Sebagai pengguna bahasa Indonesia, kita tentu tidak asing lagi dengan berbagai istilah waktu seperti besok, kemarin, lusa, dan bulan depan. Namun demikian, ada beberapa istilah waktu yang pernah digunakan oleh masyarakat Indonesia, tetapi akhir-akhir ini sudah tidak terdengar lagi seperti selumbari, tulat, dan tubin. Apa makna tiga kata itu? Kita akan membahasnya dalam edisi Klinik Bahasa kali ini. Selain itu, pada pembahasan kali ini, penulis juga akan mengajak pembaca untuk memahami kembali berbagai bentuk kata atau frasa penunjuk waktu yang sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pertama, mari kita mulai dengan kata tulat, tubin, dan selumbari.
Kata tulat dan tubin digunakan bersamaan dengan sekelompok kata atau frasa yang berkaitan dengan penunjuk hari. Penunjuk waktu yang berkaitan dengan situasi saat ini, disebut hari ini. Setelah hari ini, ada istilah besok yang kemudian dilanjutkan dengan istilah lusa, 3 hari lagi, 4 hari lagi, dan seterusnya. Kata tulat memiliki makna yang sama dengan 3 hari lagi. Istilah lainnya adalah langkat. Kata tubin merujuk hari keempat setelah hari ini atau 4 hari lagi. Kesimpulannya, istilah hari tersebut jika diurutkan akan menjadi: hari ini, besok, lusa, tulat, dan tubin. Selain hari yang merujuk masa yang akan datang, kita juga mengenal istilah hari yang merujuk pada masa lalu. Sebelum hari ini, kita mengenal isilah kemarin, sedangkan 2 hari sebelumnya disebut 2 hari lalu.
Dalam percakapan nonformal 2 hari lalu juga kerap disebut kemarin lusa. Kata lain dari 2 hari lalu adalah selumbari atau disebut juga dengan frasa kemarin dulu. Jika diurutkan dari hari-hari sebelumnya akan menjadi: 4 hari lalu, 3 hari lalu, kemarin dulu/kemarin lusa/selumbari, kemarin, dan hari ini. Akan tetapi, untuk saat ini kita lebih banyak menggunakan urutan waktu 4 hari lalu, 3 hari lalu, 2 hari lalu (kemarin lusa), kemarin, hari ini, besok, lusa, 3 hari lagi, 4 hari lagi, dan seterusnya.
Berkaitan dengan urutan waktu untuk masa lalu, masa kini, dan masa depan, kita mengenal istilah lalu dan lagi. Hal ini bisa dilekatkan dengan waktu terkecil seperti detik hingga hitungan yang lebih besar seperti tahun. Agar lebih terperinci, kita bisa melihat urutan dalam poin-poin berikut (yang diurutkan dari masa lalu, masa kini, dan masa depan):
- 3 detik lalu—2 detik lalu—1 detik lalu—sekarang—1 detik lagi—2 detik lagi—3 detik lagi—seterusnya.
- 3 menit lalu—2 menit lalu—1 menit lalu—sekarang—1 menit lagi—2 menit lagi—3 menit lagi—seterusnya.
- 3 jam lalu—2 jam lalu—1 jam lalu—sekarang—1 jam lagi—2 jam lagi—3 jam lagi—seterusnya.
- 3 hari lalu—2 hari lalu—kemarin—hari ini—besok—lusa—3 hari lagi—seterusnya.
- 3 pekan lalu/3 minggu lalu—2 pekan lalu/2 minggu lalu—pekan lalu/minggu lalu—pekan ini/minggu ini—pekan depan/minggu depan—2 pekan lagi/2 minggu lagi—3 pekan lagi/3 minggu lagi—seterusnya.
- 3 bulan lalu—2 bulan lalu—bulan lalu—bulan ini—bulan depan—2 bulan lagi—3 bulan lagi—seterusnya.
- 3 tahun lalu—2 tahun lalu—tahun lalu—tahun ini—tahun depan—2 tahun lagi—3 tahun lagi—seterusnya.
Tujuh poin di atas memiliki durasi waktu yang pasti karena ada angka pasti dan ada kata detik, menit, jam, hari, pekan/minggu, bulan, dan tahun sebagai satuannya. Akan tetapi, di dalam beberapa tuturan, kita juga tidak bisa mengukur dengan pasti berapa lama durasi yang dimaksud. Untuk hal ini, kita bisa menggunakan kata beberapa, tidak lama, dan sebagainya. Contohnya adalah beberepa detik lagi, beberapa hari lagi, beberapa bulan lagi, beberapa saat lagi, tidak lama lagi, dan sebagainya.
Dalam tujuh urutan waktu tersebut, kita mengetahui bahwa rujukan waktu untuk masa lalu ada istilah lalu dan kemarin, sedangkan rujukan waktu untuk masa depan ada istilah besok, lusa, depan, dan lagi. Akan tetapi, kita juga mengenal istilah kemudian, seperti 2 hari kemudian, 3 bulan kemudian, dan 4 tahun kemudian. Apa perbedaannya? Bagaimana konteks pemakaiannya? Untuk itu, mari kita masuk ke pembahasan selanjutnya. Penunjuk waktu atau keterangan waktu yang merujuk tentang masa lalu dan masa depan memiliki dua bentuk, yaitu keterangan waktu yang berpatokan pada waktu saat ini dan keterangan waktu yang berpatokan pada pertistiwa cerita. Berikut ini adalah penjelasannya.
Keterangan waktu yang berpatokan pada waktu saat ini
Penunjuk waktu yang digunakan untuk menjelaskan peristiwa yang patokan perhitungan waktunya dari saat ini atau sekarang seperti yang telah dituliskan dalam tujuh poin sebelumnya. Contoh kalimatnya adalah:
- Saya sudah bertemu dengan adik saya 4 hari yang lalu. (Jika si pembicara menyampaikan informasi ini pada hari Senin, 4 hari lalu yang dimaksudnya adalah hari Kamis).
- Saya akan pergi ke rumah nenek 3 hari lagi. (Jika si pembicara berbicara pada hari Minggu, 3 hari lagi yang dimaksudnya adalah hari Rabu).
- Pemerintah Kota Padang akan menyelenggarakan festival musik tradisional 2 bulan lagi. (Jika informasi ini disampaikan pada bulan September, 2 bulan lagi yang dimaksud adalah bulan November).
Keterangan waktu yang berpatokan pada peristiwa cerita
Istilah yang bisa digunakan untuk keterangan waktu yang memiliki patokan pada waktu peristiwa yang diceritakan memiliki lebih banyak variasi penyebutan yang bisa kita bagi ke dalam dua kelompok, yaitu masa lalu dan masa depan. Keterangan waktu yang berkaitan dengan masa lalu bisa menggunakan istilah … sebelumnya, …sebelum itu, …sebelum saya…. Berikut ini adalah contoh kalimatnya:
- Saya sudah menyelesaikan tes tersebut pada tanggal 1 September 2023. Seminggu sebelumnya, saya belajar sangat keras. (Keterangan waktu seminggu sebelumnya yang dimaksud adalah 1 minggu sebelum tanggal 1 September 2023, bukan 1 minggu ketika ia berbicara saat ini. Oleh sebab itu, kita tidak bisa menggunakan istilah minggu lalu).
- Saya berangkat ke Belanda pada bulan Maret 2023. Saya mendapatkan visa sebulan sebelum keberangkatan. (Keterangan sebulan sebelum keberangkatan dihitung sejak peristiwa yang dimaksud, yaitu bulan Maret 2023. Artinya, sebulan yang dimaksud adalah bulan Februari 2023. Pada keterangan ini, kita tidak bisa menggunakan sebulan yang lalu).
- Beberapa hari sebelum saya melahirkan, saya sudah menghubungi semua keluarga besar. (Keterangan beberapa hari terhitung sejak peristiwa ia melahirkan. Jika si pembicara menggunakan istilah beberapa hari yang lalu, patokan peristiwanya dimulai sejak saat ini).
Keterangan waktu yang berkaitan dengan masa depan (terhitung dari waktu peristiwa yang diceritakan) bisa menggunakan istilah …kemudian, … setelahnya, … setelah itu, … setelah saya …, tidak lama setelah itu, dan tidak lama kemudian. Berikut ini adalah contoh pemakaiannnya dalam kalimat:
- Saya mengenal dia saat kami presentasi di seminar internasional. Seminggu setelah itu, dia menghubungi saya kembali. (Keterangan waktu seminggu setelah itu terhitung sejak peristiwa presentasi di seminar internasional, bukan sejak hari ini).
- Kami sudah mengirim paket itu 5 hari setelah pesta ulang tahun ayah. (Keterangan waktu 5 hari tersebut, terhitung setelah sejak diadakannya pesta ulang tahun ayah, bukan tanggal saat ini).
- Saya sangat takut ketika alarm pemadam kebakaran berbunyi di apartemen saya. Untungnya, petugas pemadam kebakaran datang beberapa menit kemudian. (Keterangan beberapa menit kemudian dihitung sejak peristiwa alarm berbunyi, bukan saat ini).
- Saya sangat takut ketika menyampaikan berita duka itu kepadanya. Benar saja, tidak lama kemudian, ia pun menangis. (Keterangan tidak lama kemudian dihitung sejak peristiwa ia menyampaikan berita duka).
Setelah membaca berbagai rincian tersebut, kita menyadari bahwa keterangan waktu memang didominasi oleh istilah-istilah yang berkaitan dengan waktu. Kemudian, muncul sebuah pertanyaan, apakah ada keterangan waktu yang sama sekali tidak menyebutkan istilah waktu (detik, menit, jam, hari, bulan, dan lain-lain) atau peristiwa sejarah (kemerdekaan, perang dunia, piala dunia, dan sebagainya)? Jawabannya ada. Kita bisa menggunakan verba (kata kerja) sebagai keterangan waktu dengan menambahkan kata sebelum dan setelah. Berikut ini adalah contoh-contoh kalimatnya:
- Kami selalu mencuci tangan sebelum membuat kue.
- Cilla menelepon orang tuanya sebelum masuk ke dalam pesawat.
- Dia selalu bermain ponsel sebelum
- Dia belajar setelah makan malam.
- Kami akan pergi berwisata setelah menyelesaikan pekerjaan ini.
- Mereka meneleponku setelah menonton video tersebut.
Verba membuat, masuk, tidur, makan, menyelesaikan, dan menonton dari enam contoh kalimat tersebut tidak berfungsi sebagai predikat di dalam kalimat, tetapi sebagai keterangan waktu yang menunjukkan adanya perpindahan atau rangkaian dua peristiwa yang berurutan.
Inilah berbagai informasi yang berkaitan dengan keterangan urutan waktu dalam bahasa Indonesia. Semoga kita semua bisa menggunakan berbagai istilah ini dengan tepat untuk meminimalkan kesalahanpahaman ketika memberikan informasi. Semoga bermanfaat.
Discussion about this post