Sabtu, 01/11/25 | 06:13 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI RENYAH

Red Flag

Minggu, 07/8/22 | 10:57 WIB

Lastry Monika
(Kolumnis Rubrik Renyah Scientia.id) 

 

Pada ajang balap kuda besi seperti MotoGP, bendera merah atau red flag yang dikibarkan merupakan tanda bahwa balapan harus dihentikan. Setelah dihentikan, biasanya Race Director akan menentukan apakah balapan akan diulang, ditunda atau bahkan tidak bisa dilanjutkan. Namun, pada umumnya balapan bisa dilanjutkan dengan pengunduran waktu tertentu dan lintasan balap telah dibersihkan atau tidak tergenang terlalu banyak air setelah terjadi hujan lebat. Biasanya, red flag dikibarkan karena terjadi insiden seperti kecelakaan parah yang menyebabkan motor dan pembalap terhenti di tengah trek, cuaca buruk, dan kondisi berbahaya lainnya yang dapat membahayakan pembalap.

Nyatanya, red flag tidak hanya dikenal dalam pergelaran balapan. Saat ini, red flag kadung dikenal dalam relasi sosial antarmanusia, baik dalam hubungan percintaan maupun pertemanan. Sama halnya dengan red flag dalam balapan, red flag dalam hubungan juga merupakan sinyal berbahaya dan tanda harus berhenti.

Ketika seseorang melakukan kekerasan, baik berupa verbal, fisik, maupun psikis, dapat dikatakan hal itu merupakan tanda bahaya dan red flag harus dikibarkan. Tanda red flag lainnya ialah ketika seseorang melecehkan secara verbal dan emosional, manipulatif, kecanduan alkohol dan obat terlarang, serta memiliki masalah kesehatan mental namun tidak mau mengobatinya. Tentu saja, masih banyak tanda-tanda lainnya yang menjadi red flag bagi orang lain.

BACAJUGA

Suatu Hari di Sekolah

Saat Ide Mengalir di Detik Terakhir

Minggu, 05/10/25 | 20:02 WIB
Suatu Hari di Sekolah

Antara Deadline dan Bedcover

Minggu, 14/9/25 | 18:56 WIB

Namun, sikap seseorang yang tidak kita sukai tidak melulu bisa dijadikan red flag selama hal itu bisa dikomunikasikan dan ada celah menuju perubahan yang lebih baik. Kondisi yang dapat diubah ini memiki bendera lain yang warnanya tidak merah, melainkan kuning, yaitu yellow flag. Di pergelaran balapan pun dikenal yellow flag, yaitu sebagai penanda agar pembalap berhati-hati karena terjadi suatu insiden seperti kecelakaan di lintasan, namun kecelakaan itu tidak menghalangi laju motor pembalap lain di atas trek.

Cukup mirip dengan maksud yellow flag dalam balapan, yellow flag dalam relasi sosial antarmanusia juga berarti keharusan untuk berhati-hati. Ketika pertama kali kita mendapat perlakuan berupa omongan yang kurang mengenakkan dari seseorang, kita perlu membicarakan dan memperingatinya. Selanjutnya ialah mempertimbagkan apakah ke depannya ia berubah dan apakah kita bisa menoleransinya. Namun, apabila hal itu terjadi secara berulang dan sikap seperti itu menjadi sangat mengganggu, di sanalah waktunya red flag mulai dikibarkan. Menjauh dari seseorang yang dapat mengganggu kenyamanan kita, terlebih membahayakan kita dalam menjalani hidup adakalanya merupakan pilihan yang tepat.

Tampaknya, warna-warni bendera ini juga sama dengan warna-warni lampu lalu lintas, karena memang begitulah adanya. Merah menandakan keharusan untuk berhenti, kuning untuk berkendara dengan hati-hati, dan hijau untuk terus melaju. Dalam relasi antarmanusia, juga berlaku warna-warni ini. Green flag dalam hubungan yang juga sering disebut dengan ‘lampu hijau’ adalah pertanda baik suatu hubungan dapat dilanjutkan.

Namun, yang terpenting ialah bukan hanya melabeli suatu kondisi dalam hubungan dengan red flag, yellow flag, atau green flag. Yang lebih penting dari itu ialah menyadari kondisi yang terjadi dengan pertimbangan yang matang. Oleh sebab itu, meminta saran dari teman dekat, keluarga, dan tenaga profesional juga perlu dilakukan apabila memiliki keraguan untuk memutuskannya sendiri.

Tags: #Lastry Monica
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Puisi-Puisi Rilen Dicki Agustin

Berita Sesudah

Puisi-puisi William Joui R dan Ulasannya oleh Ragdi F. Daye

Berita Terkait

Lagu yang Tak Selesai-selesai

Ketika Hasil Tak Sepenting Perjalanan

Minggu, 26/10/25 | 21:50 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Libur kuliah dahulu selalu terasa seperti lagu merdu yang menandai kebebasan. Setelah berminggu-minggu bergulat...

Lagu yang Tak Selesai-selesai

Satu Lagu Untuk Pulang

Minggu, 19/10/25 | 20:11 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Minggu lalu, saya menulis tentang kebiasaan aneh tapi menyenangkan, mendengarkan satu lagu saja, berulang-ulang...

Lagu yang Tak Selesai-selesai

Lagu yang Tak Selesai-selesai

Minggu, 12/10/25 | 19:23 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Entah mengapa, hari itu saya hanya ingin mendengarkan satu lagu. Satu lagu saja! Padahal...

Suatu Hari di Sekolah

Saat Ide Mengalir di Detik Terakhir

Minggu, 05/10/25 | 20:02 WIB

Lastry Monika (Dosen Prodi Sastra Minangkabau FIB Unand)   Ada satu fenomena unik yang saya kira hampir semua kita pernah...

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Pilihan dan Segala yang Beda-Beda Tipis

Minggu, 28/9/25 | 21:25 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Minggu lalu, saya menulis tentang ungkapan “beda-beda tipis” atau “sebelas dua belas”. Ternyata, maknanya...

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Beda-Beda Tipis, Hidup Tetap Manis

Minggu, 21/9/25 | 19:27 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Pernahkah mengalami kebingungan saat membeli pakaian? Misalnya, dihadapankan pada dua kemeja berwarna biru tua...

Berita Sesudah
Puisi-puisi William Joui R dan Ulasannya oleh Ragdi F. Daye

Puisi-puisi William Joui R dan Ulasannya oleh Ragdi F. Daye

Discussion about this post

POPULER

  • Lari Pagi atau Sore, Mana yang Lebih Efektif ?

    Lari Pagi atau Sore, Mana yang Lebih Efektif ?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sumbang 12 untuk Puti Bungsu Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Keunikan Kata Penghubung Maka dan Sehingga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • BMKG: Suhu Panas di Pariaman Capai 33,5 Derajat dan Minim Potensi Hujan Hingga Awal November

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Penggunaan Kata Ganti Engkau, Kau, Dia, dan Ia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Cuaca Panas di Pariaman Capai 31 Derajat, Firdaus Imbau Warga Jaga Kesehatan dan Ketersediaan Air Bersih

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Kata “bapak” dan “ibu” Harus Ditulis dalam Huruf Kapital ?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024