Oleh: Roma Kyo Kae Saniro
(Dosen Prodi Sastra Indonesia FIB Universitas Andalas)
Pada tanggal 2 November 2023, Netflix merilis serial berasal dari sebuah novel berjudul Gadis Kretek karya Ratih Kumala. Transformasi yang dilakukan pada novel ini memberikan gambaran menarik yang apik berupa adanya pembentukan terhadap seluruh unsur yang ada di dalam novel menjadi suatu batasan menurut kaca mata sutradara, produser, dan tim produksi.
Serial Gadis Kretek yang menjadi viral di TikTok mengisahkan tentang perjalanan cinta dan pencarian identitas seorang perajin berbakat yang menantang norma-norma industri rokok kretek di Indonesia pada dekade 1960-an. Tidak heran jika serial ini mendapat perhatian besar di TikTok, mengingat bahwa produksi Netflix ini melibatkan sejumlah aktor dan aktris terkenal Indonesia. Nama-nama seperti Dian Sastrowardoyo, Ario Bayu, Putri Marino, dan Arya Saloka turut berperan dalam serial ini. Para pemain itu memberikan daya tarik ekstra bagi penonton.
Serial Gadis Kretek mengisahkan Jeng Yah, seorang perempuan yang bertemu dengan Raja, lelaki, yang memberikan pandangan baru dalam hidupnya. Awalnya, Raja muncul sebagai sosok yang dipukuli, namun setelah itu dia diajak tinggal dan bekerja di usaha kretek keluarga Jeng Yah. Meskipun sulit berkomunikasi pada awalnya, Jeng Yah dan Raja akhirnya saling jatuh cinta.
Perjodohan yang sudah diatur dengan Seno, anak Pak Tira, menjadi kendala besar bagi hubungan Jeng Yah dan Raja. Meskipun Jeng Yah berani menolak, mereka ditangkap karena diduga terlibat dalam partai yang dilarang. Peristiwa itu menciptakan perpisahan yang tidak diinginkan. Raja memutuskan menikah dengan perempuan lain, sementara Jeng Yah menikahi Seno secara ilegal setelah kematian Seno dalam perang. Saat Jeng Yah bertemu kembali dengan Raja, dia harus meninggal karena sakit. Cerita ini mencerminkan perjuangan cinta yang penuh rintangan dan tragis serta menunjukkan bahwa takdir bisa mengubah arah cinta yang diinginkan. Cinta tak sampai menjadi sebuah ungkapan yang pantas untuk serial ini karena mencerminkan kekecewaan atau ketidakberhasilan dalam mencapai cita-cita cinta yang ideal atau diharapkan.
Kisah tersebut tentunya mengingatkan kita kepada kisah Juliet dan Romeo yang begitu tragis. Memang bukan karena tidak mendapatkan restu dari keluarga dua pihak, tetapi kisah Gadis Kretek menujukkan takdir Tuhan. Cinta tak sampai dapat diberikan kepada narasi serial ini. “Cinta Tak Sampai” adalah ungkapan yang mencerminkan ketidakberhasilan atau ketidaksempurnaan dalam mencapai atau meraih cinta. Ungkapan ini mencakup situasi di mana perasaan cinta yang dirasakan tidak dapat mencapai tahap atau hasil yang diharapkan. Ini bisa merujuk pada kisah cinta yang tidak berakhir bahagia, tidak terwujudnya hubungan romantis, atau ketidaksesuaian antara perasaan yang dirasakan oleh dua individu.
Perjodohan yang diatur oleh orang tua, khususnya dengan Seno, menciptakan konflik utama dalam hubungan Jeng Yah dan Raja. Meskipun Jeng Yah memiliki perasaan cinta pada Raja, norma sosial dan tekanan keluarga untuk mematuhi perjodohan menciptakan ketegangan emosional. Keberanian Jeng Yah untuk menolak perjodohan tersebut menggambarkan keinginan untuk mengikuti hati sendiri, tetapi konflik ini menciptakan ketidakpastian dan sulitnya menghadapi harapan sosial.
Faktor eksternal dalam serial ini, yaitu situasi politik pada masa itu, menjadi penghalang bagi hubungan cinta Jeng Yah dan Raja. Penangkapan keluarga Jeng Yah dan keterlibatan mereka dengan partai yang dilarang menciptakan perpisahan yang tidak diinginkan. Hal ini menunjukkan bahwa kehidupan politik dan sosial dapat memaksa perpisahan meskipun cinta mereka kuat. Meskipun Raja dan Jeng Yah memiliki kesempatan untuk bersatu setelah pertemuan kembali, kematian Jeng Yah menjadi puncak tragedi dalam kisah ini. Meskipun cinta mereka bertahan, takdir menghentikan kebahagiaan yang sepenuhnya terwujud. Kematian Jeng Yah menggambarkan bahwa meskipun ada upaya untuk melampaui rintangan namun kehidupan memiliki takdir sendiri.
Pertarungan Jeng Yah untuk mengejar cintanya dengan Raja, terlepas dari ekspektasi sosial dan norma keluarga, menciptakan dimensi emosional yang mendalam. Ini menyoroti pertentangan antara kebebasan individu untuk memilih pasangan hidupnya dan tekanan dari lingkungan sosial yang mencoba mengendalikan pilihan tersebut. Keseluruhan cerita menciptakan gambaran tentang ketidakpastian hidup dan cinta. Meskipun ada perjuangan, cinta kadang-kadang tidak dapat mengatasi rintangan eksternal dan internal. Kematian Jeng Yah juga mencerminkan bahwa kadang-kadang takdir memiliki rencana yang tidak dapat diubah.
Jika dilihat dari pandangan kajian gender, perempuan seakan tidak “memenangkan” cinta yang diinginkannya. Namun, jika ditelaah lebih jauh, tokoh Jeng Yah menjadi tokoh yang memiliki otonomi perempuan, hak untuk memilih, dan dinamika kekuasaan gender. Tokoh Jeng Yah berhasil untuk terus berjuang untuk mendapatkan pilihan hidupnya terkait dengan cinta. Otonomi perempuan berkaitan dengan kebebasan dan kemandirian perempuan dalam membuat keputusan mengenai hidup dan cinta. Dalam kisah Jeng Yah, ketegangan terjadi antara keinginannya untuk memilih cinta sejatinya, yang diwakili oleh Raja, dan tekanan norma sosial serta perjodohan yang diatur oleh keluarga. Jeng Yah melibatkan dirinya dalam perjuangan untuk mempertahankan otonomi dan hak untuk menentukan arah hidupnya sendiri, terutama dalam konteks hubungan romantisnya. Keberaniannya menolak perjodohan yang diatur dan memilih cinta sesuai hatinya menggambarkan upaya untuk mempertahankan otonomi perempuan.
Selain itu, hak Jeng Yah untuk memilih pasangan hidupnya tanpa terikat oleh perjodohan atau norma sosial yang membatasi pilihannya. Hak ini sering kali bertentangan dengan harapan keluarga atau norma budaya yang memandang perjodohan sebagai pilihan yang lebih dihargai. Meskipun Jeng Yah menghadapi hambatan dan ketidaksetujuan, tindakannya mengejar cinta sesuai hatinya dan menolak peran yang diimpos oleh norma sosial menciptakan dinamika kekuasaan yang merangsang pemikiran kritis terhadap ekspektasi gender yang telah lama ada.
Discussion about this post