Nyanyian Air Asin
Sepagi itu apa yang kau tunggu?
Tanya tegas hempasan laut
Tidak ada kerjaan lain saja
Tawanya di ayunan riak
Lihat aku dong,
Tertawa lepas hanyutkan gelombang
Kugulung-gulung, kuhempaskan
Tetap saja, sedih itu teman setiaku
Kau harus tahu
Aku di sini melihatmu seorang diri
Lamunkan kebahagiaan yang tak akan kau jumpa lagi
Sudahlah, jalani saja takdir masing-masing
Padang, Maret 2021
Telah Berlalu
Rintih keras hujan di malam itu
Melempar dingin dilarikan kaku
Hembuskan cacian bernada umpatan
Dipaksa pecah lewat nyanyian
Rintih keras hujan di malam itu
Menindih lembutnya uraian kata
Menyongsong lupa rangkaian cerita
Ingin kembali mengulang rasa
Rintih keras hujan di malam itu
Adalah kesaksian purnama kelabu
Mendengar lagu mengulang waktu
Mengulang kisah di buku-buku rindu
Rintih keras hujan di malam itu
Tak dapat lagi, telah berlalu
Padang, Maret 2021
Isyarat Daun Layu
Aku terperangah mendengar isyarat daun layu
Simfoni angin menyentakkan hembusan segar
Bercerita gembira tentang hidup yang kelabu
Bergerilya hilir mudik mencari mekar
Kini dirinya terbuai
Mengudara di atas pujian mawar mekar
“Kau harapanku, kau suluhku!”
Lalu, tiba-tiba terjun, melambaikan tangan
“Tolong Aku!”
Padang, Januari 2021
Biodata:
Yogi Resya Pratama lahir di Kota Pariaman. Jurnalis dan alumni SMA Negeri 3 Pariaman ini kini tengah merampungkan studi di Program Studi Konseling, IAIN Batusangkar.
Discussion about this post