LIMAPULUH KOTA, SCIENTIA – Ketua DPRD Sumatera Barat, Supardi, menekankan bahwa Peristiwa Situjuah merupakan bukti nyata semangat patriotisme masyarakat Sumatera Barat dalam melawan penjajahan Belanda demi mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
Peristiwa ini, yang terjadi pada tanggal 15 Januari 1949 di Lurah Kincia, Situjuah Batua, Kabupaten Lima Puluh Kota, menjadi salah satu babak penting dalam sejarah perjuangan anak bangsa.
Supardi menyampaikan bahwa kemerdekaan RI yang diproklamirkan pada 17 Agustus 1945 juga dipengaruhi oleh semangat masyarakat Sumbar selama masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI).
PDRI, yang didirikan pada 22 Desember 1948, melibatkan beberapa pemimpin pejuang, di antaranya Sjafruddin Prawiranegara, sebagai respons terhadap Agresi Militer Belanda II dan penangkapan pimpinan Republik Indonesia oleh Belanda.
“Pendirian PDRI di Sumatera Barat telah dijadikan Hari Bela Negara dan merupakan pemerintahan darurat yang dibentuk oleh beberapa orang pimpinan pejuang kemerdekaan Indonesia,” ungkap Supardi.
Dia menyoroti peristiwa tragis pada 15 Januari 1949 di Situjuah, di mana puluhan pejuang dari Barisan Pengawal Negeri dan Kota (BPNK) tewas akibat tembakan dari penjajah Belanda.
Supardi berharap peringatan Peristiwa Situjuah dapat menjadi momen untuk menghidupkan kembali semangat perjuangan bagi generasi muda.
“Dengan semangat juang ini, para generasi muda kita bangkit memberikan karya dan dedikasi terbaik untuk kemajuan pembangunan daerah Sumatera Barat,” ajaknya.
Peringatan ini juga menjadi panggilan untuk terus mendukung pengembangan sumber daya manusia generasi muda Sumbar melalui pendidikan dan peningkatan keterampilan, terutama dalam memanfaatkan kemajuan teknologi informasi.
Discussion about this post