Selasa, 02/12/25 | 05:12 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI KLINIK BAHASA

Mengenal Penggunaan Tanda Garis Miring

Minggu, 22/5/22 | 09:08 WIB
Oleh: Elly Delfia, S.S., M.Hum. (Dosen Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas)

Penggunaan tanda baca merupakan bagian penting dan paling mendasar untuk diperhatikan saat menulis. Perhatian terhadap penggunaan tanda baca yang benar merupakan sikap terbaik dalam menghargai dan menghormati bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang melambangkan martabat bangsa Indonesia.

Tanda baca yang resmi diperkenalkan dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia atau PUEBI (2016) ada 15 macam. Tanda baca tersebut yaitu tanda titik (.),  tanda koma (,), tanda titik koma (;), tanda titik dua (:), tanda hubung (-), tanda pisah (—), tanda tanya (?), tanda seru (!), tanda elipsis (…), tanda petik dua (“….”), tanda petik tunggal (‘….’), tanda kurung ((…)), tanda kurung siku ([…..]), tanda garis miring ( / ), dan tanda penyingkat (apostrof) (‘).

Semua tanda baca pada umumnya sudah pernah diulas dalam laman klinik bahasa Scientia.id kecuali tanda garis miring (/). Seperti semua tanda baca lain yang mempunyai fungsi dalam lalu lintas penataan kalimat dalam bahasa Indonesia, tanda garis miring (/) berfungsi sebagai penanda tiga (3) hal, yaitu:

1) Tanda garis miring dipakai pemisah unsur-unsur dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan penandaan  masa  satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim atau penanggalan atau kalender.

BACAJUGA

Struktur Kalimat Peraturan Perundang-undangan

Perkembangan Kosakata di Era Komunikasi Digital

Minggu, 16/11/25 | 07:55 WIB
Menyingkap Makna Kata “saja “ dalam Berbagai Konteks Kalimat

Menyingkap Makna Kata “saja “ dalam Berbagai Konteks Kalimat

Senin, 20/10/25 | 07:36 WIB

A. Pemisah unsur-unsur seperti nomor surat, kode instansi, kode bagian/kode unit, tanggal, dan tahun dalam              nomor surat
Contoh:
1. Nomor: 25/PK/II/2013
2. Nomor: 001/B/Scientia-R/05/2022
3. Nomor: 017/A/Scientia-R/05/2022

B. Pemisah nomor pada alamat
Contoh:
1. Jalan Permata Berlian III/12
2. Jalan Pesisir Selatan IV/9
3. Jalan Parkit II/10

C. Penanda satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim
Contoh:
1. Tahun ajaran 2021/2022
2. Semester ganjil 2020/2021
3. Semester genap 2018/2019

2) Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, serta per atau setiap
A. Tanda garis miring pengganti kata dan
         Contoh:
1. mahasiswa/mahasiswi: ‘mahasiswa dan mahasiswi’
2. pemuda/pemudi: ‘pemuda dan pemudi ‘
3. putra/putri: ‘putra dan putri’

B. Tanda garis miring pengganti kata atau
Contoh:
1. buku dan/atau majalah: ‘buku dan majalah atau buku atau majalah
2. nasi dan/atau bubur: ‘nasi dan bubur atau nasi atau bubur
3. denda dan/atau sanksi kurungan: ‘denda dan kurungan atau denda atau sanksi kurungan’. Fungsi tanda garis miring seperti ini banyak ditemukan dalam teks-teks peraturan perundang- undangan dan kebijakan.

C. Tanda garis miring pengganti kata per untuk menyatakan setiap
Contoh:
1. harganya Rp3.000,00/lembar: harganya Rp3.000,00 per lembar atau setiap lembar
2. harga apel Rp25.000,00/kg: harga apel Rp25.000,00 per kg atau setiap kg
3. harga sepatu Rp300.000/pasang: harga sepatu Rp300.000 per pasang atau setiap pasang

3) Tanda garis miring dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau pengurangan atas kesalahan atau kelebihan huruf di dalam naskah asli yang ditulis orang lain.
Contoh:
1. Buku Pengantar Ling/g/uistik karya Verhaar dicetak beberapa kali.
2. Peserta UTBK sedang berkonsen/t/trasi dalam mengerjakan ujian.
3. Pandemi/k/ Covid-19 telah mengubah banyak tatanan kehidupan.

Demikian fungsi penggunaan tanda garis miring dalam mengatur penggunaan kalimat dalam bahasa Indonesia. Semoga tanda baca  ini dapat digunakan dengan baik dalam aktivitas tulis-menulis.

Tags: #Elly Delfia
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Puisi-puisi Rasyafa Sabrakamila dan Ulasannya oleh Ragdi F. Daye

Berita Sesudah

Memaknai Garis Tangan

Berita Terkait

Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Bahasa Indonesia itu Mudah atau Sulit?

Minggu, 30/11/25 | 12:42 WIB

Oleh: Reno Wulan Sari (Dosen Tamu di Busan University of Foreign Studies Korea Selatan) Apakah bahasa Indonesia itu sulit? Atau...

Serba-serbi Kritik Sosial Habis Lebaran

Bahasa AI dan Curahan Hati Gen Z

Minggu, 23/11/25 | 06:43 WIB

Dr. Ria Febrina, S.S., M.Hum. (Doktor Linguistik dan Dosen Prodi S2 Linguistik Universitas Andalas)  Ada yang menarik dari kehadiran AI...

Struktur Kalimat Peraturan Perundang-undangan

Perkembangan Kosakata di Era Komunikasi Digital

Minggu, 16/11/25 | 07:55 WIB

Oleh: Elly Delfia (Dosen Prodi Sastra Indonesia dan S2 Linguistik FIB Universitas Andalas) Sebuah kosakata, frasa, atau istilah muncul karena...

Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Kalimat Perintah di dalam Bahasa Indonesia

Minggu, 02/11/25 | 16:55 WIB

Oleh: Reno Wulan Sari (Dosen Tamu di Busan University of Foreign Studies, Korea Selatan) Setiap bahasa memiliki berbagai ekspresi komunikasi,...

Serba-serbi Kritik Sosial Habis Lebaran

Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Surat-Menyurat

Senin, 27/10/25 | 07:19 WIB

Oleh: Dr. Ria Febrina, S.S., M.Hum. (Dosen Prodi Sastra Indonesia dan S2 Linguistik FIB Universitas Andalas)  Ketika seseorang diminta menulis...

Menyingkap Makna Kata “saja “ dalam Berbagai Konteks Kalimat

Menyingkap Makna Kata “saja “ dalam Berbagai Konteks Kalimat

Senin, 20/10/25 | 07:36 WIB

Oleh: Elly Delfia (Dosen Prodi Sastra Indonesia dan S2 Linguistik Universitas Andalas) Kata saja amat sering digunakan dalam berbagai bentuk...

Berita Sesudah
Lari yang Menyedihkan

Memaknai Garis Tangan

Discussion about this post

POPULER

  • Kantor PDAM Kota Padang.[foto : net]

    PDAM Padang Kerahkan Mobil Tangki Gratis, Krisis Air Bersih Dipastikan Tetap Terkendali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sumbang 12 untuk Puti Bungsu Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Donizar Desak Pemerintah Siapkan Layanan Medis Pasca Banjir

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Kata “bapak” dan “ibu” Harus Ditulis dalam Huruf Kapital ?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jalan Water Front City Amblas 200 Meter di Pariaman Selatan, Tanpa Rambu dan Penerangan: Warga Terancam Nyawa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Prabowo Tinjau Lokasi Bencana di Sumbar Hari Ini, Pastikan Penanganan Berjalan Cepat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Korban Jiwa Bencana Terus Bertambah, 132 Meninggal dan 118 Masih Hilang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024