Salman Herbowo
(Kolumnis Rubrik Renyah)
Menjadikan perilaku peduli terhadap lingkungan bukan perkara sulit. Namun, dalam pengaplikasiannya juga tidak begitu mudah. Seperti sikap tidak membuang sampah ke selokan atau sungai. Tentu dibutuhkan keseriusan dan istikamah.
Beberapa hari belakangan ini di daerah tempat saya tinggal, sering hujan dengan intesitas yang cukup tinggi. Tidak jarang pula hujan lebat itu disertai dengan angin kencang. Bila itu berlangsung dalam waktu yang cukup lama, tentu membuat saya cemas juga.
Akhir-akhir ini beberapa lokasi di tempat saya tinggal pun mengalami kebanjiran. Bahkan, beberapa tempat merupakan hal pertama kalinya mendapat musibah banjir. Tidak hanya itu, beberapa wilayah lainnya pun mengalami longsor. Tentu ini mejadi hal yang memprihatinkan, dan bagi saya ini juga menjadi momentum instropeksi diri.
Dalam beberapa media dikabarkan bahwa penyebabnya adalah curah hujan yang cukup tinggi. Namun begitu, beberapa penyebabnya juga dari perilaku yang tidak peduli terhadap kebersihan lingkungan.
Saya jadi teringat beberapa peristiwa akan pentingnya peduli terhadap kebersihan lingkungan tempat kita tinggal. Saat itu, di komplek saya sedang dilaksanakan gotong royong membersihkan selokan di depan rumah. Ada hal yang membuatkan saya begitu miris ketika kerja bakti itu usai.
Saat itu, tumpukan sampah yang dikeluarkan dari selokan sepanjang komplek perumahaan hampir setimggi lutut orang dewasa. Saya ingat betul bahwa sampah itu dibawa dengan gerobak dorong sebanyak tiga kali.
Saya jadi teringat perilaku yang menganggap sepele membuang sampah ke selokan. Betapa mengerikannya bila sikap yang dengan santainya membuah sampah ke selokan itu dibiasakan. Berbagai anggapan bermunculan, seperti “kan sampah kecil”, “cuma sedikit”, dan lain sebagainya. Bukankah untuk tidak membuang sampah ke selokan adalah hal yang ringan?
Kembali lagi ke persoalan musibah banjir yang terjadi belakangan ini. Saat banjir surut, hal yang membuat perhatian saya tertuju adalah pada tumpukan-tumpukan sampah. Mungkin saja sampah itu bukan dari tempat atau lingkungan di mana tumpukan itu saya lihat.
Tapi bukan itu poinnya, persoalan pentingnya adalah tentang sikap peduli lingkungan. Hal itu dapat dimulai dari tidak membuang sampah ke kali, selokan, atau di jalan sembarangan. Buanglah sampah pada tempat-tempat yang telah disediakan. Tentu saja tujuan terhadap kebersihan dan kenyamanan lingkungan.
Perilaku ini tidak akan menjadi kebiasaan bila tidak dilakukan dengan serius dan istikamah. Saya percaya hal ringan ini akan dapat memberikan pengaruh besar yang baik. Bukankah kita semua suka akan yang indah dan bersih?
Discussion about this post