Minggu, 24/8/25 | 23:47 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI KREATIKA

Puisi-puisi Linda Tanjung dan Ulasannya oleh Ragdi F. Daye

Minggu, 15/8/21 | 07:00 WIB

Tingkuluak Kompong dalam Lemari

Tingkuluak kompong dalam lemari
Berbisik merintih perih
Tak lagi beranjak
Pergi pada keabadian tak tersentuh generasi
Kuno dan tak berarti
Malu menunjukkan jati diri
Sesungguhnya makna sejati kesopanan seorang padusi
Tingkuluak kompong dalam lemari
Tak lagi bersama menjadi sejoli
Baju basiba entah kemana kini
Hanya dipakai oleh amai-amai bersugi
Atau hanya ibu-ibu pejabat tinggi
Dalam helatan resepsi demi prestise negeri
Tingkuluak kompong  kemana kini
Hanya sebagai hiasan para penari
Dalam acara perhelatan nagari
Yang dijual untuk katanya masih berbudaya dalam negeri
Padahal para pemudi tak peduli
Bukan tren lagi di tengah pandemi
Apalagi tak ada pesta negeri
Tingkuluak kompong tak lagi makna sopan diri
Kato nan ampek punah bersama bak embun pagi yang pergi
Semua berlomba jadi cantik sesuai acara di televisi
Tingkuluak kompong hanya tinggal tradisi
Tersimpan dalam peti di lemari, berdebu dan tak bersih lagi.

 

Gadis Belia di Kaki Merapi

Mencari sejumput jiwa suci
Dalam nyanyian daun di pagi
Tak ada suara terucap
Kebekuan gunung, membisu
Hanya satu yang terharap
Antara seribu harap
Kapan buah pena menjadi nyata
Dalam karya membahana
Di tangan gadis belia
Kaki gunung memberi asa
Kapan pena terasah mendunia
Memenuhi persada semesta
Membentuk moral membaja
Demi bangsa ternoda

Kapan pernah terasah
Dari tangan sang gadis belia

BACAJUGA

Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Minggu, 01/6/25 | 06:46 WIB
Puisi-puisi Feiruzy Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Puisi-puisi Feiruzy Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Minggu, 27/4/25 | 16:31 WIB

Batusangkar, 7 Mei 2006
Kenangan PonPes Thawalib untuk adik-adik tercinta

 

Bulan Bintang Bercahaya

Bagai langit dan bumi
Bersahabat didampingi pelangi
Seperti aku dan negeri
Akrab di tanah ini

Indonesia negara merdeka
Penjajah tak lagi bertahta
Di bumi persada nusantara
Karena jasa pahlawannya

Nusantara negeri kaya
Bagai bintang di langit raya
Bercahaya di jagat semesta
Pondasinya di tangan pemuda

Ratu malam bersinar bercahaya
Dengan senyum yang serupa
Memandang pembangunan bangsa
Bak mercusuar yang perkasa

Mari pemuda pemudi bangsa
Bela Negara Indonesia
Meski suku bangsa berbeda
Tetap satu dalam jiwa

 

Biodata Penulis:

Linda Tanjung adalah nama pena Lindawati. Guru SMP Islam Raudhatul Jannah Payakumbuh ini sedang merintis kembali rumah baca Pustaka Dua-2. Linda dapat dihubungi di FB:Linda Wati, IG:@lin_tanjung, dan channel YouTube:Bu Lin. No HP/Wa:081363318346. Selain sebagai guru,Ummi F4 ini juga penggiat literasi  dan pemerhati pendidikan keluarga dan anak (parenting).

 


Kata-kata Bernyala Nyali



Oleh : Ragdi F. Daye
(buku terbaru yang memuat puisinya Sebuah Usaha Memeluk Kedamaian, 2021)

 

Mari pemuda pemudi bangsa
Bela Negara Indonesia
Meski suku bangsa berbeda
Tetap satu dalam jiwa 

Agustus adalah bulan kemerdekaan. Di mana-mana bendera merah-putih berkibar menggelorakan nasionalisme dalam diri setiap anak bangsa. Umbul-umbul dan aneka macam asesoris bernuansa warna bendera dan atribut perjuangan turut menyemarakkan peringatan hari ulang tahun Republik Indonesia. Kemerdekaan yang merupakan hak semua bangsa memang layak dirayakan dan, terutama, disyukuri.

Perjuangan kemerdekaan tak lepas dari perhatian dan dukungan sastra. Kisah-kisah perjuangan yang yang menguatkan gagasan tentang perjuangan mencapai kemerdekaan dan mempertahankannya. Karya sastra yang berisi tentang kehidupan manusia dapat menjadi dokumentasi tentang kondisi zaman yang mengalami dinamika.

Mujiyanto (2007) mengungkapkan bahwa sastra mewakili kehidupan, dan secara umum, kehidupan adalah sebuah realitas sosial. Penyair, sebagai anggota masyarakat mempunyai status sosial tertentu. Hal ini berarti dia mendapatkan beberapa derajat penghargaan sosial. Dia menulis untuk audiens tertentu. Jadi, sastra biasanya tumbuh dari hubungan yang dekat dengan lembaga sosial tertentu. Lebih dari keeratan hubungan antara puisi dan sastra dengan masyarakat dalam arti komunitas orang-orang, puisi ditengarai memiliki medan jelajah yang tak terbatas, yang tembus ruang dan waktu serta punya arti yang sangat luas.

Puisi dipandang sebagai ungkapan interaksi dunia dalam seseorang dengan dunia luar. Dari pandangan inilah, semua hal di dunia ini bagi seorang penyair adalah puisi. Ia hanya perlu sedikit ruang sunyi di sebuah sudut yang tidak diperhatikan orang lain. Dari situ, ia dapat memandang hal-hal dari sudut yang lain pula, sudut pandang yang tidak dilihat orang kebanyakan.

Bagi sebagian penyair, puisi dituntut untuk memberi manfaat langsung dalam kehidupan praktis. Dari mereka, kemudian muncullah sajak-sajak yang berkomunikasi secara langsung, vulgar dan tanpa basa-basi. Isinya bisa mengajak, memprovokasi, mengajari. Puisi-puisi tradisional relatif lebih langsung dari segi bahasa karena ditujukan untuk bercerita atau menasihati. Sebagian yang lain percaya puisi adalah bahasa renung yang bersifat pribadi. Dari mereka, dihasilkan sajak-sajak yang gelap atau ‘remang-remang” sehingga diperlukan kejernihan hati dan kepekaan perasaan untuk berinteraksi dengan sajak-sajak tersebut. Dari sisi penyair, dia mengasah rasa kemanusiaannya melalui proses penciptaan puisi. Dari sisi pembaca, mereka mengasah kepekaan rasa untuk berdialog dengan puisi tersebut. Interaksi yang terjadi lebih pada level spiritual, sedangkan pada kelompok lain, interaksi lebih pada level praktis.

Menurut Pradopo (1987), puisi mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan dan merangsang imajinasi indrawi, dengan menggunakan susunan kata berirama dan menarik, yang merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia. Unsur-unsur yang penting dari puisi adalah emosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama, kesan alat indera, susunan kata, kata-kata kiasan, kepadatan, dan perasaan. Ada tiga elemen yang membangun puisi, yakni elemen pemikiran, ide, dan emosi, kedua elemen bentuk, dan ketiga elemen kesan yang terwujud dengan media bahasa.

Edisi kali ini, Kreatika memuat tiga buah puisi dari Linda Tanjung. Ketiganya berjudul “Tingkuluak Kompong dalam Lemari”, “Gadis Belia di Kaki Merapi”, dan “Bulan Bintang Bercahaya”. Puisi-puisi ibu guru ini bernada lantang berisi suara kritis tentang problematika kehidupan yang menjadi perhatian sang penyair.

Puisi pertama mengekspresikan kegelisahan penyair tentang perubahan perilaku masyarakat (Minangkabau) dalam berpakaian, khususnya kaum perempuan. Budaya Minang yang bersendi agama Islam menuntun kaum perempuan untuk menggunakan pakaian yang menutup aurat, pakaian perempuan Minang yang disebut baju kurung basiba, produk budaya yang perlu dilestarikan.

Tingkuluak kompong dalam lemari/ Tak lagi bersama menjadi sejoli/ Baju basiba entah kemana kini/ Hanya dipakai oleh amai-amai bersugi/ Atau hanya ibu-ibu pejabat tinggi/ Dalam helatan resepsi demi prestise negeri// Tingkuluak kompong  kemana kini/ Hanya sebagai hiasan para penari/ Dalam acara perhelatan nagari/ Yang dijual untuk katanya masih berbudaya dalam negeri/ Padahal para pemudi tak peduli/ Bukan tren lagi di tengah pandemi/ Apalagi tak ada pesta negeri.

Puisi kedua mengungkapkan tentang kreativitas di negeri yang beralam indah. Sumatera Barat yang memiliki kekayaan alam dan budaya adalah modal besar untuk inspirasi kreator. Tak aneh bila dari ranah ini banyak lahir sastrawan dan seniman besar.  Hanya satu yang terharap/ Antara seribu harap/ Kapan buah pena menjadi nyata/ Dalam karya membahana/ Di tangan gadis belia

Menyinggung momen peringatan kemerdekaan, Linda Tanjung menyuarakan kritiknya terhadap kondisi kehidupan kebangsaan yang mengalami krisis karena munculnya kubu-kubu perseteruan. Kesatuan dan persatuan antarkomponen bangsa adalah sesuatu yang sangat penting. Indonesia negara merdeka/ Penjajah tak lagi bertahta/ Di bumi persada nusantara/ Karena jasa pahlawannya// Nusantara negeri kaya/ Bagai bintang di langit raya/ Bercahaya di jagat semesta/ Pondasinya di tangan pemuda.

Sebagai penutup, mari kita simak puisi “Persetujuan Dengan Bung Karno” karya Chairil Anwar:
Ayo! Bung Karno kasih tangan, mari kita bikin janji
Aku sudah cukup lama dengan bicaramu
Dipanggang di atas apimu
Digarami lautmu dari mulai tanggal 17 Agusutus 1945 

Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
Aku sekarang api, Aku sekarang laut
Bung Karno! Kau dan aku satu zat satu urat
Di zat mu, di zat ku kapal-kapal kita berlayar
Di urat mu, di urat ku kapal-kapal kita bertolak dan berlabuh.[]

 

Catatan:

Kolom ini diasuh oleh FLP Sumatera Barat bekerja sama dengan Scientia.id. Kolom ini diperuntukkan untuk pemula agar semakin mencintai dunia sastra (cerpen dan puisi). Adapun kritik dalam kolom ini tidak mutlak merepresentasikan semua pembaca. Kirimkan cerpen atau puisimu ke karyaflpsumbar@gmail.com.

Tags: #Ragdi F. Daye
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Hari Remaja Internasional 2021 “Menjadi Remaja Keren”

Berita Sesudah

Lelaki yang Menunggu Balasan Email Redaksi

Berita Terkait

Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara dan Ulasannya oleh Azwar

Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara dan Ulasannya oleh Azwar

Minggu, 08/6/25 | 16:36 WIB

  Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara Alienasi Hidup Kita hanya seorang pelancong Yang mengembara segala tempat Lalu tinggal – termenung Di...

Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Minggu, 01/6/25 | 06:46 WIB

Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra Gambar Diri Ini gambar diri. Aku yang berjalan tak selalu lurus, kadang tersandung bayangan sendiri, cerobohku...

Cerpen “Seberkas Titik yang Masih Tertinggal” Karya Arifah Prima Satrianingrum dan Ulasannya oleh Azwar

Cerpen “Seberkas Titik yang Masih Tertinggal” Karya Arifah Prima Satrianingrum dan Ulasannya oleh Azwar

Minggu, 25/5/25 | 09:15 WIB

Seberkas Titik yang Masih Tertinggal Cerpen Oleh: Arifah Prima Satrianingrum   Siang itu, matahari dengan terik mengambang di Padang. Ruas-ruas...

Puisi-puisi Karya Farha Nabila dan Ulasannya Oleh Dara Layl

Puisi-puisi Karya Farha Nabila dan Ulasannya Oleh Dara Layl

Minggu, 11/5/25 | 07:10 WIB

Puisi-puisi Farha Nabila   Kanak-Kanak dalam Diri Tatkala kutemukan diriku dalam relung kesepian Yang disana takkan kutemukan dengungan sumpah serapah...

Cerpen “Sejauh Apapun, Kau Akan Selalu Hebat” karya Balqin Adzra dan Ulasannya oleh M. Adioska

Cerpen “Sejauh Apapun, Kau Akan Selalu Hebat” karya Balqin Adzra dan Ulasannya oleh M. Adioska

Minggu, 04/5/25 | 08:40 WIB

Sejauh Apapun, Kau Akan Selalu Hebat Karya: Balqin Adzra   “Silahkan mampir! Kami mempunyai mochi varian baru!” teriak sang penjual...

Puisi-puisi Feiruzy Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Puisi-puisi Feiruzy Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Minggu, 27/4/25 | 16:31 WIB

Puisi-puisi Feiruzy Azzahra   Merindu Nagari Nan Jauh Tiap langkah yang menapak Meninggalkan rindu yang menjejak Risau nan gulandah memenuhi...

Berita Sesudah
Lelaki yang Menunggu Balasan Email Redaksi

Lelaki yang Menunggu Balasan Email Redaksi

Discussion about this post

POPULER

  • Aduh! Maarten Paes Cedera, Absen Bela Timnas Indonesia 6-8 Minggu

    Aduh! Maarten Paes Cedera, Absen Bela Timnas Indonesia 6-8 Minggu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sumbar Raih Penghargaan Nasional Perhutanan Sosial 2025

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • PCNU Dharmasraya Gelar Konfercab ke-V

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duka Kecelakaan Kereta di Padang: Wagub Sumbar Desak Perbaikan Sistem Keselamatan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ormas dan OKP Tak Dilibatkan dalam Kebijakan Pemkab, Sekretaris KNPI Dharmasraya: Bentuk Keangkuhan Bupati

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • IPNU-IPPNU Pesisir Selatan Cetak Pemimpin Baru, Teguhkan Semangat Kaderisasi Pelajar NU

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sumbang 12 untuk Puti Bungsu Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024