Sabtu, 14/6/25 | 18:40 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI PUISI

Puisi-puisi Muthia Triana Dewi

Minggu, 27/2/22 | 07:00 WIB

Biru

Terbaring di garis yang putih
Mendengar suaramu yang merdu
Melihat ragamu yang biru
Cukup membasuh lukaku
Menenangkan jiwa yang sedang memberontak
Harus kuucapkan terima kasih
Kepada engkau yang biru

Biru yang menenangkan
Dengan ragamu yang dalam
Yang hanya mampu aku lihat
Pada garis putih yang panjang
Yang tak pernah berani aku selami
Tak akan pernah berani aku telusuri
Karena kutahu
Itu hanya akan membunuhku

 

Menerkam

Mereka datang
Memaku ego
Menitip angan
Menaruh harap
Merangkai percaya
Menggantung semangat
Namun, merangkak
Menerkam jiwa

BACAJUGA

No Content Available

 

Jalan Buntu

Apa itu jalan buntu?
Apa itu salah jalan?
Aku tak pernah tahu itu!
Yang kutahu
Selama napasku masih berderu
Dan selama darahku mengalir deras
Jalanan itu tidak pernah buntu!

Apa itu gelap gulita?
Apa itu gang sempit yang mencekam?
Aku tak pernah tahu itu!
Yang kutahu
Selama jantungku masih berdetak
Selama kakiku masih menapak
Kuakan terus berjalan maju!

 

Darah

Bagai darah merah yang membeku
Membuat hitam kukuku yang putih
Maka akan kuukir itu
Di tubuhmu yang indah
Sebagaimana engkau mengukirnya di tubuhku!

Aku bukan lumba-lumba yang bermuka dua
Bukan juga marmot yang ramah
Aku hanyalah aku
Yang tak sebaik surga
Dan tak juga sejahat neraka
Aku hanyalah aku
Yang tak bisa engkau bungkam
Yang tak mudah dijinakkan
Aku hanyalah aku
Yang akan terus mengikutimu
Mengganggu mimpi indahmu
Hingga engkau pun tersadar
Akan darah-darah yang tumpah
Akan luka yang engkau ukir
Di tubuh-tubuh yang tak berdosa

 

Biodata Penulis:

Muthia Triana Dewi merupakan Mahasiswi Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas dan seorang gadis yang suka makan, suka laut, dan suka mendung.

Tags: #Muthia Triana Dewi
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

“Amin” atau “Aamiin”

Berita Sesudah

Returning Journey dalam Novel Pulang

Berita Terkait

Puisi-puisi Elfa Edriwati

Puisi-puisi Elfa Edriwati

Minggu, 08/6/25 | 07:41 WIB

Ilustrasi:Meta AI Bersitatap Oleh: Elfa Edriwati Kala malam nan hangatnya menembus tiap ruang Bertemu di lorong-lorong kecil, bersitatap lalu tersenyum...

Puisi-puisi Yogi Resya Pratama

Puisi-puisi Yogi Resya Pratama

Minggu, 01/6/25 | 10:01 WIB

Ilustrasi: Meta AI Malamku Berisik Oleh: Yogi Resya Pratama Mengusik dan berderik Akar-akar akal pun tak luput mancari siasat Merayu...

Puisi-puisi Salwa Ratri Wahyuni

Puisi-puisi Salwa Ratri Wahyuni

Minggu, 25/5/25 | 15:05 WIB

Ilustrasi: Meta AI Senantiasa Aku Tersesat di Matamu Oleh: Salwa Ratri Wahyuni bila siang memang panggung sandiwara maka malam tercipta...

Puisi-puisi Yogi Resya Pratama

Puisi-puisi Yogi Resya Pratama

Minggu, 18/5/25 | 08:43 WIB

Ilustrasi: Meta Ai Untuk Cinta Oleh: Yogi Resya Pratama Untuk cinta kukira bersamamu aku bahagia, Tapi ternyata tanpamu aku jauh...

Puisi-puisi Afny Dwi Sahira

Puisi-puisi Afny Dwi Sahira

Minggu, 11/5/25 | 11:29 WIB

Ilustrasi: Meta AI Mahasiswa Fakultas Timbangan Keadilan Oleh: Afny Dwi Sahira Kau datang pada sebuah pertemuan Tak ada yang mengundangmu...

Puisi-puisi Eliza Nuzul Fitria

Puisi-puisi Eliza Nuzul Fitria

Minggu, 04/5/25 | 07:45 WIB

Ilustrasi: Meta AI Melanjutkan Episode Oleh: Eliza Nuzul Fitria Bukan nyanyian, melainkan tangisan Tanyalah pada mereka yang menanggung beban Setetes,...

Berita Sesudah
Returning Journey dalam Novel Pulang

Returning Journey dalam Novel Pulang

Discussion about this post

POPULER

  • Bubur Kirai Kuliner Khas Muaro Bungo Jambi dari Zaman Baheula

    Bubur Kirai Kuliner Khas Muaro Bungo Jambi dari Zaman Baheula

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Maling Sawit dan Getah Karet Marak di Dharmasraya, Petani Menjerit

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara dan Ulasannya oleh Azwar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puisi-puisi Elfa Edriwati

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tanda Titik pada Singkatan Nama Perusahaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Warga Nagari Sikabau Keluhkan Ganti Rugi Lahan Plasma Terdampak Jaringan Listrik PT AWB

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kata Penghubung dan, serta, dan Tanda Baca Koma (,)

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024