Oleh: Roma Kyo Kae Saniro
(Dosen Prodi Sastra Indonesia FIB Universitas Andalas)
“The Way of the Househusband” adalah seri manga yang berasal dari Jepang yang dibuat oleh Kousuke Oono. Manga ini telah mendapatkan banyak perhatian karena konsepnya yang unik dan humor yang khas. Cerita ini pertama kali diterbitkan dalam majalah manga daring Kurage Bunch pada tahun 2018 dan menceritakan kisah seorang mantan anggota yakuza yang memutuskan untuk meninggalkan kehidupan kriminalnya dan menjadi bapak rumah tangga yang memiliki banyak waktu untuk mendukung istri dalam berkarier. Meskipun penampilannya yang menakutkan, karakter utama ini dengan sungguh-sungguh menjalankan tugas-tugas rumah tangga dan rutinitas harian yang sering kali menghasilkan momen lucu.
Kisah ini kemudian diadaptasi menjadi drama live-action oleh Nippon TV pada tahun 2020 dan menjadi seri anime original Net Animation (ONA) produksi Netflix yang dirilis dalam beberapa bagian mulai dari bulan April hingga Oktober 2021. Musim kedua dari anime ini kemudian tayang perdana pada bulan Januari 2023, melanjutkan kisah petualangan mantan anggota yakuza ini dalam peran rumah tangganya yang tidak biasa.
“The Way of the Househusband” berhasil membangun basis penggemar yang setia karena konsepnya yang unik. Series ini menggabungkan unsur komedi dengan gambaran kehidupan sehari-hari yang tak terduga dari seorang mantan anggota yakuza yang tangguh. Ini adalah contoh yang menarik tentang bagaimana manga dan anime dapat mengeksplorasi tema-tema yang tidak konvensional dan memberikan sudut pandang yang segar tentang kehidupan sehari-hari.
“The Way of the Househusband” mencoba mengguncang stereotip tradisional mengenai peran gender, khususnya peran laki-laki dalam rumah tangga. Stereotip gender adalah pandangan umum yang ada di masyarakat tentang bagaimana seharusnya individu berperilaku, berpenampilan, atau memegang peran tertentu berdasarkan jenis kelamin mereka. Stereotip ini cenderung mencerminkan peran tradisional yang diharapkan dari laki-laki dan perempuan yang sering kali membatasi kebebasan individu. Perempuan sering dianggap sebagai pengurus rumah tangga yang peduli dan laki-laki diharapkan menjadi pencari nafkah yang tangguh. Stereotip ini dapat membatasi pilihan karier, ekspresi diri, dan identitas individu.
Stereotip juga mencakup gambaran bahwa maskulinitas dikaitkan dengan kekuatan dan agresivitas, sedangkan feminitas sering dianggap sebagai sifat yang lebih lembut dan empatik. Hal ini dapat memengaruhi cara individu mengekspresikan emosi dan kepribadian mereka. Selain itu, stereotip gender juga memengaruhi pemahaman masyarakat tentang karier yang sesuai dengan jenis kelamin tertentu, serta tampilan fisik yang diharapkan.
Stereotip tersebut berusaha didobrak oleh tokoh utama yang seorang mantan anggota yakuza. Ia secara sukarela memilih untuk menjadi suami rumah tangga dan mengurus tugas-tugas rumah tangga. Keputusan Tatsu untuk menjadi seorang househusband ‘bapak rumah tangga’ menunjukkan bahwa laki-laki juga dapat memilih peran rumah tangga dan mendedikasikan diri untuk tugas-tugas rumah tangga.Ini memberikan pandangan yang berbeda tentang laki-laki yang dapat dan bersedia berkontribusi dalam konteks rumah tangga. Konsep maskulinitas juga menunjukkan bahwa kekuatan fisik tidak selalu menjadi aspek utama dari maskulinitas.
Penggunaan humor dalam kisah ini mendobrak stereotip yang menghadapkan tokoh utama pada situasi yang tidak biasa dalam tugas rumah tangga, mengundang penonton untuk mempertanyakan persepsi mereka tentang gender dan maskulinitas. Selain itu, hubungan seimbang antara tokoh utama dan istrinya menggambarkan pasangan yang bekerja sama tanpa terjebak dalam peran gender tradisional bahwa laki-laki yang tangguh harus terlibat dalam aktivitas yang lebih berbahaya atau maskulin. Dengan demikian, “The Way of the Househusband” berkontribusi pada diskusi tentang peran gender dan menunjukkan bahwa masyarakat dapat menghargai keberagaman dalam pilihan hidup dan peran gender tanpa harus mematuhi norma yang kaku.
Tatsu adalah sosok maskulin yang kuat, tetapi ia juga menunjukkan sisi lembut dan peduli saat merawat rumah serta saat berinteraksi dengan istrinya. Ini membantu menggugah kesadaran bahwa maskulinitas tidak harus terbatas pada atribut fisik atau kekerasan, tetapi juga mencakup sikap peduli, kesetiaan, dan keterampilan rumah tangga. Selain itu, hubungan Tatsu dengan istrinya, Miku, juga berkontribusi pada pendobrakan stereotip gender. Miku adalah seorang profesional yang sukses. Hubungan mereka sangat seimbang. Miku mendukung karier Tatsu sebagai househusband. Ini menggambarkan hubungan yang kolaboratif dan adil di mana pasangan saling mendukung tanpa terikat oleh peran gender tradisional.
Secara keseluruhan, series manga ini berhasil memberikan pendobrakan terhadap stereotip gender dan maskulinitas terhadap laki-laki. Stereotip gender biasanya memberikan dampak negatif, seperti ketidaksetaraan, diskriminasi, dan rasa tidak nyaman bagi individu yang tidak cocok dengan harapan sosial ini. Series ini mampu menunjukkan bahwa adanya masyarakat yang lebih inklusif dan adil dengan mengatasi dan merespons stereotip gender melalui pendidikan, kesadaran, dan perubahan budaya yang positif. Seri manga ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran bahwa keragaman identitas dan kesetaraan gender yang sebenarnya tanpa membeda-bedakan peran individu berdasarkan jenis kelamin. Hal itu adalah bentuk penghargaan terhadap identitas gender masing-masing individu.
Discussion about this post