Senin, 16/6/25 | 05:16 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI RENYAH

Yang Istimewa dan Khas Itu Namanya Kusuih

Minggu, 03/4/22 | 15:58 WIB

Salman Herbowo
(Kolumnis Rubrik Renyah Scientia.id)

 

Akhir pekan lalu, saya berkunjung ke tempat salah seorang pengrajin seni ukir motif khas Minangkabau di Sungai Pua Kabupaten Agam. Pak Af, begitu beliau memperkenalkan dirinya kepada kami saat pertama bertemu. Saya senang dan antusias bertemu dengannya. Tentu ada pengalaman, pelajaran, dan juga cerita menarik yang menambah wawasan terutama dalam hal seni ukir motif khas Minangkabau.

Sesampainya di kediaman Pak Af, kami diajak ke gudang tempatnya bekerja. Saya takjub melihat berbagai benda unik dan menarik yang tercipta dari tangan kreatifnya. Ada beberapa jenis ukiran motif Minangkabau yang terpampang di dinding, juga miniatur Jam Gadang dan Rumah Gadang Istana Pagaruyuang. Tidak hanya itu, ia juga menyimpan beberapa potongan papan dan kayu yang berukir motif khas Minangkabau dari Rumah Gadang yang sudah roboh. Ia juga memiliki hobi dalam memotret berbagai ukiran Rumah Gadang, dan hasilnya dicetak dalam bentuk dummy dengan penjelesan nama motif, makna, dan filosofinya, disertai juga beberapa jenis produk yang dapat digunakan motif tersebut. Saya kira akan lebih bagus jika dummy itu diterbitkan menjadi buku.

BACAJUGA

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Jalan Pagi atau Jajan Pagi

Minggu, 15/6/25 | 17:57 WIB
Satu Tikungan Lagi

Masih Tentang Busa dan Bilasan

Minggu, 08/6/25 | 17:51 WIB

Ada cerita unik dan menggelitik dari pembicaraan kami dengan Pak Af. Bukan persoalan jenis motif ukir khas Minangkabau atau filosofi yang terkandung di dalamnya, namun perihal salah satu kata dalam dialek bahasa Minangkabau yaitu kusuih. Dan setelah pertemuan itu, kata kusuih selalu menjadi bahan pembicaraan kami selama perjalanan balik ke Padang. Kata kusuih sebenarnya tidak asing dan lazim digunakan dalam bahasa keseharian, terutama di lingkungan tempat saya tinggal.

Kusuih yang dimaksud adalah khusus dalam bahasa Indonesia. Khusus dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki makna khas; istimewa; tidak umum. Dapat dipahami bahwa kusuih yang dimaksud adalah sesuatu yang memiliki kekhasan dan tidak umum, jika itu berupa barang maka ia unik dan hanya dimiliki oleh si pemilik saja. Lebih kerennya kita sebut dengan “tiada duanya”. Setiap yang kusuih tentu istemewa dan menjadi sebuah kebanggaan bagi si empunya.

Cerita ini bermula saat Pak Af bertanya mengenai posisi kata kusuih dalam bahasa Minangkabau dan maknanya. Kami mencoba menjelaskan sesuai dengan kemampuan dan bidang ilmu yang dipelajari. Salah seorang tim kami juga mencoba menelusuri kata kusuih dalam Kamus Minangkabau-Indonesia, juga memberikan kata lain yang dapat digunakan dan memiliki makna sama dengan kusuih serta terdaftar di dalam kamus. Sepertinya penjelesan kami tidak seperti yang diharapkan dan agaknya sedikit membuat Pak Af kecewa. Kenapa begitu?

Jawaban itu baru dapat kami ketahui dua jam kemudian. Hal yang membuat kami tertegun dan menyadarinya adalah sebuah plastik kemasan dengan merek dagang “Kusuih Minang”. Agaknya cukup lama pula kami terperangah dan saling pandang mengenai penjelasan kusuih tadi, namun tetap diakhiri dengan gelak tawa bersama Pak Af. Rupanya jawaban yang ingin didapatkan olehnya adalah dukungan dan legitimasi mengenai keberadaan kata kusuih dalam bahasa Minangkabau.

Saya menyadari hal yang kusuih haruslah diperjuangkan. Memang sesuatu yang kusuih terkadang sulit diterima oleh orang lain, tapi tidak ada yang mustahil bagi kita untuk mempertahankan yang kusuih tersebut. Yang penting kita harus giat untuk terus mempromosikannya. Tidak menutup kemungkinan pula kata kusuih juga masuk dalam kamus bahasa Minangkabau. Begitu pun bagi seseorang yang memiliki tempat kusuih di hati, tentu haruslah diperjuangkan agar jangan pindah ke lain hati.

Tags: #Salman Herbowo
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Puisi-puisi Indah Wulandari Pulungan

Berita Sesudah

Puisi-puisi Surya Hafizh dan Ulasannya oleh Ragdi F. Daye

Berita Terkait

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Jalan Pagi atau Jajan Pagi

Minggu, 15/6/25 | 17:57 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Beberapa minggu terkahir ini, di akhir pekannya saya suka jalan-jalan pagi. Niat awalnya olah...

Satu Tikungan Lagi

Masih Tentang Busa dan Bilasan

Minggu, 08/6/25 | 17:51 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Minggu lalu, di rubrik Renyah, saya menulis tentang pengalaman mencuci pakaian—aktivitas sederhana yang diam-diam...

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Cerita dari Balik Busa dan Bilasan

Minggu, 01/6/25 | 16:05 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Ada satu kebiasaan yang tak pernah absen menemani masa-masa kuliah saya dulu, menumpuk cucian....

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Jam Tangan dan Seni Menjadi Siapa

Minggu, 25/5/25 | 13:50 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah) Seorang teman pernah berujar tentang urgensi dari jam tangan. Ia menjelaskan tentang benda kecil yang...

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Tertinggal Karena Lupa, Tertawa Karena Ingat

Minggu, 18/5/25 | 16:44 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Lupa adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Dalam keseharian, kita sering kali dibuat repot...

Sebagian Tidak Suka Orang yang Banyak Cerita

Menyulam Nilai Lewat Cerita: Inyiak Bayeh dan Cerita-cerita Lainnya

Minggu, 11/5/25 | 17:14 WIB

Lastry Monika Dosen Prodi Sastra Minangkabau FIB Unand/Kolumnis Rubrik Renyah   Dalam tiga minggu terakhir, saya selalu mengangkat tema seputar...

Berita Sesudah
Puisi-puisi Surya Hafizh dan Ulasannya oleh Ragdi F. Daye

Puisi-puisi Surya Hafizh dan Ulasannya oleh Ragdi F. Daye

Discussion about this post

POPULER

  • Salah Kaprah Penggunaan In dan Out di Ruang Publik

    Salah Kaprah Penggunaan In dan Out di Ruang Publik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Magister Ilmu Komunikasi FISIP UPNVJ Raih Akreditasi Baik Sekali dari BAN-PT

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puan Maharani Apresiasi Meta Dukung Indonesia Berantas Judi Online

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Warga Koto Padang Dharmasraya Swadaya Perbaiki Jembatan Gantung yang Ambruk

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Aliansi OKP se-Dharmasraya Minta Polres Dharmasraya Tingkatkan Pengawasan Keamanan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Frasa tentang Iklim dalam Situs Web Greenpeace

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bubur Kirai Kuliner Khas Muaro Bungo Jambi dari Zaman Baheula

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024