Lastry Monika
(Kolumnis Rubrik Renyah Scientia.id)
Spy x Family sangat popular di kalangan pencinta anime dan manga. Episode pertamanya bahkan meraih rating 9,01. Satu hal yang menarik dari anime ini ialah tokoh-tokohnya yang unik dan menarik. Terdapat seorang agen rahasia yang dikenal dengan nama Twilight. Ia adalah seorang mata-mata. Suatu hari ia mendapat misi yang berat ‘Operasi Strix’, yaitu menyelidiki tokoh politik bernama Denovan Desmond melalui putranya yang akan bersekolah di Akademi Eden. Sebuah misi yang ditujukan untuk perdamaian Timur dan Barat. Untuk menjalankan misi itu, Twilight harus membentuk keluarga dalam waktu seminggu.
Ia memulai hidup baru sebagai Loid Forger. Ia pun kemudian mengadopsi seorang gadis kecil berusia 6 tahun bernama Anya di panti asuhan. Anya adalah seorang Esper hasil eksperimen sebuah organisasi rahasia. Ia memiliki kemampuan membaca isi pikiran orang lain. Di waktu yang singkat itu, Loid Forger juga harus menemukan seorang istri. Kemudian di sebuah toko tempat ia menjahit pakaian, ia bertemu dangan Yoru Briar. Wanita itu sebetulnya adalah seorang pembunuh bayaran. Keluarga ini terbentuk tanpa saling mengetahui identitas masing-masing, kecuali bagi Anya. Kemampuannya membuat ia selalu tahu setiap rahasia orang-orang.
Ketika menyaksikan serial ini, ketimbang berfokus pada misi-misi rahasia yang dijalankan Twilight, saya lebih fokus kepada keluarga pura-pura yang sedang dijalankan. Keluarga ini tidak hanya memainkan perannya di hadapan orang-orang agar tidak dicurigai, melainkan menjalankan peran seperti keluarga pada umumnya. Yor selalu berusaha untuk menjadi istri dan ibu yang baik. Ketika misi yang berjalan mengalami hambatan, ia mengintrospeksi diri dan berusaha memperbaiki diri sebagai seorang istri dan ibu.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Anya. Pada dasarnya ia amat benci untuk belajar, tetapi demi misi sang ayah dan keluarga pura-pura yang amat ia sukai, ia berusaha sepenuh hati melakukan hal yang ia benci itu. Peran semaksimal mungkin juga dilakukan oleh Loid Forger. Baginya, keluarga adalah beban dalam menjalankan misi. Akan tetapi, ia mengenyampingkan hal itu dan perlahan melewati berbagai kondisi tak terduga dalam menyukseskan misinya.
Ketiga karakter berusaha menyesuaikan dirinya dalam keluarga yang dibentuk. Awalnya, hal itu dilakukan untuk tujuan masing-masing, tetapi semakin berjalannya setiap episode, kesan itu mulai terpudarkan. Yor tidaklah ahli dalam hal lain selain menjadi pembunuh bayaran hingga dijuluki Thorn Princess. Menjalankan peran ibu membuatnya mencoba hal lain seperti memasak untuk Anya. Namun, ia sangat payah dalam hal itu. Oleh karena itu, tugas memasak diambil alih oleh Loid. Sebagai mata-mata profesional yang ternama, ia tidak merasa keberatan bila harus melakukan hal-hal seperti itu.
Anya dengan kemampuan khususnya juga tidak selalu terlepas dari sifat kekanakan yang terkadang cengeng dan usil. Akan tetapi, sebagai orang tua, Yor dan Loid berusaha memahaminya hingga pada episode 12 yang tayang tadi malam, keduanya mengikuti keinginan Anya untuk bermain agen pura-pura. Oleh karena kisah keluarga yang unik inilah saya menarik kesimpulan menonton Spy x Family bukan sekadar hiburan, tetapi juga sebagai sedikit panduan dalam berkeluarga.
Discussion about this post