Selasa, 15/7/25 | 03:53 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI PUISI

Puisi-Puisi Mhd. Irfan

Minggu, 05/6/22 | 07:00 WIB

C

Kepada Ama Yanuarti
Di sana aku bersidekap dengan kegirangan,
betapa kali ini telah kusematkan segala kerapuhan,
berjejal di antara bukit dan padang yang terhampar,
o, inginku tinggal pada lindap hati ibumu.

Di sana aku lebamnya mentari-mentari letih,
aih, selalu ada pertandangan tentang malam yang tiada terlelapkan,
sekalipun kureguk tanda-tanda angin di tubuh ini,
tahu kapan nadi tanah akan mengalir deras tempat berpijak.

Ini langkahku,
ini tarekatku,
bersemayam dalam kalimat-Nya

Kandang Pedati, 2022

BACAJUGA

Puisi-puisi Mhd. Irfan

Puisi-puisi Mhd. Irfan

Minggu, 10/10/21 | 07:00 WIB

Puisi-Puisi Mhd. Irfan

Minggu, 05/9/21 | 07:00 WIB

A

Kepada Ama Yanuarti
Puisiku bukan lagi puisi yang menari menemu arti,
bukan esok menanam pagi kehilangan inti bumi,
geguritan alam dan kibasan pelangi,
tapi lembab tubuh bukan keluh yang menemu nanti.

O, mamamu,
ialah hari kemudian dengan pengharapan,
berbalas segala tengadah kedua tangan,
menuju ceruk terdalam di bibir beku.

Aku membaca ulang tentang peta jalan,
kiri kanan persimpangan,
riuh serta ricuh kesah yang mengendap di badan,
kurawat segala kelu yang semrawut dalam satu ikatan.

Ini hari lempung tanah dan rengkah matahari
bukan lagi pilihan,
namun tiada teribakan segala nisbi yang nyeri,
barangkali isyarat berkaca pedusunan.

Kandang Pedati, 2022

M

Kepada Ama Yanuarti
Para pencari jalan pulang,
orang-orang berumah dalam kehampaan,
berlenggang ke sana, menerka kebimbangan,
menggumamkan melodi-melodi serak.

Aku inginkan kepurbaan tubuhmu,
dari yang tak bernama itu,
akan kulepaskan segala dengkur di sepanjang tidur,
bahwa jalan pulang ialah kesesatan yang benar.

Sebab telah kusesati diri-diri yang lain,
hingga diriku menjadi diri yang tahu diri,
antara aku dengan aku-aku yang lain bertubuh satu,
dalam niscaya berulak segala tiba.

Pulang dalam keabadian suci,
dengan waktu berdetak sederhana,
api yang berwarna jingga,
ialah ibumu yang ingin kuibukan

Kandang Pedati, 2022

E

Kepada Ama Yanuarti
Aku hanyalah setubuh luka,
dengan pinta yang tak pernah padam dalam jiwa,
senantiasa bermandi lara di antara rengkah dada,
dan mulut berkepala.

Ingin kusampaikan tentang bibir yang tak terucap,
kata bagaikan patah kaki,
bergumul di mulut,
mengendap dalam geming jantung dan hati.

Jika singgah hanya lalu,
aku tak ingin melenggangkan langkah kaki,
sebab akan muram hari menghampiri,
badan lidap dengan mata ngilu membiru.

Adakah boleh aku berpinta tentang hati yang dilabuhkan,
lelah yang disandarkan,
hiruk pikuk hidup yang didekapkan,
dalam satu keabadian, Ma?

Kandang Pedati, 2022

R

Kepada Yolanda Putri Yohanes
Kudengar jeritan rindu,
seumpama pekik lengking tiupan bansi,
di sini aku termangu memintal limbubu,
membelah malam yang kian berdiri.

Jutaan kilometer telah kuutarakan kepada selatanmu,
senantiasa senggama ialah engkau yang di dalam kaca,
mendengungkan geletar gigil,
saat kugenggam tubuh bayang dalam kepala.

Kotakanlah aku di desamu,
akan kudesakan engkau dalam kotaku,
renangilah jantungku, timbalah hatiku,
akan engkau temukan dirimu dan penantian, kekasih.

Kandang Pedati, 2022

 

Biodata penulis:

Mhd. Irfan lahir di Pariaman, 26 September. Alumnus Sastra Indonesia Unand. Aktif menulis puisi, cerpen, dan esai. Bergiat di Burak Tour Literasi, Bengkel Seni Tradisional Minangkabau (BSTM), dan Labor Penulisan Kreatif (LPK), Lab. Pauh9. Saat ini merindu dengan Anggora Cimor.

Tags: #Mhd. Irfan
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Se Indonesia, seIndonesia, atau se-Indonesia?

Berita Sesudah

Alasan Berfoto dengan Kamera DSLR Digantung di Leher

Berita Terkait

Puisi-puisi Salwa Ratri Wahyuni

Puisi-puisi Salwa Ratri Wahyuni

Minggu, 06/7/25 | 11:46 WIB

Ilustrasi: Meta AI Hujan dan Macam-Macam Ketertundaan Oleh: Salwa Ratri Wahyuni september mengasuh nyawa bumi, dingin, lembab, serta berkabut pekat,...

Puisi-puisi Afny Dwi Sahira

Puisi-puisi Afny Dwi Sahira

Minggu, 29/6/25 | 08:47 WIB

Sumber gambar: Meta AI Alam Secantik Ibu Oleh : Afny Dwi Sahira Tenang anginnya, lembut peluknya Terang bulan seindah matamu...

Puisi-puisi Adli Maul

Puisi-puisi Adli Maul

Minggu, 22/6/25 | 14:06 WIB

Ilustrasi: Meta AI Dia dan Danau Oleh: Adli Maul Awali pagi dengan senyuman menaiki perahu, melintasi danau mata indah melihat...

Puisi-puisi Natalia Zebua

Puisi-puisi Natalia Zebua

Senin, 16/6/25 | 10:46 WIB

Pelarungan Oleh: Natalia Zebua Arus laut tampak gemetar melihat kedatanganku Dalam diam kuberanikan diri untuk melarung melati yang enggan mekar...

Puisi-puisi Elfa Edriwati

Puisi-puisi Elfa Edriwati

Minggu, 08/6/25 | 07:41 WIB

Ilustrasi:Meta AI Bersitatap Oleh: Elfa Edriwati Kala malam nan hangatnya menembus tiap ruang Bertemu di lorong-lorong kecil, bersitatap lalu tersenyum...

Puisi-puisi Yogi Resya Pratama

Puisi-puisi Yogi Resya Pratama

Minggu, 01/6/25 | 10:01 WIB

Ilustrasi: Meta AI Malamku Berisik Oleh: Yogi Resya Pratama Mengusik dan berderik Akar-akar akal pun tak luput mancari siasat Merayu...

Berita Sesudah
Yang Terbatas Bukan Fiksinya, Tetapi Cara Pandang Kita

Alasan Berfoto dengan Kamera DSLR Digantung di Leher

Discussion about this post

POPULER

  • Sekitar 150 warga Jorong Kampuang Surau, Nagari Gunung Selasih, Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, menggelar aksi unik dengan mengarak TOA (pengeras suara) keliling kampung pada Minggu malam (13/7/2025).

    Warga Kampuang Surau Arak TOA Keliling Kampung, Tuntut Pengembalian 20 Persen Lahan dari PT BPSJ

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sumbang 12 untuk Puti Bungsu Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tanda Titik pada Singkatan Nama Perusahaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perayaan HUT Koperasi ke-78 di Bukittinggi, Bung Hatta Kembali Jadi Inspirasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hegemoni Deiksis “We” dalam Perspektif Analisis Wacana Kritis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Penggunaan Kata Ganti Engkau, Kau, Dia, dan Ia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yusri Latif: Koperasi Harus Jadi Kunci Kebangkitan UMKM dan Potensi Lokal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024