat menjadi bagian dari dinamika hubungan interpersonal.
Di sisi lain ada pula tipikal orang yang baru bisa tidur bila ada kipas angin. Sebagian lainnya justru bertolak belakang. Mereka tidak bisa tidur bila mendengar suara kipas yang kadang agak bising sekaligus tersentuh tiupan angin. Kedua orang yang memeiliki tipikal berbeda ini tentu akan sulit bila harus berbagi kamar.
Akan tetapi, bagaima bila yang memiliki tipikal berbeda ini adalah pasangan suami istri? Waduh, semoga mereka dapat mendiskusikan hal ini dengan baik dan mendapat solusi yang terbaik. Bisa jadi pula mereka mendapat rezeki berlebih untuk memasang pendingin udara (AC) agar keduanya bisa tidur lebih nyenyak. Semoga.
Discussion about this post