Jalan Menuju Masa Depan
Kalau kau merasa
Dirimu tidak nyaman di atas dunia
Jangan cepat simpulkan
Kalau di dunia tak ada keadilan
Kalau kau merasa
Dirimu selalu tak dapatkan keadilan
Jangan cepat membalas
Tunjukan padanya kau bukan singa lapar
Simpang siur menjalar
Meringkis kehidupan tengah perkotaan
Kucing dan tikus liar
Berebut mengambil muka ibu kota
Jangan pernah risih, jangan juga sedih
karena dunia hanya mainan orang bodoh
Jangan lah engkau takut, janganlah engkau gentar
Karna dunia milik penjilat yang merdeka
Yakin dan percayalah
Tuhan tidak pernah tidur
Engkau kan tuai apa yang engkau tanam
Hilangkanlah sedihmu..
Mari kita tertawa
Kita rumuskan jalan menuju masa depan
Baringin, 2022
Malam dalam Sepi
Hampir disetiap tengah malam
Aku menghampiri diriku dalam sepi
Menelusuri jiwa yang takut bergumam
Berharap akan ada jawaban untuk pagi
Mataku hampir tak takut silam
Menelaah butiran cahaya hingga terpejam
Di sini aku hidangkan segala yang terpendam
Agar malam tak lagi tampak kelam
Saat aku mulai menikmati ceritanya
Aku menyadari semua itu tak seperti yang seharusnya
Perlahan kisah-kisah itu terhapus tinta-tinta pena
Yang semestinya tak ada bentuk rupa
Kembali aku mencoba mengingatnya
Deretan perahu-perahu kecil yang kian berkelana
Menitipkan langkah pada bilah yang tak sampai
Hingga nanti buahnya sudah bisa aku tuai
Pariaman, 2022
Dirimu Menepis Hujan di Pelipis Mata
Dik, kau rajut benang-benang impian yang tak bisa kau sudahi
Meski tak ada sedikit pun kau tinggalkan sulam di atas langkah kakimu
Kau ikuti sulaman jarum-jarum yang menusuk masa mudamu
Yang memaksa kau mengadakan semua keinginan
Dirimu bersahaja menepis hujan di pelipis mata
Hingga kau pasangkan badan menahankan rindangnya rinai yang basahi sisimu
Kerasnya gelombang kau belah dengan kapalmu perangmu
Sampai-sampai badai pun kau jadikan teman duduk setiamu
Dik, kini tak ada lagi pahit yang harus kutelan,
Sakit yang harus kau sembuhkan sendiri..
Tidurmu telah mengiringi langkah di hidup yang abadi
Kau tinggalkan senyum indah yang selalu kau suguhi
Pada kami, tempat kau ingin pulang
Dik, di hati kami, kau pejuang sejati
Marunggi, 2020
Biodata:
Yogi Resya Pratama berasal Kota Pariaman. Ia merupakan alumnus SMA Negeri 3 Pariaman yang sedang merampungkan studi di Jurusan Bimbingan dan Konseling IAIN Batusangkar. Hobi menulis dan beroganisasi.
Discussion about this post